Liputan6.com, Jakarta - Pasca ditutup sementara sejak 26 Januari 2022, Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta akan mulai beroperasi lagi pada Rabu, 13 Juli 2022.Â
Hal ini disampaikan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, setelah melakukan uji coba runway di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (12/7/2022).
Namun untuk sementara ini, pengoperasian Bandara Halim Perdanakusuma masih terbatas untuk kepentingan militer, dalam hal ini TNI AU (Angkatan Udara).
Advertisement
"Kita putuskan ini sudah bisa digunakan. Mulai besok kita akan gunakan untuk military. TNI AU akan me-manage ini selama masa 2 bulan," ujar Budi Karya.
Menhub bercerita, uji coba runway dengan melakukan take off dan landing bersama pesawat capung berjalan begitu mulus.
Namun, ia tak mau berpuas diri. Masih ada sejumlah pekerjaan yang perlu dilakukan dalam proses revitalisasi ini. Utamanya dalam proses penataan ulang sistem drainase Bandara Halim Perdanakusuma.
"Apa yang kita lakukan selama 4 bulan terakhir memang bukan cuman sekadar membuat runway. Tetapi kami mengevaluasi apa ada hal-hal yang harus di-improve, baik daya dukung tanah, bagaimana drainage dan sebagainya," tuturnya.
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Terus Dievaluasi
Sementara Panglima Komando Operasi Udara Nasional Andyawan Martoni Putra yang turut hadir mendampingi Menhub Budi Karya, turut berterimakasih atas proses revitalisasi yang dilakukan untuk Bandara Halim Perdanakusuma.
"Saya mewakili Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) mengucapkan terimakasih kepada Bapak Presiden, bapak Menteri Perhubungan, Bapak Menteri PUPR, dan semua yang terlibat dalam perbaikan, improvisasi lanud Bandara Halim Perdanakusuma," ungkapnya
"Mulai besok (Rabu, 13 Juli) akan bisa digunakan untuk military. Sambil berjalan kita melaksanakan sambil kita berevaluasi kalau ada perbaikan-perbaikan yang harus dilaksanakan," ujar Andyawan,
Advertisement
Pengamat: Revitalisasi Bandara Halim Terlalu Ngebut, Kasihan Maskapai
Sebelumnya, pengamat Penerbangan Gatot Rahardjo menyoroti rencana pemerintah melakukan revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Proses tersebut akan dimulai pada Rabu (26/1/2022) dan diperkirakan memakan waktu 3,5 bulan.
Gatot mengatakan, pengerjaan tersebut terkesan terlalu cepat. Sehingga itu jelas akan memberatkan masing-masing maskapai, baik secara proses maupun ongkos perpindahan ke bandara lain.
"Cuman 3,5 bulan? Wuih, ngebut. Kasihan maskapai dan lain-lain yang harus pindahan kalau waktunya sempit gitu, buang energi dan biaya," kata Gatot kepada Liputan6.com, Sabtu (22/1/2022).
"Kecuali, kalau ada subsidi dari pemerintah," ujar dia.
Pengerjaan revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma dilakukan sebagai tindaklanjut dari terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 9 Tahun 2022. Selama proses tersebut, lapangan udara akan ditutup sementara untuk penerbangan komersial.
"Dengan dimulainya revitalisasi, Bandara Halim akan ditutup sementara mulai 26 Januari 2022. Waktu penutupan diperkirakan paling lama 3,5 bulan," ujar Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati dalam siaran persnya.
Koordinasi
Sejak beberapa bulan lalu, Kemenhub bersama TNI AU telah melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan dalam rangka mengantisipasi dampak dari berhentinya operasional pelayanan penerbangan di Bandara Halim.
"Kami informasikan adanya penutupan sementara Bandara Halim Perdanakusuma lebih awal agar seluruh pihak terkait siap untuk melakukan langkah-langkah penanganan dan dampak dari adanya penutupan tersebut," kata Adita.
Adita menjelaskan, Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Udara telah meminta kepada operator bandara dan maskapai untuk menyiapkan langkah-langkah penanganan penumpang. Antara lain, pembatalan penerbangan, refund tiket, pengalihan rute penerbangan, dan lain sebagainya.
"Kami juga mengimbau kepada masyarakat yang sudah membeli tiket pesawat dengan keberangkatan melalui Bandara Halim, untuk menghubungi pihak maskapai agar dilakukan proses penanganan selanjutnya," tutur Adita.
Â
Advertisement