Harga Emas Jatuh Hampir 5 Persen Tertekan Euforia Vaksin Covid-19

Bursa saham melonjak sehingga menekan harga emas. Bursa saham melonjak setelah Pfizer Inc mengatakan bahwa uji coba vaksin Covid-19 lebih dari 90 persen efektif.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 10 Nov 2020, 07:34 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2020, 07:30 WIB
Harga emas di pasar spot turun 4,8 persen menjadi USD 1.857,61 per ounce.
Harga emas di pasar spot turun 4,8 persen menjadi USD 1.857,61 per ounce. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas anjlok lebih dari 4 persen pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Pendorong penurunan harga emas ini karena berita positif mengenai ujo coba vaksin Covid-19.

Investor berbondong-bondong melepas emas yang merupakan aset safe haven dan mulai memburu ke aset berisiko seperti saham.

Mengutip CNBC, Selasa (10/11/2020), harga emas di pasar spot turun 4,8 persen menjadi USD 1.857,61 per ounce. Sementara emas berjangka AS turun 5 persen ke level USD 1.854,40 per ounce.

Harga emas di pasar spot ini anjlok tajam dari harga tertinggi dalam dua bulan yaitu USD 1.965,33 per ounce. Sebelumnya harga emas sempat melonjak karena harapan lebih banyak stimulus menyusul kemenangan Joe Biden dalam pemilihan AS.

Bursa saham melonjak sehingga menekan harga emas. Saham melonjak setelah Pfizer Inc mengatakan bahwa uji coba vaksin Covid-19 lebih dari 90 persen efektif. Pfizer dan mitra dari Jerman yaitu BioNTech SE mengatakan mereka berharap untuk mendapatkan otorisasi penggunaan darurat AS akhir bulan ini.

″Berita soal vaksin melampaui skenario kasus terbaik semua orang. Saat ini pelaku pasar mulai eksodus besar-besaran dari instrumen safe-haven, ”kata Edward Moya, analis senior OANDA.

Namun, ia menambahkan, perekonomian masih membutuhkan banyak dukungan dan hanya 50 juta dosis vaksin yang akan tersedia. "Jadi mungkin akan semakin banyak seruan stimulus ke depannya."

Emas merupakan instrumen lindung nilai terhadap penurunan nilai mata uang dan inflasi. Harga emas telah naik 22 persen tahun ini, terutama didorong oleh stimulus pandemi global yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Jika Anda merasa hidup di yang terbaik dari semua dunia, maka Anda tidak membutuhkan emas,” kata analis Commerzbank Daniel Briesemann.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kembali Menguat

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Dilansir dari laman Kitco, Selasa (10/11/2020), Kepala strategi komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen mengatakan bahwa dirinya memprediksi harga emas tetap bullish dalam waktu dekat. Sebab, Hansen memperkirakan akan ada jeda beberapa saat sebelum vaksin tersedia untuk umum.

Hansen menambahkan, dirinya tak terkejut melihat tekanan yang terjadi pada emas seiring dengan pengumuman vaksin covid-19 ini. Dalam hematnya, berita tersebut mengurangi kemungkinan pemerintah akan menyuntikkan lebih banyak stimulus ke pasar keuangan.

“Pada dasarnya, kami melihat penurunan perdagangan yang telah kami bangun selama enam bulan terakhir. Tapi masih banyak ketidakpastian untuk mendukung emas rezim baru. Vaksin adalah berita positif, tetapi tidak tidak mengubah narasinya,” kata Hansen.

Semantara, analis teknis senior di Kitco.com, Jim Wyckoff menilai tekanan pada emas akibat kabar vaksin ini tidak merusak prospek emas jangka panjang.

“Bulls perlu mempertahankan dukungan teknis yang kuat pada level terendah September USD 1.851. Penurunan di bawah level harga itu akan menimbulkan kerusakan grafik jangka pendek yang serius untuk menunjukkan penurunan harga baru, ”kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya