Derita Pengusaha Tikar yang Pekerjakan 30 Keluarga, 4 Bulan Tak Ada Pemasukan

Selama 4 bulan terakhir, Heryanto, pengrajin tikar binaan PT Jamkrindo sudah tidak lagi memproduksi tikar lipat untuk dipasarkan.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jul 2020, 17:26 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2020, 17:26 WIB
Dadong Rindu Penganyam Tikar Pandan
Tikar pandan buatan Dadong Rindu hanya dibayar Rp 15 ribu per lembar. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Corona memporak-porandakan usaha Mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Salah satunya adalah Heryanto, pengrajin tikar lipat binaan PT Jamkrindo. Ia menuturkan, sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan 2 WNI positif Corona hingga saat ini penjualannya anjlok.  

Heryanto mengatakan, selama 4 bulan terakhir dirinya sudah tidak lagi memproduksi tikar lipat untuk dipasarkan. Hal tersebut karena permintaan menurun drastis.

"Jadi kami sudah hampir 4 bulan tidak produksi. Pemasaran kami dari online, dari bazar ke bazar, distributor dan agen pun sama stop tidak bergerak," ujar Heryanto dalam diskusi online, Jakarta, Jumat (10/7.2020).

Heryanto mengatakan, sebanyak 30 kepala keluarga yang bekerja di usaha tikar lipat miliknya juga turut terkena imbas. Sebab, usaha tersebut sebelumnya menjadi andalan ketika Covid-19 belum menjangkiti Indonesia.

"Masyarakat sekitar yang kami berdayakan hampir 30 kepala keluarga dan mereka hampir rata-rata ibu rumah tangga. Kalau bicara dampak kami sangat berpengaruh dan kena dampak," jelasnya.

Dia mengaku selama ini tidak mengandalkan pinjaman dari perbankan untuk menjalankan usaha tikar lipat. Tetapi mengandalkan Jamkrindo dengan permodalan yang memadai.

"Ke bank sih tidak ya untungnya. Dalam masa seperti ini kami pasti akan bingung. Kami binaan Jamkrindo jadi sari segi permodalan kami dibantu," jelasnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Minta Bantuan Pemerintah

Ironi Kesetiaan Dadong Rindu pada Anyaman Tikar Pandan
Tikar pandan buatan Dadong Rindu hanya dibayar Rp 15 ribu per lembar. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Dalam kesempatan yang sama, Heryanto meminta pemerintah memikirkan solusi terbaik bagi pelaku usaha kecil. Mengingat usaha tersebut mengakomodir banyak kepentingan masyarakat sekitar.

"Saya sekali lagi meminta kepada pemerintah bagaimana solusi nya, yang saat ini memang berkompeten mengatasi masalah kami. selama 4 bulan tak produksi berusaha bertahan dengan berbagai macam cara. Tidak ada pemasaran dan pemasukan," tandasnya. 

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya