Kebakaran Hutan RI Turun Signifikan dalam 2 Tahun

Pada 2015 tercatat kebakaran hutan mencapai 2,6 juta ha dan di 2016 turun sebesar 94 persen dengan total kebakaran menjadi 146 ribu ha.

oleh Septian Deny diperbarui 19 Des 2017, 20:26 WIB
Diterbitkan 19 Des 2017, 20:26 WIB
20150904-Kebakaran-Hutan-Riau
Petugas pemadam kebakaran berusaha mematikan sisa titik api yang masih menyala di cagar alam biosfer Giam Siak Kecil di Riau (3/9/2015). Sebagian lahan hutan yang memiliki luas ratusan ribu hektar itu terlihat hangus. (AFP PHOTO/ALFACHROZIE)

Liputan6.com, Jakarta - Pada periode 2015-2017, titik kebakaran hutan dan lahan di Indonesia berkurang secara signifikan. Selama dua tahun terakhir, titik kebakaran hutan berkurang hingga 89 persen.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, ‎pada 2015, kebakaran hutan masih tercatat sekitar 22 ribu titik. Sementara pada tahun ini, kebakaran hutan telah berkurang dari 2.500 titik atau turun 89 persen.

Selain itu, lanjut dia, luas areal kebakaran hutan juga terus berkurang. Pada 2015, tercatat kebakaran hutan mencapai 2,6 juta ha. Kemudian di 2016 turun sebesar 94 persen dengan total kebakaran menjadi 146 ribu ha.

"Selanjutnya, di 2017, total luas hutan dan lahan yang terbakar turun lagi menjadi 125 ribu ha atau 15 persen dari tahun 2016. Sehingga dari tahun 2015-2017, luas areal kebakaran berkurang sekitar 95 persen," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (19/20/2017).

Menurut Darmin, ini menunjukkan jika upaya berbagai pihak dalam mencegah kebakaran hutan, kebun dan lahan (karhutbunla) mulai menuai hasil. Sebab, pada 2015 Indonesia pernah mengalami bencana kebakaran besar yang terjadi bertepatan dengan fenomena El-Nino. Saat itu, seluas 2,6 juta ha hutan dan lahan telah terbakar dan menimbulkan dampak kerugian ekonomi hingga mencapai Rp 16,1 triliun.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Upaya Konkret

Kabut Asap di Kalimantan Barat Mulai Ganggu Aktivitas Warga
Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat. (Liputan6.com/Raden AMP)

“Meskipun saat ini terdapat faktor cuaca yang lebih basah, namun hasil ini tidak lepas dari berbagai upaya konkret yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta yang terus berupaya mewujudkan komitmen Indonesia untuk menjaga perubahan iklim,” kata dia.

Darmin menjelaskan, sistem produksi sumber daya lahan yang lebih hijau dan rendah asap (low haze) merupakan kepentingan ekonomi nasional. Untuk itu, pencegahan kebakaran hutan, kebun dan lahan harus menjadi bagian dari sistem produksi lestari tersebut.

“Sudah menjadi kewajiban pemerintah dan dunia usaha nasional untuk mentransformasi ekonomi sumber daya alam menjadi hijau, rendah asap, dan rendah emisi. Ini penting agar perekonomian kita menjadi tangguh dan berkelanjutan,” tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya