Omnibus Law jadi Cara Indonesia Antisipasi Dampak Corona ke Ekonomi

Diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia ikut merosot 0,2 persen sampai 0,3 persen akibat virus corona.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Feb 2020, 15:20 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2020, 15:20 WIB
Kerja Keras Pekerja Medis Rawat Pasien Virus Corona
Pekerja medis tidur siang saat merawat pasien virus corona atau COVID-19 di sebuah rumah sakit di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Minggu (16/2/2020). Enam pekerja medis, termasuk dokter, dinyatakan meninggal dunia akibat virus corona. (Chinatopix via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Sekertaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan akibat Covid-19 atau virus corona pertumbuhan ekonomi di China bakal mengalami penurunan. Beberapa negara pun ikut terdampak jika pertumbuhan ekonomi di China mengalami penurunan.

"Kalau China turun 1 persen, sangat besar buat dunia karena GDP China USD 14,4 triliun," kata Susiwijono di Gedung Pakarti, Jakarta Pusat, Selasa (18/2).

Jika penurunan pertumbuhan ekonomi di China hingga satu persen, maka akan berdampak pada Indonesia. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia ikut merosot 0,2 persen sampai 0,3 persen.

Untuk itu pemerintah masih memantau perkembangan virus Corona sambil menyiapkan antisipasi. Sebab pemerintah ingin pertumbuhan ekonomi bertahan di angka 5 persen.

Antisipasi yang dilakukan dengan mempercepat pengesahan RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Tak hanya itu, pemerintah juga mulai memberikan berbagai bantuan di awal tahun untuk mengantisipasi hal buruk yang bakal terjadi.

Beberapa kebijakan lainnya pun sedang disiapkan pemerintah. Berharap antisipasi yang dilakukan bisa mengurangi dampak negatif dari penurunan pertumbuhan ekonomi yang ada di China.

"Mudah-mudahan beberapa set off yang kita kejar mau di dorong di Q1 (kuartal I)," kata Susi sapaanya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ekspor Melambat

Kinerja Ekspor dan Impor RI
Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pengamat Ekonomi Chatib Basri mengatakan implikasi dari virus corona ini bakal berdampak pada berbagai sektor. Ekspor Indonesia juga mulai mengalami perlambatan.

Begitu juga dengan impor. Jika barang impor terlambat akan berdampak ke berbagai sektor. Misalnya harga barang jadi naik.

"Jika barang modal maka produksi akan terganggu sehingga akan berefek ke growth, turis wisman ga kesini dan aktivitas yang terkait itu," papar Chatib.

Akibatnya, perdagangan terhadap PDB Indonesia relatif lebih kecil dibanding dengan Singapura. Untuk itu perlu diantisipasi dengan memberikan program PKH, program cash of training, program Kartu Prakerja.

Pada sektor pariwisata, bisa ditopang dengan menggerakkan wisatawan domestik. Sebagaimana pernah dilakukan pasca Bom Bali bebeapa waktu lalu.

Caranya bisa memberikan diskon penginapan di daerah wisata. Again mendorong kantor pemerintahan membuat rapat-rapat di daerah.

"Kalau pemerintah mau rapat bikin di daerah, diskon airfare bisa dilakukan beberapa bulan," kata Chatib.

Imbas Virus Corona, Jokowi Akan Berikan Diskon Tiket Pesawat 30 Persen

Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana kembali menjenguk Kahiyang Ayu yang melahirkan bayi perempuan di rumah sakit
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana kembali menjenguk Kahiyang Ayu yang melahirkan bayi perempuan di rumah sakit. (Merdeka.com/ Ahda Bayhaqi)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan akan memberikan diskon sebesar 30 persen untuk wisatawan asing dan lokal. Hal ini dilakukan untuk memberikam stimulus ke dunia pariwisata Indonesia yang menurun akibat wabah virus corona.

"Saya telah bertemu dengan Menteri Keuangan kemungkinan ini masih kita hitung bersama-sama  untuk memberikan diskon insentif bagi Wisman yaitu 30 persen dari tarif rill. Tapi nanti kita putuskan," ujar Jokowi usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Senin 17 Februari 2020.

Kendati begitu, dia menyebut diskon wisata akan diberikan selama 3 bulan kedepan sambil pemerintah memutuskam destinasi wisata mana saja yang akan diberikan stimulus. Pemerintah juga berencana memberikan diskon 50 persen untuk travel biro perjalanan.

"Termasuk di dalamnya juga diskon untuk wisatawan domestik yang bisa nanti kita berikan juga minus 30 persen dan mungkin bisa saja  untuk travel bironya diberi diskon yang lebih misalnya 50 persen misalnya sehingga betul-betul menggairahkan dunia wisata," jelas dia.

Menteri Pariwisata Wishnutama menuturkan pemberian potongan harga tersebut juga mencakup tiket pesawat, hotel, dan segala aspek yang berkaitan dengan pariwisata. Kisaran diskon yang diberikan 25 hingga 30 persen.

"Antara 25 sampe 30 persen. Syukur-syukur bisa lebih kita lagi perhitungkan. Minggu ini (diputuskan)," ucap Wishnutama di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya