Penjelasan Pertamina Soal Demo Warga Sebelum Kilang Balongan Terbakar

Komisi VII DPR RI mempertanyakan isu yang beredar mengenai demonstrasi warga sebelum Kilang Balongan terbakar.

oleh Andina Librianty diperbarui 05 Apr 2021, 19:45 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2021, 19:45 WIB
Kebakaran Kilang Balongan
Asap hitam membumbung yang berasal dari kebakaran Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat, Senin (29/03/2021). Kebakaran yang terjadi pada satu tangki minyak di kilang Pertamina RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, hingga kini mulai berangsur padam. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi VII DPR RI mempertanyakan isu yang beredar mengenai demonstrasi warga sebelum Kilang Balongan terbakar. Pertanyaan ini disampaikan oleh anggota Komisi VII dari Fraksi Golkar, Maman Abdurahman.

"Jadi apakah benar ada protes atau komplain dari masyarakat sekitar terkait tangki tersebut? Komplain kan bermacam-macam, apakah dari bau dan sebagainya dan jika benar berarti ada indikasi dari awal," kata Maman dalam RDP Komisi VII DPR RI dengan PT Pertamina (Persero) pada Senin (5/4/2021).

Dijelaskan oleh Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional (KPI), Djoko Priyono, aksi protes warga tersebut memang benar terjadi, tapi dua jam sebelum kebakaran. Menanggapi komplain tersebut, pihak Pertamina memastikan keamanan kilang diperketat dengan menutup akses jalan di dekatnya.

"Komplainnya itu sebetulnya jam 11 malam. Dari komplain itu, kita lakukan tindakan tidak boleh mendekat. Jadi kita tutup, sudah dilakukan pengamanan," jelas Djoko.

Ditambahkan Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, korban luka bakar dari Kilang Balongan merupakan yang melewati jalan di dekat kilang tersebut.

"Jadi tengah malam ada beberapa yang baru keluar dari rumah ibadah. Mereka melintas di situ, itu yang terkena. Tidak ada yang terkena di rumahnya," ungkap Nicke.

Kebakaran Kilang Balongan terjadi pada 29 Maret 2021, tepatnya pukul 00.57 WIB.

Kejadian kebakaran ada di empat tangki, T301 E, F, G, H di dalam satu bundwall dengan kapasitas masing-masing 26 ribu KL. Pada saat kejadian, tangki G berisi 23 ribu Pertalite, sedangkan tangki lainnya dalam kondisi kosong.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Soal Kerugian Kilang Minyak Balongan yang Terbakar, Begini Hitungan Bos Pertamina

Upaya Memadamkan Api di Kilang Minyak Balongan
Tim HSSE & Fire Fighter Pertamina berupaya memadamkan api pada kebakaran tangki minyak Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Rabu (31/3/2021). Memasuki hari ketiga pascakebakaran, tim Emergency Pertamina berhasil memadamkan tiga tangki dari total empat tangki yang terbakar. (Dok. Humas Pertamina)

Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati buka suara soal potensi kerugian yang dialami perseroan imbas kebakaran di tangki kilang minyak Balongan, Indramayu.

Nicke bilang, prediksi kerugian dapat disimpulkan dari besarnya gangguan kebakaran di kilang minyak Balongan terhadap stok dan produksi BBM nasional.

"Nah, apakah dari kejadian kebakaran dari Senin hingga sekarang ada gangguan nggak. Kita punya perhitungan, seluruh kebutuhan itu ada asumsi, kalah asumsi tidak perlu produksi 2 minggu pun kita masih bisa dengan stok yang ada," jelas Nicke di Legok, Rabu (31/3/3021).

Nicke melanjutkan, Pertamina memiliki sistem backup untuk menjaga kehandalan supply BBM. Seperti di Balongan yang lokasinya tak jauh dari laut, maka, perseroan dapat mensupply bahan bakar langsung dari sana.

Pertamina memiliki beragam opsi moda untuk memastikan penyaluran BBM tetap berjalan dengan baik, mulai dari pipa, mobil tangki, supply dari laut hingga penyaluran darurat lewat helikopter.

"TBBM (Terminal BBM) kita ada 114 di seluruh Indonesia, sehingga fleksibel ketika ada masalah supply sehingga bisa di-backup," ujarnya.  

Pertamina Bakal Perbaiki Rumah Warga Terdampak Kebakaran Kilang Balongan

Upaya Memadamkan Api di Kilang Minyak Balongan
Tim HSSE & Fire Fighter Pertamina berupaya memadamkan api pada insiden tangki Pertamina di Kilang Balongan RU VI, Indramayu, Rabu (31/3). Pertamina RU VI dan Unit RU yang ada di Indonesia bersama Damkar Cirebon berupaya memadamkan. (Dok. Humas Pertamina)

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif didampingi Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengunjungi Kilang Balongan untukmelihat langsung kondisi Kilang Balongan pasca insiden tangki T-301.

Kunjungan tersebut juga dalam rangka memastikan proses penanganan yang telah dijalankan Pertamina untuk mengatasi insiden di lapangan dan pemulihan lokasi penyimpanan BBM di Balongan berjalan baik.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan di awal insiden, Pertamina telah melakukan tindakan cepat melokalisasi titik api di dalam bundwall atau tanggul di sekeliling tangki T-301 sehinggatidak meluas.

Saat ini masih dilakukan pendinginan terhadap sisa minyak yang masih ada didasar bundwall, sehingga temperatur minyak dapat diturunkan dan api sudah padam saat ini.

Menurut Arifin Tasrif, saat ini Pertamina melakukan investigasi yang melibatkan internal daneksternal mengenai penyebab kejadian. Investigasi masih berproses dan memerlukanpendalaman.

"Ke depannya Pertamina akan melakukan evaluasi untuk mengidentifikasi apa saja yangdiperlukan untuk peningkatan sistem keamanan kilangnya mengacu pada teknologi baru yangsaat ini dipakai,” pesan Arifin.

Terkait warga terdampak, lanjutnya, Arifin meyakini bahwa Pertamina akan melakukan penanganan yang baik kepada masyarakat.

“Kita harapkan korban yang masih dirawat bisa membaik dan bisa segera keluar dari unitperawatan khusus. Terhadap seluruh masyarakat terdampak akibat dari kejadian ini, Pertamina berkomitmen untuk bertanggung-jawab untuk perbaikan rumah dan properti warga, perawatan korban luka, dan trauma healing,” ucap Arifin.

Selain itu, Menteri ESDM juga mengingatkan, agar Pertamina segera memasang sistem komunikasi dengan masyarakat, apabila ada indikasi yang diperkirakan dapat membahayakan, masyarakat sekitar dapat melakukan persiapan lebih dini untuk menjaga keselamatan.

Mengenai rencana pembangunan Kilang Petrochemical, Arifin memastikan tetap menjadi program utama Pertamina karena bagian dari program nasional agar Pemerintah dapat mencukupi kebutuhan nasional petrokimia dan mengurangi impor. Disinggung untuk kebutuhan BBM, menurutnya saat ini tersedia cukup aman.

“Sudah dilakukan antisipasi dengan mengoptimalkan kapasitas kilang lainnya dengan mengedepankan keselamatan kerja, kebutuhan dalam negeri bisa dipenuhi,” pungkasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya