Liputan6.com, Jakarta Hingga kini, produktivitas dan kualitas hasil pertanian dalam negeri belum sesuai harapan Pemerintah. Realitanya, kebutuhan pangan masih dipenuhi oleh negara lain alias impor.
Masih terjadi ketidakseimbangan antara potensi pertanian Indonesia dengan produktivitas hasil pertanian. Padahal, Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Apa penyebabnya?
Salah satu faktor utamanya adalah Indonesia minim menerapkan teknologi pertanian modern dan masih menggunakan cara-cara konvensional dalam mengolah lahan pertanian. Menurut Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Soetrisno Bachir, optimalisasi pengelolaan lahan pertanian dengan basis teknologi modern mampu menjadi kunci sukses dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Guna memperoleh hasil optimal, penggunaan berbagai peralatan modern pun harus segera diterapkan.
Advertisement
Karena itu, dalam acara panen raya padi organik di Kabupaten Lampung Tengah, ia mengajak para petani untuk senantiasa meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil padi dengan memanfaatkan teknologi.
Menurutnya, hal tersebut penting dilakukan karena sektor pertanian memiliki peran strategis dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) sepanjang 2017 yang menunjukkan bahwa sektor pertanian menyumbang 13,14 persen struktur PDB atau terbesar kedua setelah sektor industri pengolahan.
Ia menambahkan, pemerintah pun berperan penting dalam mendorong sektor pertanian. Salah satunya, dengan membuat kebijakan khusus dan berbagai terobosan baru dalam meningkatkan produktivitas pangan dalam negeri. Contohnya, pengadaan proyek pertanian berbasis modern, mempermudah akses modal bagi petani, pengadaan berbagai penyuluhan kepada petani, serta mendukung dan memfasilitasi berbagai penelitian dan penemuan alat-alat teknologi baru.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan produktivitas pertanian Indonesia akan mengalami peningkatan yang signifikan. Pertanian akan lebih efektif, efisien, serta mampu mencapai kemandirian dan ketahanan pangan.
(*)