Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkap sejumlah tantangan pengembangana Industri Kecil Menengah (IKM). Tantangan ini harus segera diselesaikan agar bisa mendorong kontribusi IKM ke dalam pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.
Setidaknya, Agus menyampaikan ada 5 kondisi yang jadi tantangan pengembangan IKM. Pertama, terkait bahan baku yang digunakan. Kedua, mengenai teknologi terkait permesinan yang digunakan IKM.
Ketiga, penguatan kompetensi sumber daya manusia (SDM). Keempat menyoal kurangnya penerapan standardisasi dan penerapan sistem keamanan pangan. Dan kelima, terkait harga jual.
Advertisement
"Khusus untuk harga jual, kami ingin sampaikan bahwa berdasarkan dari studi Gapmmi (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia), itu ada kenaikan harga jual sekitar 5-15 persen akhir-akhir ini," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Senin (22/8/2022).
Rinciannya, ketersediaan bahan baku pangan disebut masih mengalami fluktuasi akibat pengaruh musim panen dan kualitas bibit. Di sisi teknologi, masih rendah dalam penerapan pembuatan olahan produk intermediet, sehingga kurang memenuhi standar produk.
Lalu, penguatan kompetensi SDM pangan masih perlu diperkuat. Selanjutnya, di sisi standardisasi, masih banyak IKM pnegolahan pangan ayng memiliki bangunan, sarana dan peralatan produksi yang kurang menunjang.
Misalnya, di sisi sanitasi dan sisi higienis karyawan yanng dinilai kurang. Sehingga menyebabkan spesifikasi produk akhir yang tidak konsisten.
Untuk itu, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan diperlukan pedoman yang mengatur pengolahan agar amar, bermutu layak dikonsumsi seperti HACCP.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Upaya Pemerintah
Lebih lanjut, Menperin Agus menerangkan sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah untuk memperkuat IKM dalam negeri. Ini dituangkan dalam beberapa program yang dijalankan.
Misalnya, dengan adanya pembinaan program melalui pengembangan dan peningkatan daya saing IKM pangan melalui pendekatan sentra IKM. Ini dapat diterapkan untuk memberikan dampak lebih besar bagi para pelaku IKM dengan adanya kesamaan bahan baku dan proses produksi hinga kebutuhan SDM.
"Maka bentuk intervensi pemerintah akan memberikan dampak signifikan pada pelaku IKM dengan sentra IKM tersebut, intervensinya adalah membentuk dengan sentra-sentra IKM," paparnya.
Kemudian, adanya penguatan di sisi ekosistem sentra IKM yang terdiri dari beberapa pelaku IKM. Dengan adanya perhatian pada sektor hulu hingga pemasaran dimana sentra-sentra IKM berada.
Langkah ini, tentunya juga memperhatikan karakteristik dan bahan baku yang ada di lokasi-lokasi IKM tersebut.
"Antara lain penguatan kelembagaan sentra IKM, dimana pengurus bisa meningkatkan kompetensinya dalam menyerap aspirasi dalam memenuhi bahan baku dan akses pasar," ujarnya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Upaya Lainnya
Selanjutnya, ada program bimbingan, pendampingan dan sertifikasi HACCP terhadap 4 jeenis komoditas. Yakni tepung mocaf hingga tepung porang.
Kemudian, ada pendampingan teknis dan bisnis dari sisi tenaga ahli sebagai penegembangan jaringan dan sistem keamanan terhadap IKM. Dan adanya bantuan dari sisi promosi dalam rangka meningkatkan pasar melalui pameran di dalam negeri mencakup marketplace dalam dan luar negeri.
"kelima peningkatan teknologi dan kapasitas produksi melalui program restruktusasi mesin atau peralatan dan, keenam kemitraan binaan dengan resto hingga kafe," tukasnya.