Liputan6.com, Jakarta - BP berupaya memenuhi komitmen menyerap tenaga kerja lokal pada Blok Minyak dan Gas (Migas) Tangguh, Papua. Perusahaan minyak asal Inggris tersebut menjadi operator blok Tangguh.
Salah satu cara untuk mendorong penyerapan tenaga kerja lokal adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan vokasi. Dengan adanya program ini diharapkan tenaga kerja yang tersedia sesuai dengan kebutuhan.
Head of Country BP Indonesia Moektianto Soeryowibowo mengatakan, dalam Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) yang telah disepakati, pada 2029 harus ada 85 persen tenaga kerja dari daerah sekitar yang menggarap proyek hulu migas Tangguh. Sedangkan saat ini, baru 54 persen tenaga kerja lokal telah bekerja di proyek tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Untuk menjalankan komitmen tersebut, BP membuat program pendidikan vokasi dengan menyediakan fasilitas pendidikan di daerah Ciloto, Cianjur, Jawa Barat. Fasilitas pendidikan yang dinamai Petrotekno tersebut pesertanya merupakan putra putri daerah di sekitar Blok Migas Tangguh.
"Para siswa berasal dari kampung sekitar operasi Tangguh, seperti Butuni, Fakfak, Sorong dan Jaya Pura. Ini pemenuhan komitmen amdal yang tercantum yaitu komitmen pada 2029 dioperasikan oleh tenaga kerja daerah sebesar 85 persen. Itu ya dari Papua dan Papua barat," Kata Suryo, di Fasilitas Petrotekno, Ciloto, Jawa Barat, Rabu (24/7/2019).
Suryo melanjutkan, fasilitas Petrotekno menghasilkan pekerja asal Papua dengan keterampilan sebagai operator dan teknisi proyek hulu migas, sebab lulusan fasilitas Petrotekno akan mendapat sertifikat internasional. Selain itu juga menjadi duta di wilayah asal yang bekerja pada proyek hulu migas.
"Ini inisatif BP dalam mengembangkan kapabiltas tenaga lokal yang handal, tidak hanya jadi karyawan BP juga jadi ambasador buat Tangguh dengan masyarakat sekitar, sehingga akan lebih mudah menjelaskannya ke masyarakat sekitar," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sudah Sejak 2015
Program pendidikan fokasi yang dimulai sejak 2015 mekan waktu 3 tahun, saat ini sudah ada tiga angkatan, untuk angkatan pertama telah menghasilkan 34 orang lulusan, 32 di antaranya bekerja di proyek tangguh.
"Kita harapkan mereka terserap, menjadi tenaga kerja mengoperasikan Tangguh," ujar Suryo.
Suryo pun mengapresiasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), sebab telah mendukung program tersebut. "Kami mengucapkan terimakasih ke SKK Migas yang mendukung penuh program ini," tandasnya.
Advertisement