Hartono Bersaudara Masuk Daftar 100 Orang Terkaya Dunia versi Hurun

Menurut daftar Hurun, tahun ini dunia kedatangan tambahan 346 miliarder baru

oleh Nurmayanti diperbarui 27 Feb 2020, 11:09 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2020, 11:09 WIB
Djarum Foundation Beri Apresiasi Kepada Tim Senior Bridge Indonesia
Perwakilan Djarum Foundation, Budi Hartono (kanan) bersiap menyerahkan penghargaan kepada Bert T Polii (kiri) di Jakarta, Rabu (24/6/2015). Tim Bridge Indonesia berhasil menjuarai APBF Championship 2015 di Bangkok. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Lembaga penelitian Hurun kembali mengeluarkan daftar orang terkaya dunia. Terkuak, dua bersaudara yakni R Budi Hartono dan Michael Hartono menjadi pengusaha Indonesia yang masuk dalam daftar 100 orang terkaya dunia di 2020, versi Hurun.

R Budi Hartono berada pada peringkat 60 dengan nilai kekayaan bersih mencapai USD 18 miliar (setara Rp 246,6 triliun). Dengan bisnis inti dari sektor keuangan, yakni Bank Central Asia (BCA).

Sementara Michael Hartono berada di posisi 68, dengan nilai kekayaan USD 17 miliar (Rp 232,9 triliun. Sumber kekayaan masih sama yakni Bank Central Asia.

Menurut daftar Hurun, tahun ini dunia kedatangan tambahan 346 miliarder baru sehingga totalnya menjadi 2.816 miliarder, dari 71 negara.

Jeff Bezos menempati posisi jawara sebagai orang terkaya dunia. Dengan nilai kekayaan mencapai USD 140 miliar (Rp 1.918 triliun).

Diikuti Bernard Arnault dengan nilai kekayaan USD 107 miliar (Rp 1.465 triliun) dan Bill Gates di posisi ketiga dengan kekayaan USD 106 miliar (Rp 1.452 triliun).

China dan Amerika Serikat (AS) masih memimpin sebagai negara yang memiliki jumlah miliarder terbanyak dibandingkan yang lain. Masing-masing jumlahnya sebanyak 799 dan 626 orang.

“Sebuah ledakan dalam sektor teknologi dan pasar saham di AS, India dan China mendorong para miliarder untuk mencapai rekor tertinggi. AS memiliki jumlah rekor 626 miliarder. China, meskipun mengalami perang dagang, menambahkan 182 wajah baru miliarder menjadi 799 miliarder, tiga kali lipat jumlah di AS, memperluas kesenjangan dengan AS,” ujar Ketua dan Kepala Peneliti Hurun Report, Rupert Hoogewerf seperti mengutip laman Hurun.net, Kamis (27/2/2020).

Dia menuturkan jika ini merupakan tahun yang baik untuk pasar saham secara umum. Nasdaq memimpin dengan kenaikan 26 persen, sementara pasar saham India dan Cina naik masing-masing 15 persen dan 14 persen.

Dolar AS melanjutkan penguatan, meskipun tipis hanya 3 persen terhadap Yuan China dan Euro, dan 1 persen terhadap Rupee India. "Rubel Rusia naik 7 persen terhadap dolar, membalikkan tren depresiasi selama dua tahun terakhir, ” jelas Hoogewerf.

Miliarder Warren Buffet Lebih Suka Bayar Tunai daripada Pakai Kartu

CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffet
CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffet tidak memiliki smartphone.

Meski memiliki kekayaan berlimpah, miliarder Warren Buffett masih tetap setia membawa uang tunai ke mana-mana. Bahkan, saat ke toko atau restoran, kemungkinan sangat besar jika Buffet akan membayar pembeliannya secara tunai.

Padahal di memiliki kartu American Express tahun 1964. Tentu pria dengan kekayaan triliunan rupiah ini bisa dengan mudah memiliki kartu pembayaran lainnya. 

Tapi kenyataannya, Warren Buffett merupakan salah satu miliarder yang lebih suka membayar tunai. Faktanya, dia mengaku selalu membawa sekitar USD 400 atau Rp 5,5 juta di dalam dompet.

 

 
 

Lalu apakah yang membuat Buffet lebih senang membayar dengan uang tunai?. Apaka karena dia takut dengan kartu kredit, atau memiliki masalah keamanan?.

Usut punya usut, seperti melansir laman Entrepreneur.com, Jumat (21/2/2020), alasan bagi Buffett membayar dengan uang tunai karena lebih mudah. Namun, Buffet adalah bagian dari minoritas. Setiap tahun, semakin sedikit orang yang membayar tunai saat melakukan pembelian.

Bahkan, menurut survei Bank AS pada 2017 terhadap lebih dari 2.000 orang Amerika, 50 persen hanya membawa uang tunai sekitar separuh waktu.

Di antara orang-orang yang membawa uang tunai, hampir setengah dari mereka mengatakan itu kurang dari USD 20 atau kurang dari Rp 300 ribu. Kemudian 76 persen mengatakan itu kurang dari USD 50 atau kurang dari Rp 700 ribu.

"Saya bertaruh jumlah orang Amerika yang tidak membawa uang tunai kemungkinan telah meningkat sejak saat itu," ujar Buffett.

Jadi ada semakin banyak orang yang tidak suka menggunakan uang tunai, namun masih ada banyak orang seperti Buffett yang lebih suka, atau tidak punya pilihan lain karena mereka tidak bisa mendapatkan kredit.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya