Kisah Miliarder Berharta Rp 36 T, Anak Tukang Ledeng dan Berjuang Sambil Rawat Anak Umur 6 Bulan

"Saya mengawali karir pertama kali di Wall Street, dan hidup bersama anak berumur 6 bulan dan penghasilan saya saat itu minus."

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Nov 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2020, 21:00 WIB
Ilustrasi Investor Miliader
Ilustrasi Investor Miliader

Liputan6.com, Jakarta Investor miliarder Leon Cooperman ternyata memiliki kisah memilukan sebelum akhirnya bisa sukses. Pimpinan sekaligus CEO dari perusahaan penasihat investasi The Omega, lahir sebagai imigran kelas pekerja yang hidup di satu kamar apartemen di lingkungan Bronx di selatan Kota New York.

Ayahnya saat itu bekerja sebagai tukang ledeng. "Saya merupakan generasi pertama dari keluarga saya yang lahir di Amerika, dan generasi pertama yang bisa kuliah," kata Cooperman, seperti melansir laman CNBC, Kamis (5/11/2020).

"Semua pendidikan yang saya tempuh selama ini, selalu dari sekolah negeri," tambah Cooperman.

Dirinya lulus dari Hunter College, sebuah sekolah negeri yang merupakan bagian dari City College di New York. Setelah itu dia mengambil pendidikan perguruan tinggi di Columbia Business School, berkat dari pinjaman mahasiswa National Defense Act.

Akhirnya pada tahun 1967, dirinya berhasil mendapatkan gelar MBA dan mendapatkan pekerjaan pertamanya di Goldman Sachs.

"Saya mengawali karir pertama kali di Wall Street, dan hidup bersama anak berumur 6 bulan dan penghasilan saya saat itu minus, akibat dari tunggakan pinjaman mahasiswa dan tidak ada simpanan di tabungan," ujar Cooperman.

Setelah bekerja di Goldman Sach selama 25 tahun, dia pun akhirnya membangun perusahaan Hedge Fund sendiri bernama Omega Advisor, pada 1991.

Omega Advisor sempat terkena masalah, dan harus melakukan penyelesaian pembayaran sebesar USD 4,9 juta dengan SEC setelah tuduhan melakukan praktik ilegal. Omega sendiri mengaku tidak melakukan kesalahan apapun.

Berdasarkan data dari Forbes, sekarang ini Cooperman mempunyai total kekayaan sebesar USD 2,5 miliar.

Pada Pilpres AS 2020, dia menyatakan akan mendukung mantan Wakil Presiden Joe Biden di Pilpres 2020.

"Saya mendukung berdasarkan nilai-nilai prinsip, bukan karena urusan dompet," jelas Cooperman.

Cooperman mengakui jika jumlah kekayaannya akan jauh lebih besar, jika mendukung Donald Trump. Sampai saat ini pun, pertandingan Pilpres antara Trump dan Biden masih berlangsung ketat.

Cooperman juga berkomitmen untuk mendonasikan banyak penghasilan. Di tahun 2020, dirinya menandatangani perjanjian dengan The Giving Pledge, yang merupakan sebuah komitmen dari banyak orang kaya untuk fokus kepada usaha kedermawanan dengan memberikan banyak donasi kepada amal.

Perjanjian tersebut diorganisir miliarder Warren Buffet dan Bill Gates. "Saya mempunyai begitu banyak uang, saya akan berikan kekayaan tersebut," kata Cooperman.

"Itulah yang dinamakan sebagai American Dream, dimana saya ingin memberikan kesempatan bagi banyak orang untuk menghidupi prinsip The American Dream," tambah Cooperman.

Reporter: Yoga Senjaya Putra

Tonton Video Ini

Ekonomi Vietnam Pulih, Pengusaha Baja Ini Kembali Sandang Predikat Miliarder

banner infografis
Ilustrasi Miliarder (Liputan6.com/Deisy)

Pendiri dan Ketua Hoa Phat Corporation, pembuat baja terbesar di Vietnam, Tran Dinh Long kembali menyandang miliarder. Usai mampu melipatgandakan keuntungan saham perusahaannya.

Ia kembali mendapat predikat miliarder setelah jeda selama dua tahun terakhir. Tran bersama istri dan anaknya memiliki 34 persen dari Hoa Phat yang saat ini bernilai sekitar USD 1,4 miliar.

Lonjakan saham perusahaan Hoa Phat disebabkan kinerja perseroan yang meningkat sepanjang tahun ini.

Hoa Phat melaporkan kenaikan pendapatannya sekitar 40 persen menjadi USD 2,8 miliar dan laba bersih meningkat 65 persen menjadi USD 385 juta pada September lalu.

Melansir dari Forbes.com, Sabtu (31/10/2020), analis memperkirakan bahwa pernah ada kompleks baja baru di provinsi Dung Quat senilai USD 2,6 miliar. Quang Ngai beroperasi penuh pada awal 2021 nanti dan pangsa baja konstruksi Hoa Phat akan meningkat menjadi 35 persen dari 30 persen.

Tran yang lahir dan besar di Hanoi, mulai menjadi distributor peralatan dan suku cadang di Hoa Phat sejak tahun 1992.

Ia mengembangkan menjadi pembuat peralatan kantor, pipa baja dan baja konstruksi, dan mendaftarkan perusahaan pada tahun 2007.

Tahun 2015, perusahaan melakukan diversifikasi ke dalam pertanian. Saat ini tercatat telah menyumbang 12 persen untuk pendapatan dan 15 persen untuk laba bersih. Ekspansi Hoa Phat terjadi pada 2017 dengan proyek Dung Quat 4 juta ton.

Terlepas dari pandemi, industri baja Vietnam siap untuk tumbuh dengan peningkatan investasi di infrastruktur ditambah dengan kebangkitan ekonomi, yang diharapkan dapat menarik investasi asing langsung.

Hoa Phat adalah di antara beberapa perusahaan besar Vietnam yang mendapat manfaat dari upaya sukses pemerintah untuk mengendalikan wabah virus corona.

Vietnam sejauh ini melaporkan 1.140 kasus Covid-19, dengan rasio kematian 0,4 per juta orang, termasuk yang terendah di dunia. Tidak ada kasus baru yang dilaporkan selama 50 hari berturut-turut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya