Produsen Mogok Produksi, Harga Tahu Tempe di Jabodetabek Meroket

5.000 pelaku UKM Produsen Tempe Tahu Indonesia di DKI Jakarta menghentikan sementara proses produksi

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jan 2021, 14:30 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2021, 14:30 WIB
Harga Kedelai Naik, Pabrik Tahu Tempe Berhenti Beroperasi
Aktivitas pekerja di pabrik tahu tempe yang berhenti operasi di kawasan Duren Tiga, Jakarta, Sabtu (2/12/2021). Puskopti DKI Jakarta pun menyatakan mogok produksi ini akan dilakukan oleh sekira 5.000 pelaku usaha kecil menengah yang ada di bawah naungannya. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Bidang Keanggotaan DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Dimas Hermandiyansyah mencatat adanya kenaikan harga tempe dan tahu hingga 20 persen. Kenaikan ini terjadi merata di pasar tradisional wilayah Jabodetabek.

"Tempe dan tahu ini naik bervariatif ya hingga 20 persen. Seperti tempe yang ukuran sedang kualitas bagus dari Rp10.000 di jual Rp12.000 sekarang. Tahu juga naik sih sama 20 persen. Itu merata di pasar-pasar Jabodetabek," ujar dia saat dihubungi Merdeka.com, Sabtu (2/1/2020).

Dimas mengatakan, kenaikan harga dua bahan pangan favorit masyarakat Indonesia itu tak lepas dari adanya mogok produksi yang dilakukan sejumlah produsen tahu dan tempe. Khususnya yang tergabung dalam Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta.

"Kenaikan harga sendiri karena ada mogok produksi juga kan dari sejumlah produsen yang tergabung dalam Puskopti. Jadi mereka mungkin mengikuti instruksi Puskopti," paparnya.

Dia menyebut, aksi mogok produksi tahu dan tempe sendiri dipicu adanya lonjakan harga kedelai impor sejak beberapa hari terakhir. "Ini membuat produsen kesulitan untuk tetap menjaga kelangsungan usaha di tengah pandemi Covid-19," ucapnya.

Oleh karena itu, Ikappi mendorong pemerintah untuk berani mengambil kebijakan yang bersifat jangka panjang. Salah satunya dengan segera meningkatkan produksi kedelai dalam negeri.

"Karena saat ini Indonesia terlalu bergantung pada kedelai asal impor. Kalau tidak dengan mengembangkan produksi kedelai di dalam negeri ini pasti akan berulang permasalahan ini," tegas dia mengakhiri.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


5.000 Pelaku Usaha Hentikan Produksi

Tukang Tahu Tampil Nyentrik Bak Pekerja Kantoran
Pekerja memproduksi tahu dengan pakaian seperti pekerja kantoran di daerah Sukaraja, Bogor, Senin (14/12/2020). Ide ini untuk membangkitkan semangat dan kepercayaan diri agar termotivasi menjadi pekerja yang sukses dan menarik minat pembeli di tengah persaingan ketat. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, sekitar 5.000 pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tergabung Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta menghentikan sementara proses produksi pada 1-3 Januari 2021. Penjualan akan mulai dilakukan kembali pada 3 Januari.

Sekretaris Puskopti DKI Jakarta, Handoko Mulyo, mengatakan keputusan untuk menghentikan sementara proses produksi disepakati jajaran pengurus Puskopti pada Kamis (31/12).

"Malam Sabtu sampai malam Minggu, tanggal 2 Januari 2021 semua tidak berjualan. Malam Senin tanggal 3 Januari 2021 sudah ada penjualan di pasar," ujarnya seperti dikutip dari Antara, kemarin.

Handoko mengatakan aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap kenaikan harga bahan baku kedelai dari Rp7.200 menjadi Rp9.200 per kilogram (kg). "Mulai hari ini, tanggal 1 Januari 2021 sampai 3 Januari 2021 para pengrajin tempe tahu, berhenti produksi," kata Handoko.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya