Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan Monumen Kapsul Waktu di Kabupaten Merauke, Papua. Saat ini, progres fisik telah mencapai 74 persen dan ditargetkan bisa rampung pada Oktober 2018 mendatang. Â
Kapsul Waktu berisi mimpi dan harapan anak-anak Indonesia akan Indonesia 70 tahun mendatang yang dibawa secara estafet mulai dari Aceh ke seluruh provinsi dan berakhir di Kabupaten Merauke, Papua pada Desember 2015.
Advertisement
Baca Juga
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan, ide pembangunan monumen untuk menyimpan Kapsul Waktu ini berasal dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada HUT ke-70 Indonesia 2015 silam. Rencananya, ia melanjutkan, Kapsul Waktu te sebut akan dibuka kembali pada 70 tahun mendatang.
"Kebetulan saya hadir saat dimulai di Sabang dan ikut menerima di Kalimantan Timur dan Merauke. Kami ditugasi membangun monumen untuk menyimpan Kapsul Waktu yang akan dibuka pada tahun 2085," terang dia dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/7/2018).
Pembangunan dilakukan secara bertahap, di mana pada tahap I 2016 dilakukan pekerjaan pondasi dengan anggaran Rp 7 miliar. Pekerjaan dilanjutkan tahap II sejak Juli 2017 dan direncanakan selesai Desember 2018 dengan biaya konstruksi sebesar Rp 82,9 miliar melalui anggaran Ditjen Cipta Karya dengan kontraktor PT Nindya Karya.
 Adapun lokasi monumen berada di depan Kantor Bupati Merauke dan dekat Bandara Mopah, sehingga akan menjadi landmark baru bagi Kabupaten Merauke yang dapat dilihat saat pesawat mendarat. Luas kawasan 2,5 hektare (ha) terdiri dari 1 ha adalah area monumen dan 1,5 ha digunakan sebagai alun-alun.
Â
Desain monumen
Desain arsitektur monumen dibuat oleh arsitek kenamaan Indonesia Yori Antar yang juga terlibat dalam desain arsitektur infrastruktur PUPR lainnya. Angka 17, 8, dan 45 dipilih menjadi angka-angka kunci ukuran monumen.
Monumen memiliki lebar 17 meter, tinggi 8 meter dan panjang 45 m. Lima akses masuk bangunan tugu kapsul juga memiliki arti yakni lima suku asli Merauke yakni Malind, Muyu, Mandobo, Mappi, dan Auyu yang menjaga tugu kapsul waktu.
Melalui keterangan resminya, Kementerian PUPR menyatakan bahwa monumen Kapsul Waktu Merauke bukanlah konstruksi biasa, tetapi merupakan karya seni sejarah yang diperuntukan untuk generasi penerus bangsa. Arsitektur monumen juga mengadopsi unsur budaya Papua, di mana Kapsul Waktu akan ditempatkan diatas bangunan tugu yang terinspirasi dari menara perang Suku Dani.
Advertisement