Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan penyesuaian tarif KRL (kereta komuter) tidak dilakukan dalam waktu dekat. Wacana kenaikan tiket KRL ini telah menjadi bahasan sejak awal 2022 mempertimbangkan berbagai aspek.
Ini ditegaskan Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati pada Jumat (13/5/2022). "Menanggapi pertanyaan media terkait kenaikan tarif KRL Jabodetabek, kami tegaskan bahwa Kemenhub tidak akan menerapkannya dalam waktu dekat," jelas dia.
Saat ini, Kemenhub sedang mengkaji ulang kebijakan penyesuaian tarif KRL pasca Lebaran Idulfitri 2022. Hal ini mengingat, terdapat kenaikan harga bahan pokok yang mempengaruhi daya beli masyarakat.
Advertisement
"Sebelumnya kami sudah membuat kajian tentang penyesuaian tarif, namun untuk penerapannya akan mempertimbangkan berbagai kondisi yang berkembang," tegas dia.
Kemenhub berjanji untuk segera menyampaikan informasi kepada masyarakat terkait pemberlakuan penyesuaian tarif krl.
"Kami akan segera menyampaikan ke masyarakat, jika akan dilakukan penyesuaian tarif KRL," tutup Adita.
Besaran Tarif KRL Naik
Sebelumnya, Pemerintah berencana menaikkan tarif dasar kereta komuter (KRL) menjadi Rp 5.000 dari semula Rp 3.000.
Tarif KRL naik tersebut hanya untuk 25 kilometer pertama. Sedangkan untuk per 10 kilometer selanjutnya tetap Rp 1.000.
Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati menyampaikan pihaknya masih akan membahas lebih lanjut kelanjutan dari penerapan kebijakan ini. Kondisi ekonomi masyarakat saat ini jadi salah satu dasar pertimbangan yang jadi perhatiannya.
Meski akan melakukan pembahasan, Adita tak menyebut kapan waktu penerapan tarif baru tersebut akan mulai berlaku. Sisi lain yang jadi pertimbangannya juga mengenai kemampuan masyarakat yang kini dihadapkan oleh kenaikan harga bahan pokok dan sejumlah komoditas lain.
"Situasi paska mudik termasuk jadi pertimbangan kami. Juga adanya kenaikan harga di berbagai komoditas yang bisa memengaruhi buying power masyarakat," katanya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Kapan Berlaku?
Kabar kenaikan tarif KRL atau kereta rel listrik kembali jadi perbincangan. Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Didiek Hartantyo memberikan bocoran waktu penerapan tarif baru di KRL.
Kabar mengenai tarif KRL naik telah mencuat sejak awal tahun 2022. Ini bermula dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan terkait penyesuaian tarif.
Kemenhub juga menimbang adanya berbagai perbaikan sarana dan prasarana di fasilitas penunjang KRL. Yang paling terasa oleh pengguna yakni soal lebih cepatnya headway kereta dari 5 menit menjadi sekitar 3 menit.
Kendati begitu, waktu penerapan tarif baru belum disampaikan secara pasti, baik dari Kementerian Perhubungan maupun operator dari KAI. Didiek memberikan sedikit bocoran mengenai penerapan tarif baru ini.
"Pokoknya tahun ini," kata Didiek kepada Liputan6.com, Kamis (12/5/2022).
Sebelumnya, Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati menyampaikan pihaknya masih akan membahas lebih lanjut kelanjutan dari penerapan kebijakan ini. Kondisi ekonomi masyarakat saat ini jadi salah satu dasar pertimbangan yang jadi perhatiannya.
“Akan ada pembahasan kembali mempertimbangkan situasi terkini,” katanya kepada Liputan6.com, Rabu (11/5/2022).
Diketahui, sebelumnya tarif KRL diwacanakan akan mengalami penyesuaian tarif. Dari semula Rp 3000 per 25 Kilometer pertama menjadi Rp 5000 per 25 km pertama. Artinya ada kenaikan sekitar Rp 2000. Sementara untuk selanjutnya tidak ada kenaikan atau tetap Rp 1000 untuk setiap 10 km berikutnya.
Advertisement
Jadi Penyelamat Keuangan KAI
Kenaikan tarif KRL atau kereta rel listrik disebut akan kembali dibahas oleh Kementerian Perhubungan dan pihak terkait. Dengan penyesuaian tarif, digadang-gadang mampu jadi penyelamat keuangan Kerera Api Indonesia.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo menyebut kenaikan tarif KRL bisa berkontribusi terhadap keuangan KAI. Caranya melalui anak usaha yakni Kereta Commuter Indonesia (KCI).
Namun, ia tak merinci lebih jauh taksiran keuntungan yang akan didapat jika tarif KRL disesuaikan lebih tinggi. Yang pasti, itu bisa membantu keuangan KAI.
"Melalui KCI," kata Didiek kepada Liputan6.com, Kamis (12/5/2022).
Diketahui, sebelumnya tarif KRL diwacanakan akan mengalami penyesuaian tarif. Dari semula Rp 3000 per 25 Kilometer pertama menjadi Rp 5000 per 25 km pertama. Artinya ada kenaikan sekitar Rp 2000. Sementara untuk selanjutnya tidak ada kenaikan atau tetap Rp 1000 untuk setiap 10 km berikutnya.
Kenaikan hitungan kenaikan ini berdasar pada survei terkait kemampuan bayar dan keinginan bayar masyarakat pengguna KRL. Kemudian, belum adanya penyesuaian tarif sejak 2015 juga jadi alasan di sisi lain.
Terpisah, VP Corporate Secretary KCI Anne Purba mengamini kenaikan tarif akan menjadi keuntungan. Ia memandang keuntungan itu semata akan dikembalikan kepada pengguna KRL.
"Kenaikan tarif akan dikembalikan ke pelayanan dalam pengembangan dan peningkatan layanan dari tarif," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (12/5/2022).