Iseng Jualan Saat Kuliah, Perempuan Ini Raup Penghasilan Rp 6 Juta per Bulan

Kaneshi mentai adalah makanan khas jepang menggunakan saus mayonaise yang dibakar atasnya agar menghasilkan rasa smokey (berasap).

oleh Tira Santia diperbarui 05 Des 2020, 13:40 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2020, 07:36 WIB
Kaneshi mentai
Kaneshi mentai

Liputan6.com, Jakarta - Berawal dari keisengannya untuk mengisi waktu luang semasa bolak-balik kampus mengurus tugas akhirnya, Perempuan asal Bekasi Silva Lestari  (22) memanfaatkan peluang untuk berjualan makanan khas Jepang Mentai dengan harga yang terjangkau.

“Mulai usaha Kaneshi itu sekitar bulan Agustus tahun lalu 2019, karena waktu itu baru selesai sidang skripsi jadi sambil nyari kegiatan aku buka usaha mentai, kemudian lanjut sampai sekarang,” kata Silva kepada Liputan6.com, Minggu (15/11/2020).

Ia memilih menjual mentai, lantaran masih jarang yang menjualnya dengan harga yang merakyat. Tujuannya agar teman-teman yang ingin tahu dan ingin merasakan nasi mentai bisa membelinya dengan harga yang terjangkau tanpa membuat kantong menjadi kering.

Kaneshi mentai adalah makanan khas jepang menggunakan saus mayonaise yang dibakar atasnya agar menghasilkan rasa smokey (berasap). Kaneshi mentai sendiri dibuat dengan bahan premium dan berbagai varian, mulai dari salmon, beef, ayam pok pok, nugget, sosis dan lainnya.

Dengan modal Rp 500-700 ribu, ia bersama sang pacar menjual mentai dari mulai proses produksi, marketing, hingga penjualan semuanya Silva lakukan berdua. Namun sejak sang pacar sibuk bekerja, kini ia urus usahanya sendiri.

Silva menjual mentainya mulai Rp 20-45 ribu per porsi. Sebelum pandemi, dalam sehari ia bisa menjual 10-15 porsi mentai, namun setelah pandemi covid-19 ia hanya mampu melayani 3 pesanan saja lantaran daya beli masyarakat masih menurun sehingga berpengaruh terhadap usahanya.

Kendati begitu, ia sebelum pandemi ia bisa menghasilkan omzet Rp 5-6 juta per bulannya. Tapi seiring pandemi yang masih berlanjut, tapi kini pendapatannya hanya Rp 900 ribu per minggu saja, hal itu disebabkan penerapan PSBB yang kedua kalinya di daerah Jabodetabek, sehingga penghasilan Silva menurun.

“Ada perbedaan, menurut saya sekarang jauh lebih menurun. Waktu awal-awal pandemi masih banyak pesanan, apalagi waktu puasa saya pernah beberapa kali mengadakan paketan promo. Namun setelah PSBB kedua jadi menurun, mungkin karena orang sudah terbiasa di rumah, mulai eksplore masak dan lain-lain jadi sedikit pesanannya,” katanya.

Lanjutnya, untuk pemasaran Kaneshi Mentai ternyata sudah sampai Jakarta, dan Depok, tidak hanya di daerah Bekasi saja. Silva mengaku masih memfokuskan pada 3 daerah tersebut dahulu sebelum memperluas jangkauannya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tersedia di Aplikasi

Generasi Cuan
Applip6DukungGenCuan.

Kaneshi.mentai telah tersedia di grabfood, selain itu Silva juga menggunakan media sosial seperti Instagram untuk mempromosikan mentai buatannya. Untuk informasi lebih lanjut bisa dilihat Instagram @kaneshi.mentai.

Selanjutnya, Silva mengklaim mentai buatannya itu dapat bertahan 24 jam bisa dipanaskan kembali. “Ketahanan selama di luar suhu ruangan itu masih bisa dimakan selama 5 jam tapi kalau mau dimakan untuk keesokan harinya bisa dimasukkan ke kulkas dan panasin pake oven atau teflon,” ujarnya.

Meskipun usahanya di masa pandemi ini menurun signifikan, bukan berarti keinginannya untuk membuka toko offline terhalangi. Dirinya optimis dikemudian hari cita-citanya tersebut bisa terwujud, lantaran kata Silva masih jarang  toko offline yang menjual mentai di daerahnya.

Apalagi jika dirinya berkesempatan bisa bekerjasama dengan Everplate, Silva mengaku sangat tertarik dengan Everplate. Dirinya percaya everplate bisa menjadi jembatan usahanya semakin sukses.

“Tertarik, untuk eksplore dan jadi salah satu cara untuk menambah promosi,” ujarnya.

Demikian ia berpesan kepada generasi cuan di luar sana agar tetap konsisten dan menjalani usahanya dengan semangat.

“Yang namanya bisnis itu naik turun tidak selalu stabil, kata kuncinya konsisten dan jalani saja dulu. Masalah untung atau tidaknya urusan belakangan yang penting usaha dulu,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya