Liputan6.com, Palembang - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi berharap dengan ada Light Rail Transit (LRT) di Palembang bisa menjadi gaya hidup masyarakat. Dia yakin dengan mengarahkan masyarakat ke moda transportasi massal maka bisa mengurangi kemacetan.
"Karena ini lifestyle butuh kesadaran bahwa LRT itu angkutan masa depan. Warga Palembang beruntung bisa mendapatkan LRT sebelum kemacetan itu begitu banyak," kata Budi ketika mengunjungi proyek LRT di Palembang, seperti ditulis Senin (11/12/2017).
Untuk itu, Menhub Budi melanjutkan, dibutuhkan sosialisasi mengenai penggunaan angkutan massal seperti LRT ini. "Jadi dengan sosialisasi tumbuh pola masyarakat menggunakan LRT dan mengurangi penggunaan mobil kecil dan kendaraan roda dua. Lifestlye ini harus disampaikan kepada masyarakat," kata Budi.
Advertisement
Agar diterima masyarakat, Budi juga akan menyediakan transportasi penghubung yang terintegrasi dengan LRT.
"Jadi nanti ada feeder, maka pergerakan masyarakat lebih efisien," ujar Budi.
Tidak hanya itu, Budi juga menjanjikan supaya tarif LRT ini tidak membebani masyarakat. Meski belum diputuskan, dia berharap tarif tersebut bisa sekitar Rp 5 ribu.
Baca Juga
"Tarif nanti akan kita share ke publik bagaimana cara menetapkan tarif. Mungkin nanti disubsidi. Yang jelas tarif yang relatif sama dengan angkutan kota, 5 ribu," Budi mengungkapkan.
Namun, seberapa canggih LRT ini? Berdasarkam informasi yang diperoleh Liputan6.com, LRT mampu membelah kemacetan yang ada di kota Palembang sehingga dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II ke Stadion Jakabaring yang berjarak 23 kilometer bisa ditempuh hanya dalam waktu sekitar Rp 30 menit.
Sementara, jika ditempuh dengan mobil atau angkutan umum di tengah kondisi jalan padat, waktu yang dibutuhkan mencapai 1 jam 30 menit.
Nantinya, LRT akan beroperasi dari pukul 05.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB. Jika ketinggalan kereta LRT, jangan khawatir karena dalam 10 menit kereta LRT akan kembali datang di stasiun bandara.
Kapasitas muat LRT ini setara 65 mobil berkapasitas tujuh orang atau sekitar 459 orang. Pada tahap awal akan didatangkan 3 kereta LRT yang setiap kereta terdiri dari 3 wagon.
Ketika pagelaran Asian Games berlangsung akan beroperasi 8 kereta LRT. Namun, Budi belum memastikan apakah LRT itu hanya akan digunakan bagi atlet dan panitia atau sudah bisa digunakan masyarakat umum.
"Ketika Asian games, harusnya bisa digunakan masyarakat. Makanya butuh koordinasi berapa atlet yang akan datang. Kalau sedikit sekali (atlet yang datang) kan useless, jadi biar yang berpesta atlet dan masyarakat," Budi menandaskan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Tarif Tiket LRT Palembang
Sebelumnya Light Rail Transit atau LRT di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) bakal menjadi salah satu alternatif transportasi cepat yang murah. Namun untuk tarif yang akan diberlakukan, kemungkinan akan sama dengan tarif angkotan perkotaan (angkot).
Saat Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, meninjau Zona I LRT di kawasan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, dia melihat perkembangan yang cukup menggembirakan.
Target Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk perkembangan pembangunan LRT di Palembang sesuai dengan di lapangan. Capaian LRT Palembang kini sudah memasuki 76 persen, dan butuh beberapa percepatan pengerjaan.
Saat disinggung tentang tarif yang dibebankan kepada penumpang, kata Menhub, pihaknya masih akan melakukan studi secara terperinci.
"Tarifnya sekitar Rp 5.000, bisa subsidi atau bertahan dengan tarif yang sama dengan angkutan kota," katanya kepada Liputan6.com, Minggu, 10 Desember 2017.
Dia mengatakan pihaknya masih akan mempelajari lagi berapa idealnya tarif yang akan diberlakukan. Termasuk melakukan rapat bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Dinas Perhubungan (Dishub) Sumsel dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel.
Perlintasan LRT dibuat dari Jakabaring Sport City (JSC) hingga ke Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang. Program pemerataan fasilitas transportasi alternatif LRT ini, menjadi bagian dari tujuan Kemenhub untuk mengurai kemacetan.
Menhub mengharapkan masyarakat Indonesia bisa menjadikan transportasi LRT sebagai bagian dari gaya hidup.
"Naik LRT bisa jadi lifestyle, tapi memang butuh pengetahuan dan kesadaran. PT KAI nantinya bertugas untuk sosialisasi ke masyarakat," katanya.
Salah satu manfaat dari Kereta Api Ringan ini membidik pengurangan penggunaan mobil bermuatan kecil dan kendaraan roda dua. Jika masih menggunakan kendaraan pribadi, bisa dibatasi hanya sampai di kawasan park and ride.
Beberapa kota di Indonesia juga dibidik untuk dibangun LRT, seperti di Medan, Sumatera Utara (Sumut), Solo, Jawa Tengah (Jateng), Bandung, Jawa Barat (Jabar), Surabaya, Jawa Timur (Jatim) dan Makassar.
Beberapa kota yang kemungkinan akan dibangun fasilitas LRT, karena melihat kepadatan penduduk dan tingkat kemacetan yang tinggi.
Advertisement