Pemerintah Terbitkan Sukuk Global USD 2,5 Miliar

Penerbitkan sukuk ini sejalan dengan rencana pembiayaan Pemerintah tahun 2020 termasuk untuk mengakomodir kebutuhan APBN dalam penanganan corona.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 18 Jun 2020, 11:30 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2020, 11:30 WIB
sukuk-ritel-2-130208b.jpg
Ilustrasi sukuk.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah kembali menerbitkan Sukuk Global di pasar internasional dengan denominasi US Dollar dalam format - 144A / Reg S Trust Certificate sebesar USD 2,5 miliar dengan tenor 5 tahun sebesar USD 750 juta, 10 tahun sebesar USD 1 miliar, dan tenor 30 tahun sebesar USD 750 juta dengan akad Wakalah melalui Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia III, sebuah badan hukum yang dibentuk oleh Pemerintah Republik Indonesia khusus untuk melakukan penerbitan SBSN.

Melansir keterangan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Kamis (18/6/2020), penerbitan Sukuk Global kali ini akan dicatatkan di Singapore Stock Exchange dan NASDAQ Dubai (dual listing) serta akan dilaksanakan setelmen pada tanggal 23 Juni 2020, dengan imbal hasil (yield) sebesar 2,30 persen untuk tenor 5 tahun, 2,80 persen untuk tenor 10 tahun dan 3,80 persen untuk tenor 30 tahun.

Setiap seri telah diberikan peringkat Baa2 oleh Moody’s Investor Service, BBB oleh S&P Global Ratings Services dan BBB oleh Fitch Ratings.

Di tengah kondisi pasar yang masih sangat volatile, penerbitan Sukuk Global kali ini mendapatkan respon yang sangat baik dari para investor global dan lokal yang menghasilkan orderbook sebesar USD 16.66 miliar atau sebesar hampir 6,7 kali di atas target Pemerintah sebesar USD 2,5 miliar.

Pemerintah kembali melanjutkan komitmen dalam pembiayaan berkelanjutan dengan mendedikasikan tenor 5 tahun sebagai Green Sukuk yang menunjukkan komitmen, leadership serta kontribusi Pemerintah di komunitas global terkait pembiayaan perubahan iklim.

Green Sukuk kali ini merupakan penerbitan yang ke tiga kalinya di pasar global, di samping penerbitan Green Sukuk Ritel di akhir tahun 2019 lalu. Transaksi dilaksanakan sejalan dengan rencana pembiayaan Pemerintah tahun 2020 termasuk untuk mengakomodir kebutuhan APBN dalam penanganan dampak pandemi Covid-19 sekaligus untuk memperkokoh posisi Indonesia di pasar keuangan syariah global dan mendukung pengembangan keuangan syariah di Kawasan Asia.

Beberapa capaian penting dari penerbitan ini antara lain:

1) pencapaian kupon terendah untuk tenor 5 dan 10 tahun untuk Sukuk Global,

2) merupakan penerbitan Sukuk Global Indonesia pertama untuk tenor 30 tahun dengan kupon terendah dalam penerbitan Sukuk di pasar keuangan global,

3) penerbitan Sukuk Global tenor 30 tahun terbesar di Asia,

4) Oversubscribe sebesar 6,7 kali. Dengan besarnya orderbook, Pemerintah dapat menekan harga sampai 70 bps dari harga penawaran awal (initial price guidance) dan di bawah indikatif fair value.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Akad Wakalah

sukuk-ritel130208b.jpg
Sukuk

Penerbitan Sukuk Global ini menggunakan struktur akad Wakalah dan telah mendapatkan opini syariah dari DSN MUI maupun dari International Islamic Scholars. Underlying Asset yang digunakan berupa (i) Barang Milik Negara (BMN) termasuk tanah dan bangunan (51 persen) dan (ii) proyek Pemerintah tahun 2020 (49 persen).

Transaksi ini mendapatkan permintaan yang luar biasa dari investor global yang qualified dan beragam, memperkokoh pasar sukuk yang semakin dalam, dan menunjukkan kepercayaan investor yang kuat terhadap Indonesia.

Adapun distribusi investor untuk tenor 5 tahun sebesar 32 persen investor syariah (Timur Tengah dan Malaysia), 5 persen investor Indonesia, 40 persen investor Asia (kecuali Indonesia), 12 persen investor Amerika Serikat dan 11 persen investor Eropa.

Tenor 10 tahun didistribusikan sebesar 31 persen investor syariah, 5 persen investor Indonesia, 34 persen investor Asia (kecuali Indonesia), 18 persen investor Amerika Serikat dan 12 persen investor Eropa. Sedangkan untuk tenor 30 tahun didistribusikan sebesar 10 persen untuk investor syariah, 5 persen investor Indonesia, 44 persen investor Asia (kecuali Indonesia), 8 persen investor Amerika Serikat dan 33 persen investor Eropa.

Selanjutnya, BNP Paribas, Dubai Islamic Bank, HSBC, Maybank dan Standard Chartered sebagai Joint Lead Manager dan Joint Bookrunners. BNP Paribas dan HSBC bertindak sebagai Joint Green Structuring Advisor. PT Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk bertindak sebagai Co-Manager untuk transaksi ini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya