BPS: Inflasi Oktober 2018 Capai 0,28 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada Oktober 2018 sebesar ‎ 0,28 persen. Inflasi ini didorong oleh kenaikan harga sejumlah komoditas.

oleh Septian Deny diperbarui 01 Nov 2018, 11:23 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2018, 11:23 WIB
20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada Oktober 2018 sebesar ‎ 0,28 persen. Inflasi ini didorong oleh kenaikan harga sejumlah komoditas.

Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan untuk inflasi tahun kalender yaitu Januari-Oktober 2018 mencapai 2,22 persen, sedangkan inflasi tahun kalender sebesar 3,16 persen.

"Pertimbangan harga berbagai komoditas pada Oktober 2018 secara umum menunjukan kenaikan. Inflasi di pedesaan pada Oktober 0,35 persen. Tapi perlu diperhatikan ini idak perlu disandingkan begitu saja karena metodenya berbeda," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Kamis (1/11/2018).

Dia mengungkapkan, dari 82 kota IHK yang dilakukan pemantauan, sebanyak 66 kota mengalami inflasi. Sedangkan 16 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi dialami Palu sebesar 2,7 persen, sedangkan terendah yaitu Cilegon sebesar 0,01 persen. Sementara untuk deflasi tertinggi ‎dialami Bengkulu sebesar -0,74 persen dan deflasi terendah di Tangerang -0,01 persen.

"Ini berarti inflasi masih terkendali. Masih ada 2 bulan lagi, kita perlu perhatikan di Desember, tapi kita harapkan inflasinya terkendali," ujar dia.

 

Prediksi BI

Inflasi Bulan Maret 2018 Sebesar 0,20 Persen
Pedagang mengambil bumbu di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (3/4).Badan Pusat Statistik mencatat inflasi Bulan Maret 2018 sebesar 0,20 persen sehingga inflasi tahun kalender mencapai 0,99 persen (year to date). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) perkirakan inflasi pada Oktober 2018 akan berada di kisaran 0,17 persen. Sementara inflasi pada Oktober secara year on year (yoy) sebesar 3,05 persen.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan perkiraan inflasi ini berdasarkan pada hasil survei yang dilakukan hingga minggu keempat Oktober 2018.

"Terkait dengan perkembangan inflasi tetap rendah dan terkendali, berdasarkan pemantauan harga sampai minggu keempat kita perkirakan Oktober 2018 inflasi 0,17 persen," kata Perry, di Bank Indonesia, Jakarta, Sabtu 26 Oktober 2018.

Beberapa komponen yang memberikan andil terhadap inflasi Oktober 2018, antara lain cabai merah dengan andil 0,08 persen, bahan bakar minyak (BBM) atau bensin 0,03 persen, emas perhiasan 0,02 persen, dan cabai rawit sebesar 0,01 persen.

Perry menyampaikan, berdasarkan survei, tercatat pula ada deflasi untuk sejumlah komoditas pangan seperti telur ayam ras -0,03 persen, daging ayam ras -0,02 persen, dan bawang merah -0,02 persen.

Perry menambahkan, pada November 2018, tren inflasi akan cenderung terkendali. BI meyakini hingga akhir tahun inflasi tetap rendah di bawah 3,5 persen.

"Oleh karena itu hasil survei ini mengkonfirmasi inflasi rendah dan terkendali. Kalau dulu katanya sedikit di bawah titik tengah, berarti dengan perkembangan seperti ini lebih jauh dari 3,5 persen, di bawah titik tengah sasaran inflasi 3,5 plus minus 1 persen," kata dia.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya