Liputan6.com, Jakarta Pengusaha pendiri pendiri PT Medco Energi Internasional Tbk, Arifin Panigoro meninggal dunia di Amerika Serikat (AS).
Mengutip penjelasakan Medco Energi, Senin (28/2/2022), Arifin Panigoro meninggal dunia pada Minggu, 27 Februari 2022, pukul 02.29 PM waktu Rochester Minneapolis USAatau Senin, 28 Februari pukul 03.29 AM WIB.
Baca Juga
Melansir laman Forbes, Arifin Panigoro merupakan jajaran pebisnis sukses di Tanah Air. Dia bahkan pernah masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia pada 2020.
Advertisement
Dia masuk peringkat 47 bersama pengusaha lain asal Indonesia. Hartanya pada saat itu mencapai USD 550 juta. Peringkat ini turun dibandingkan pada 2019 berada di posisi 45. Namun pada 2021, namanya sudah tidak masuk lagi dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia.
Adapun geliat bisnis Arifin Panigoro, berasal dari perusahaan minyak dan gas PT Medco Energi Internasional Tbk. Selain menjalani bisnis migas, Arifin juga menjalankan bisnis kelistrikan, perkebunan, pertanian hingga perhotelan.
Mengutip laman Medco, grup medco yang dibangun Arifin Panigoro bermula dari pendirian PT Medco Energi Internasional Tbk pada 1980. Kemudian mengakuisisi Tesoro di Kalimantan Timur pada 1992. Perseroan pun melepas saham perdana ke publik pada 1994.
Medco pun menemukan lapangan minyak terbesar di Kaji dan Semoga, Blok Rimau Sumatera Selatan pada 1996. Sebelumnya perseroan akuisisi Stanvac Indonesia pada 1995.
Kemudian perseroan menambahkan portofolionya dengan menambah Blok Simenggaris, Western Madura dan Senoro-Toili pada 2000. Dua tahun kemudian, perseroan akuisisi 25 persen Blok Tuban.
Pada 2003, perseroan teken perjanjian pemasokan gas dengan PLN. Tak hanya kembangkan bisnis di dalam negeri, Medco juga mengembangkan usaha di luar negeri. Salah satunya dengan memperoleh kontrak EPSA IV untuk area 47, Libya pada 2005. Perseroan pun menemukan cadangan sebesar 352 MMBOE di Area 47, Libya.
Tak hanya itu, tonggak penting lainnya perseroan mengamankan pendanaan proyek Senoro sebesar USD 260 juta pada 2013.
Selain itu, pertukaran aset dengan Salamander untuk aset Bangkanai dengan Simenggaris dan Bengara.
Perjalanan Bisnis
Kemudian pada 2016, PT Medco Energi Internasional Tbk pun merampungkan transaksi akuisisi saham PT Newmont Nusa Tenggara senilai USD 2,6 miliar pada November 2016.
PT Newmont Nusa Tenggara operasikan tambang tembaga dan emas Batu Hijau di Kepulauan Sumbawa, Indonesia.
Selama ini Medco bergerak di bidang eksplorasi dan produksi migas. Medco juga punya industri hilir yang produksi elpiji, distribusi bahan bakar diesel dan pembangkit tenaga listrik.
"Diversifikasi. Saya kira baik diversifikasi, karena minyak itu baru oke 2-3 tahun lagi. Lama. Kalau kita hanya rely on minyak saja berat menahannya. Kalau 2015 ini US$ 160 juta kita jeblok. Dua tahun lagi begitu ya bubar perusahaan," ujar dia pada 6 April 2016.
Oleh sebab itu, menurut dia, sangat penting bagi perusahaan untuk menambah lini bisnis. Bahkan untuk merealisasikan hal ini, Arifin mengaku tidak segan membangun pabrik pemurnian (smelter) seperti yang telah diatur pemerintah.
"Emas relatif stabil. Kalaupun turun tapi enggak sejeblok komoditi kayak batu bara. (Smelter) Itu harus. Itu kita sudah janji," tandas dia.
Advertisement