Konsumen Maskapai LCC Paling Banyak Protes Harga Tiket Pesawat

Ombudsman melihat pengguna maskapai berbiaya murah biasa mendapatkan harga tiket pesawat murah jadi dapat harga sesuai keekonomian.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 15 Jan 2019, 19:33 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2019, 19:33 WIB
Ilustrasi pesawat (iStock)
Ilustrasi pesawat (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Ombudsman mengamati perilaku konsumen yang protes tingginya harga tiket pesawat belakangan ini.

Hal ini juga yang kemudian menjadikan seluruh maskapai sepakat untuk menurunkan harga tiket pesawat dengan alasan kepentingan masyarakat.

Anggota Ombudsman yang juga sebagai pengamat aviasi Alvin Lie mengatakan, nampaknya paling banyak memprotes kenaikan harga tiket maskapai adalah pengguna maskapai berbiaya rendah (Low Cost Carrier/LCC).

"Kenapa masyarakat komplain, setelah kami cermati komplain terbanyak pengguna LCC karena mereka yang biasanya mendapat harga murah sekarang bergerak mendekati harga keekonomian, teriak mereka," kata Alvin di Jakarta, Selasa (15/1/2019).

Saat ini maskapai LCC yang terdaftar di Kementerian Perhubungan yaitu Lion Air, Wings Air dan Citilink Indonesia. 

Menurut Alvin, bagi para pengguna maskapai kelas medium dan full service cenderung tidak terlalu mempermasalahkan kenaikan harga tiket tersebut. Hal itu karena pengguna maskapai mengetahui kenaikan tiket tersebut masih dalam koridor sewajarnya.

Di kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI),Tulus Abadi mengatakan, protes masyarakat soal harga tiket pesawat karena kenaikannya diklaim terlalu drastis.

Tulus mengakui, kenaikan harga minyak dunia dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memang menjadikan biaya operasional maskapai semakin membengkak.

"Harusnya maskapai itu kenaikannya tidak drastis, tapi secara bertahap dan tidak secara bersamaan, jadi penumpang itu tidak terlalu terasa kenaikannya, itu lebih baik," kata Tulus.

 

Tiket Pesawat yang Tarifnya Turun Maksimal 30 Persen dari Kursi Tersedia

Pesawat Lion Air
Ilustrasi Pesawat Lion Air (Adek BERRY / AFP)

Sebelumnya, seluruh maskapai nasional yang tergabung dalam Indonesia National Air Carrier Association (Inaca) menurunkan harga tiket pesawat atau  penerbangan yang sempat melambung sejak Jumat 11 Januari 2019.

Penurunan tarif ini akan diberikan hingga maksimal 30 persen dari bangku pesawat yang tersedia. "Ya, kami akan alokasikan 10-30 persen seat untuk penurunan harga ini," ungkap Direktur Lion Air Rudi Lumingkewas saat sesi konferensi pers di Jakarta, seperti dikutip Senin 14 Januari 2019.

Ketentuan ongkos tarif ini ditentukan Inaca setelah berdiskusi panjang dengan maskapai dibawahnya. Hasilnya, maskapai memotong harga tiket pada kisaran 20 sampai 60 persen.

Rudi pun turut mengimbau kepada calon pengguna jasa untuk segera memesan tiket murah ini sebelum harganya kembali naik lantaran ramainya permintaan pasar.

"Satu syarat pada masyarakat untuk dapatkan harga murah, jangan booking last minute. Kalau begitu, harga sudah naik lagi, karena mengikuti supply dan demand," imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Utama Sriwijaya Air Joseph Adrian Saul mengatakan, pihaknya mengamini ketentuan yang telah ditetapkan untuk memangkas harga jual tiket pesawat.

"Sriwijaya tetap mendukung apa yang diputuskan Inaca. Kita ikut saja, karena kita medium service," tegas dia.

Hal senada dilontarkan Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo, yang menuturkan pihaknya sudah mengimplementasikan ketentuan ini pada sejumlah rute penerbangan sejak Jumat 11 Januari 2019 lalu.

"Citilink sejak Jumat kemarin sudah melakukan penyesuaian harga di beberapa rute, seperti Cengkareng-Jogja dan Jogja-Denpasar. Jumat kemarin di jam-jam tertentu harganya sudah jauh turun," jelasnya.

"Seperti airline lain, kami dari LCC (Low Cost Carrier/maskapai penerbangan bertarif rendah) bakal maksimalkan 30 persen dari seat yang ada untuk penurunan harga," pungkas dia

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya