Miliarder Jack Ma: IPO Ant Group Jadi yang Terbesar di Dunia

Estimasi dana yang bisa dihimpun dalam IPO Ant Group diperkirakan melebihi IPO Saudi Aramco yang berlangsung pada Desember lalu.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 24 Okt 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2020, 21:00 WIB
Jack Ma Bicarakan Digital Ekonomi di Depan Delagasi IMF-Bank Dunia
Pendiri Alibaba Group Jack Ma dalam diskusi panel “Disrupting Development” Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada Jumat (12/10). Jack Ma mengatakan “pebisnis tak punya rasa takut, kompetitor yang seharusnya takut”.Liputan6.com/Angga Yuniar

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Financial technology (fintech) asal China yaitu Ant group akan melantai perdana di bursa China dan Hong Kong. Initial Public Offering (IPO) ini akan menjadi yang terbesar di dunia.

Hal tersebut diungkapkan oleh milirder pendiri Alibaba, Jack Ma. Untuk diketahui, Ant Group masih berafiliasi dengan Alibaba.

"Jadi ini untuk pertamakalinya sebuah IPO dengan nilai terbesar dalam sejarah manusia dilakukan di luar kota Newa York," jelas Jack Ma, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu (24/10/2020).

"Kami tidak memikirkan ini lima tahun lalu bahkan tiga tahun lalu. Tetapi keajaiban baru saja terjadi," tambah dia.

Jack Ma menjelaskan, rincian harga saham IPO Ant Group akan resmi diumumkan pada pekan depan.

Ant berencana untuk melakukan IPO secara bersamaan di Hong Kong dan di Shanghai dalam beberapa minggu mendatang.

Sebuah sumber CNBC mengatakan bahwa dalam IPO tersebut, Ant Group mengincar dana segar USD 35 miliar atau sekitar Rp 512 triliun (estimasi kurs 14.653 per dolar AS).

Angka ini sangat tinggi bahkan melampaui rekor yang dibukukan oleh Saudi Aramco yang melakukan IPO pada Desember lalu. Saat itu, dana segar yang diraih mencapai USD 29,4 miliar.

Jack Ma mengatakan, sistem keuangan mengalami inovasi yang luar biasa di China dan bahkan di dunia. Tentu saja hal ini menjadi sebuah kesempatan bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan diri.

untuk diketahui, Ant Group didirikan pada 2014 untuk menjalankan bisnis Alipay, layanan pembayaran digital yang digunakan oleh hampir 1 miliar orang di China. dan mendapatkan sebagian besar pendapatan dari pinjaman cepat konsumen.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Harta Miliarder China Melesat Naik USD 1,5 Triliun, Jack Ma Nomor Wahid

Jack Ma Bicarakan Digital Ekonomi di Depan Delagasi IMF-Bank Dunia
Presiden Bank Dunia Jim Yong kim bersama Pendiri Alibaba Group Jack Ma dalam diskusi panel “Disrupting Development” Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada Jumat (12/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Serentetan IPO dan pertumbuhan teknologi yang pesat membantu miliarder China menambah USD 1,5 triliun kekayaan mereka. Hal itu menjadikan total kekayaan mereka menjadi USD 4 triliun, sampai disebut sebagai pertumbuhan tercepat di negara China.

China mencetak 257 miliarder selama satu tahun terakhir dan rata-rata lima miliarder baru muncul setiap minggunya.

 

Hurun Rich List 2020 mencatat bahwa sampai saat ini terdapat 878 miliarder di China. Jumlah itu melebihi 788 miliarder AS yang diukur oleh Wealth-X.

Rupert Hoogwerf, Ketua dan Kepala Peneliti Laporan Hurun menyampaikan respon positifnya.

"Dunia belum pernah melihat kekayaan sebanyak ini yang hanya tercipta dalam satu tahun. Pengusaha China telah melakukan jauh lebih baik dari yang dihrapkan. Meskipun Covid-19 melanda, mereka telah meningkatkan ke level rekor," ujar Rupert Hoogwerf, Ketua dan Kepala Peneliti Laporan Hurun, melansir laman CNBC, Rabu (21/10/2020).

Pasar saham China melonjak dan pertumbuhan di sektor teknologi membantu memicu ledakan kekayaan terbaru di negara itu.

Jack Ma, salah satu pendiri dan mantan ketua eksekutif Alibaba, menduduki peringkat teratas miliarder China tiga tahun berturut-turut dengan kekayaannya USD 59 miliar. Kekayaannya meningkat 45 persen karena IPO yang akan datang dari fintech Ant Group.

"The Hurun China Rich List mencatat lebih banyak kekayaan yang diciptakan tahun ini daripada gabungan lima tahun sebelumnya, menunjukkan bahwa ekonomi berkembang, menjauh dari sektor tradisional seperti manufaktur dan real estate, serta menuju ekonomi baru," ujar Hoogewerf.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya