Danantara Tarik Ray Dalio dan Eks PM Thailand untuk Mengabdi Pada Negara, Demi Apa?

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menarik sejumlah tokoh asing untuk masuk ke dalam jajaran kepengurusan

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana Diperbarui 26 Mar 2025, 09:30 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2025, 09:30 WIB
Ray Dalio
Ray Dalio (Foto: Business Insider)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menarik sejumlah tokoh asing untuk masuk ke dalam jajaran kepengurusan. Nama-namanya yang muncul di Danantara pun bukan sembarang orang, mulai dari konglomerat Amerika Serikat (AS) hingga eks Perdana Menteri Thailand.

CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani mengutarakan, nama-nama yang ada di dalam kepengurusan Danantara ini telah melalui proses seleksi ketat. Head Hunter di dalam dan luar negeri pun diklaim telah mewawancara satu per satu calon pejabat Danantara, agar sesuai dengan kriteria.

"Pastikan tim yang ada ini bukan hanya expertise dan sesuai bidangnya, tapi punya hati sesuai dengan kami, pengabdian terhadap negara yang kami cintai ini. Danantara ini adalah suatu investasi negara yang sangat-sangat besar. Diperlukan orang-orang yang tak hanya punya kapabilitas, tapi juga integritas," kata Rosan dalam sesi perkenalan tim Danantara, dikutip Selasa (25/3/2025).

Kriteria serupa turut dibebankan pada figur asing di Danantara, yang mayoritas diposisikan sebagai Dewan Penasihat. Mulai dari Ray Dalio, konglomerat AS pendiri Hedge Fund Bridgewater Associates yang mengelola dana USD 112 miliar, atau setara Rp 1.859,2 triliun (kurs Rp 16.600 per dolar AS).

Nama Lainnya

Kemudian ada nama Thaksin Shinawatra, mantan Perdana Menteri Thailand yang sempat terseret beberapa kasus di masa jabatannya. Beberapa di antaranya seperti kasus kepemilikan saham di perusahaan keluarganya, Shin Corp, hingga kasus konflik kepentingan terkait pinjaman Bank Exim.

Dalam jajaran Dewan Penasihat Danantara, ada juga sosok seperti ekonom kenamaan Amerika Serikat Jeffrey Sachs, dan eks Manajer Portofolio Ekuitas di Capital Group F Chapman Taylor. Mantan CEO Credit Suisse Pacific, Helman Sitohang, jadi satu-satunya orang Indonesia yang duduk di kursi dewan penasihat.

Selain itu, beberapa nama asing juga tercantum untuk sejumlah jabatan di luar dewan penasihat. Seperti pakar investasi Yup Kim yang diberi posisi Komite Investasi dan Portofolio Danantara, dan soson profesional di sektor keuangan, Lieng-Seng Wee, yang menjadi Managing Directors Risk and Sustainibility Danantara.

Di luar nama-nama itu, tidak muncul sosok eks Perdana Menteri Inggris Tony Blair yang sebelumnya santer dikabarkan masuk Danantara. Menanggapi itu, Rosan bilang bahwa tidak mudah mengajak sosok profesional untuk bergabung dengan Danantara.

"Sebenarnya masih ada beberapa nama. Orangnya sudah siap, tapi karena masih bekerja di perusahaan lain tentunya membutuhkan waktu lebih lama lagi untuk memberikan faktor keterbukaan," ungkap Rosan Roeslani.

Adapun pada sesi pengumuman jajaran nama pengurus Danantara, Rosan sempat kelupaan mencantumkan nama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di dalamnya. Namun pada akhirnya ia mengkonfirmasi, bahwa Sri Mulyani masuk ke dalam Dewan Pengawas bersama Menteri BUMN Erick Thohir dan Muliaman Hadad.

 

Promosi 1

Tak Ada Titip Jabatan

Danantara Indonesia (Foto: Liputan6.com/Arief RH)
Danantara Indonesia (Foto: Liputan6.com/Arief RH)... Selengkapnya

Pada kesempatan sama, CIO Danantara Pandu Patria Sjahrir menekankan, tidak ada unsur titip menitip jabatan di tubuh Danantara. Bahkan, ia menjamin Presiden Prabowo Subianto pun tidak menitipkan orang sama sekali ke dalam Danantara.

"Seperti kata pak Rosan, all professionals. Tidak ada titipan-titipan, semua adalah yang terbaik di bidangnya, and global. Ini juga penting," dia menegaskan.

Pasalnya, ia menyebut bahwa Danantara merupakan sebuah investasi jangka panjang (long term investment), yang tak hanya mengacu pada pengembalian modal dan keuntungan (return).

"Dari sisi fokus return kita, kita selalu melihat ini long term. Berbeda dengan misalnya private equity dimana harus menjual. Kita happy untuk own the market. Jadi di sini memang kita adalah long term Investment," bebernya.

Dalam waktu dekat, Danantara juga mengincar beberapa sektor untuk dilakukan penyuntikan modal, mulai dari food security (ketahanan pangan), energy security (ketahanan energi), down streaming, dan digital infrastructure.

"Ini adalah hal-hal memang dimana banyak sekali interest untuk investasi, juga ini adalah bagian untuk peningkatan ekonomi kita ke depan," imbuh Pandu.

 

Tak Ganggu Fundamental Perusahaan BUMN

Danantara Indonesia (Foto: Liputan6.com/Arief RH)
Danantara Indonesia (Foto: Liputan6.com/Arief RH)... Selengkapnya

Sementara Wakil Menteri BUMN yang juga COO Danantara, Dony Oskaria, menjamin bahwa perusahaan BUMN yang bergabung dengan Danantara dari sisi fundamental dalam keadaan sangat baik.

Dony tidak menampik, jika jelang pengumuman nama personel Danantara pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengalami tren pelemahan. Namun, ia mengklaim bahwa tren kemerosotan pasar modal tak hanya terjadi di Indonesia saja.

"Kita pastikan bahwa fundamental perusahaan kita bagus. Nanti dengan masuknya perusahaan-perusahaan BUMN ke Danantara, bahwa kita akan jauh lebih transparan, governance dijalankan lebih baik, business modelnya juga akan kita review," tuturnya.

"Sehingga diharapkan dengan penguatan fundamental ini, market ke depannya akan merespons dengan positif," dia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya