Program Teman Bus Kemenhub Telah Layani 1,5 Juta Perjalanan

Program Buy The Servie yang dikemas dengan nama Teman Bus ini merupakan embrio dari sistem transportasi massal berkelanjutan

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Des 2020, 18:22 WIB
Diterbitkan 04 Des 2020, 18:22 WIB
FOTO: Revitalisasi Terminal Kampung Rambutan Batal Akibat COVID-19
Sejumlah bus terparkir saat menunggu keberangkatan di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Kamis (12/11/2020). Pemprov DKI Jakarta menganggarkan Rp 170 miliar untuk revitalisasi Terminal Kampung Rambutan yang telah diajukan pada Desember 2019. (merdeka.com/Iqbal Septian Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, Program Teman Bus (Transportasi Ekonomis, Mudah, Andal dan Nyaman) telah melayani 1,5 juta lebih perjalanan per 2 Desember 2020. Dia pun mengapresiasi respons positif masyarakat atas program yang dilakukan dalam rangka pengembangan angkutan massal berbasis jalan dengan skema pembelian layanan (Buy The Service).

"Baru dilaksanakan di 5 kota, hasilnya sudah mendekati 2 juta atau tepatnya, mencapai 1.556.101 perjalanan hingga 2 Desember 2020. Kita harus lakukan ini lebih intensif supaya minat masyarakat semakin meningkat dan bisa menikmati layanan bus yang baik," jelas dia saat membuka webinar Teman Bus sesi ke-2 bertema, Jumat, (4/12/2020).

Pada tahun 2020, Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Darat melaksanakan pengembangan angkutan massal berbasis jalan dengan skema pembelian layanan (Buy The Service) dengan Standar Pelayanan Minimal yang memenuhi aspek kenyamanan, keamanan, keselamatan, keterjangkauan, kesetaraan serta memenuhi aspek kesehatan. BTS dilakukan di 5 (lima) Kota Percontohan yaitu di Medan, Palembang, Surakarta, Yogyakarta dan Denpasar.

Program Buy The Servie yang dikemas dengan nama Teman Bus ini merupakan embrio dari sistem transportasi massal berkelanjutan. Tujuannya untuk menghadirkan bus yang aman dan nyaman, serta memiliki kepastian jadwal dan ketersedian bus paling tidak setiap 10 menit.

"Melalui Buy The Service, selain membantu masyarakat untuk mendapatkan bus yang selamat, aman, nyaman dan terjangkau, juga bisa dimanfaatkan bagi para pegelola bus, koperasi, atau gabungan dari beberapa orang yang tadinya punya angkot namun sudah tidak produktif, bisa mengajukan diri untuk menjadi pengelola agar tetap mempunyai usaha dan penghasilan," ungkap Menhub.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Harus Konsisten

FOTO: Dishub DKI Jakarta Hentikan Sementara Layanan Bus AKAP
Bus AKAP terparkir di Terminal Kampung Rambutan Jakarta, Senin (30/3/2020). Untuk mencegah penyebaran virus Corona COVID-19, Dishub Pemprov DKI Jakarta menghentikan sementara layanan Bus Antar Kota Antar Provinsi pertanggal 30 Maret 2020 pukul 18.00 WIB. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Menhub berpesan, untuk semakin meningkatkan minat masyarakat menggunakan transportasi bus,program ini perlu dilakukan secara konsisten dalam memberikan pelayanan bus yang baik. Selain itu, perlu dilakukan sosialisasi dan koordinasi yang baik dengan Pemerintah Daerah.

"Pelayanan harus terus dijaga dan tepat waktu. Kalau itu dilakukan, transportasi bus pasti akan diminati karena mempunyai keunggulan poin to point sehingga bisa menjadi bagian integrasi antarmoda," ucapnya.

Tak hanya itu, dengan semakin meningkatkannya jumlah perjalanan Teman Bus, diharapkan dapat menghasilkan sejumlah keuntungan bagi masyarakat.

"Diantaranyamemberikan rasa nyaman dan aman bertransportasi menggunakan transporasi bus, mendapatkan layanan transportasi yang terjangkau, serta menurunnya kemacetan dan polusi udara karena konsumsi bahan bakar menurun akibat masyarakat beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi umum," tutupnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya