Virus Corona Bikin Ekspor Kelapa Sawit ke China Anjlok

Ekspor kelapa sawit ke China turun hingga 77 persen.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 17 Feb 2020, 20:40 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2020, 20:40 WIB
Mentan SYL Rangkul Para Senior dan Mantan Menteri untuk Memajukan Pertanian Indonesia
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta izin dan dukungan para mantan menteri dan wakil menteri pertanian era sebelumnya untuk memajukan pertanian Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyebut wabah virus corona sebabkan ekspor kelapa sawit ke China turun hingga 77 persen.

"Hingga Februari ini, ekspor kelapa sawit dan produk turunannya hanya 84 ribu ton. Padahal, pada periode yang sama di 2019 dapat mencapai 371 ribu ton," jelas Syahrul dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI pada Senin (17/02/2020).

Syahrul juga menyatakan pihaknya telah melakukan antisipasi terkait penurunan ekspor ke China.

"Antisipasi melalui koordinasi dengan eksportir untuk memanfaatkan pasar ekspor alternatif, seperti India, Timur Tengah, dan Rusia," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono mengatakan, ekspor kelapa sawit dan turunannya ke negara lain tetap mengalami peningkatan.

"Seperti ke India misalnya, itu kita positif. Jadi ini cuma ke Cihna saja yang negatif," kata Kasdi di lokasi yang sama." jelasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pelemahan Ekspor-Impor Indonesia di Januari 2020 Bukan Dampak Virus Corona

Neraca Ekspor Perdagangan di April Melemah
Aktifitas kapal ekspor inpor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1,24 miliar . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, memastikan bahwa kondisi ekspor dan impor pada Januari 2020 bukan karena dampak dari virus Corona. Menurutnya, dampak Corona terhadap laju impor dan ekspor baru akan terlihat pada rilis Febuari mendatang.

"Ekspor dan impor dari Januari dari awal bulan, pengaruh belum akan terlihat signifikan pada Januari tapi kita perlu waspada bagaimana efek bisa kita liat pada rilis di Febuari tapi intinya kita perlu waspada," kata dia di Kantornya, Jakarta, Senin (17/2/2020).

Dia menjelaskan, kronologis mewabahnya virus corona sendiri awalnya dilaporkan di Wuhan China pada 31 Desembee 2019. Kemudian diidentifikasi sebagai virus corona pada 3-5 Januari 2020.

Selanjutnya pada 20 Januari 2020 beberapa negara baru mulai ramai melakukan pengecekan suhu bada meski Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum merekomendasikan pembatasan.

"Tapi 21 Januari mulai ada korban. 31 Januari ditetapkan darurat oleh WHO," kata dia.

Berkaca pada kronologis tersebut, maka secara keseluruh perdagangan ekspor impor Indonesia pada Januari 2020 belum terlalu berdampak secara signifikan. Hanya saja, kewaspadaan muncul pasca sesudah imlek.

"Jadi saya tekankan, ekspor impor Januari pergerakan dari awal bulan sampai minggu ketiga masih oke. Tapi karena saya tidak menyajikan data mingguan, jadi pengaruh itu belum terjadi signifikan di Januari," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya