Menko Airlangga: Penguatan Struktur Ekonomi Harus Berbasis Inovasi

Percepatan dari laju pertumbuhan ekonomi akan semakin ditingkatkan melalui peningkatan akselerasi ekosistem riset dan inovasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Sep 2021, 16:30 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2021, 16:30 WIB
Menko Airlangga: Perubahan Paradigma Pembangunan Ekonomi dari Resource Driven ke Innovation Driven
Percepatan dari laju pertumbuhan ekonomi akan semakin ditingkatkan melalui peningkatan akselerasi ekosistem riset dan inovasi (Foto: Siaran Pers)

Liputan6.com, Jakarta - Ilmu pengetahuan atau IPTEK dan inovasi berkaitan erat dengan laju pertumbuhan ekonomi. Percepatan pembangunan ekonomi berbasis inovasi merupakan salah satu tahapan dalam pencapaian Visi Indonesia Emas di tahun 2045.

Indonesia diproyeksikan menjadi negara dengan Produk Domestik Bruto terbesar ketujuh pada 2045. Untuk mencapai target tersebut, Indonesia harus tumbuh rata-rata 5,7 persen per tahun. Hal ini tentu saja hanya akan terjadi apabila penguatan struktur ekonomi dan percepatan pertumbuhan berbasis inovasi telah dilakukan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar mencapai target tersebut, arah kebijakan dan strategi nasional pembangunan IPTEK 2020-2024 akan berfokus pada peningkatan akselerasi ekosistem riset dan inovasi dan  peningkatan jumlah dan kualitas belanja Litbang,

"Selain itu juga prioritas Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) yang diharapkan bisa langsung bermanfaat untuk masyarakat serta pengembangan Research Power House,” ujar Airlangga saat menyampaikan keynote speech pada acara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-26 dengan tema Membangun Kedaulatan Teknologi Sebagai Basis Ekosistem Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Menuju Indonesia Emas 2045, seperti ditulis Jumat (17/9/2021).

Dalam kerangka mewujudkan ekosistem riset dan inovasi, perubahan paradigma pembangunan ekonomi menjadi suatu hal yang penting. Paradigma pembangunan ekonomi yang semula berbasis resource-driven economy perlu didorong untuk bergeser menjadi berbasis innovation-driven economy.

Berbagai hal yang dapat dilakukan kedepannya dalam upaya pemulihan ekonomi berbasis riset dan inovasi, di antaranya:

- Mendorong Riset Ekonomi Hijau melalui kegiatan-kegiatan yang mencakup pengembangan energi baru dan terbarukan, bahan bakar hijau (green fuel), sarana dan prasarana kendaraan listrik seperti Fast Charging Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

- Mempercepat komersialisasi hasil riset dan inovasi melalui kerja sama dengan dunia usaha seperti industri dan UMKM, serta dengan lembaga penelitian lainnya. Upaya ini sangat penting dalam alih teknologi yang mengarah pada pemanfaatan teknologi modern yang mempunyai daya proses yang optimal.

- Meningkatkan kemampuan teknologi informasi dalam pengembangan riset dan inovasi melalui pemanfaatan data online dan offlinesehingga akan terjadi integrasi digital. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pendatang Baru

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Webinar UOB Economic Outlook 2022 bertajuk “Empowering the Indonesian Economy for Stronger Recovery”, (Sumber ekon.go.id)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Webinar UOB Economic Outlook 2022 bertajuk “Empowering the Indonesian Economy for Stronger Recovery”, (Sumber ekon.go.id)

Pengembangan riset dan inovasi sejalan dengan tren digitalisasi yang saat ini berkembang. Indonesia memiliki banyak potensi dan peluang yang harus dimanfaatkan, diantaranya adalah nilai transaksi ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai USD 124 miliar  atau Rp 1.700 triliun pada 2025.

Saat ini ada 2 sektor ekonomi digital yang menjadi pendatang baru dan memiliki prospek pertumbuhan yang menjanjikan dalam lanskap ekonomi digital Indonesia, yakni Edutech dan Healthtech. Pada tahun 2020, pengguna aktif aplikasi Edutech Indonesia tumbuh signifikan mencapai 200% dan jumlah penguna Healthtech (telemedicine) juga meningkat signifikan. Bahkan dalam 5 tahun ke depan, diprediksi pengguna telemedicine di Asia Pasifik akan meningkat sebesar 109 persen.

Kemajuan teknologi digital haruslah dipandang menjadi sebuah peluang bagi Indonesia. Berbagai studi menyatakan bahwa peluang ekonomi digital Indonesia masih terbuka lebar karena didukung oleh sejumlah faktor, seperti jumlah penduduk yang terbesar ke-4 di dunia, dengan jumlah penduduk usia produktif mencapai lebih dari 191 juta atau 70,7 persen, yang ditopang oleh Generasi-Z sebanyak 75,49 juta orang, atau 27,94 persen dan Generasi-Y/Milenial yang mencapai 69,90 juta jiwa atau 25,87 persen.

Untuk mendorong peningkatan daya saing dan meraih peluang tersebut, pemerintah telah memberikan dukungan fiskal berupa kebijakan Super Tax Deduction untuk kegiatan vokasi, industri padat karya maupun penelitian dan pengembangan. Hal ini dilakukan agar dapat mendorong dan memunculkan talenta-talenta (SDM) Indonesia yang hebat, produktif, serta SDM yang dapat membawa negara ini bersaing secara global khususnya di era digital saat ini.

“Selamat mengikuti acara ini, semoga kegiatan ini dapat memberikan optimisme bagi kita semua dalam memunculkan ide-ide dan inovasi baru yang dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya