Bappenas: Potensi Teknologi Industri Dirgantara jadi Aset Luar Biasa

Bappenas Bawa Misi Pengembangan Kedirgantaraan Dalam Negeri di Forum G20

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Sep 2022, 16:47 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2022, 16:45 WIB
Forum G20 yang digelar di Belitung pada 7-8 September 2022
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) membawa misi pengembangan industri kedirgantaraan dalam negeri. Misi ini dibawa ke forum G20 yang digelar di Belitung pada 7-8 September 2022.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) membawa misi pengembangan industri kedirgantaraan dalam negeri. Misi ini dibawa ke forum G20 yang digelar di Belitung pada 7-8 September 2022.

Guna mengakselerasi niatan ini, Bappenas menggandeng PT Dirgantara Indinesia. Keduanya menggelar G20 Development Ministerial Meeting Side Event bertema “Harnessing the Ecosystem of Aerospace Industry in Indonesia”.

“Agenda ini bertujuan memberikan ruang bagi pembuat kebijakan, pelaku pembangunan, dan mitra internasional untuk menampilkan praktik baik, tantangan, dan pembelajaran serta pengalaman di industri kedirgantaraan yang relevan dengan konteks Indonesia, serta sekaligus untuk meningkatkan kolaborasi antar negara-negara G20,” ujar Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti, di Belitung, Selasa (6/9/2022).

Di sela pelaksanaan Side Event yang terdiri atas high-level panel pada 7 September 2022 dan seminar internasional pada 8 September 2022 tersebut, akan diselenggarakan penandatanganan Nota Kesepahaman antara PT Dirgantara Indonesia dan Airbus untuk mendukung pertumbuhan dan penguatan ekosistem dirgantara nasional.

“Pemerintah Indonesia percaya bahwa potensi teknologi di industri kedirgantaraan merupakan aset luar biasa yang perlu dikelola, diperbaiki dan ditingkatkan kapasitas dan kapabilitasnya untuk memperkuat dan mendukung perekonomian, keamanan, dan pertahanan negara,” imbuh Amalia.

Salah satu fokus pembahasan dalam Side Event tersebut adalah skema kerja sama yang mampu menjamin pencapaian sasaran kemandirian dalam jangka panjang, juga mengundang terobosan baru yang dapat disampaikan potential strategic partners.

 

Kebijakan Jadi Poin Penting

Logo G20. (Dokumentasi Kemlu RI)
Logo G20. (Dokumentasi Kemlu RI)

Pemerintah Indonesia menilai, sinergi kebijakan sangat penting untuk mengakselerasi peningkatan kemandirian dan daya saing industri, terutama industri pertahanan dan industri kedirgantaraan nasional.

“Hasil Side Event ini, adalah rekomendasi kebijakan untuk pengembangan industri kedirgantaraan di Indonesia, menjadi masukan bagi Kementerian PPN/Bappenas dalam mengidentifikasi peluang peningkatan kerja sama dengan industri atau perusahaan global yang dapat memperkuat industri dirgantara nasional, dan mempercepat realisasi Roadmap Pengembangan Ekosistem Industri Dirgantara 2020-2045," paparnya.

G20 Development Ministerial Meeting Side Event “Harnessing the Ecosystem of Aerospace Industry in Indonesia” turut dihadiri oleh para pembuat kebijakan di Indonesia, wakil industri dirgantara di Indonesia, baik Badan Usaha Milik Negara maupun swasta, berbagai perwakilan industri manufacturing, juga Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) dan industri penerbangan.

“Pemerintah Indonesia memprioritaskan kedirgantaraan sebagai salah satu fokus dalam Presidensi G20 Indonesia 2022, salah satunya terwujud melalui Side Event yang menghadirkan perwakilan-perwakilan industri utama dari negara G20, di mana sangat penting untuk memahami bagaimana industri dirgantara di negara lain berkembang,” pungkas Amalia.

 

 

 

 

Jokowi Minta Filipina Beli Pesawat PTDI

Ilustrasi pesawat (Pixabay)
Ilustrasi pesawat (Pixabay)

Diberitakan sebelumnya, pertemuan antara Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan Presiden Filipina Presiden Ferdinand Marcos Jr menghasilkan penguatan kerja sama bilateral di berbagai sektor.

Jokowi mengharapkan agar Presiden Marcos Jr dapat merealisasikan rencana pembelian pesawat NC2121 dari PT Dirgantara Indonesia (PT DI).

"Saya berharap agar rencana pembelian pesawat NC212i dari PT Dirgantara Indonesia dapat direalisasikan," kata Jokowi usai bertemu Presiden Marcos Jr di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Senin (5/9/2022).

Adapun PT Dirgantara Indonesia pernah mengirimkan dua unit pesawat NC212i ke Angkatan Udara Filipina pada 2018 lalu. Pada tahun itu, PT DI telah memproduksi 114 unit pesawat NC212i.

Di sisi lain, Jokowi dan Presiden Marcos Jr juga membahas peningkatan intensitas kerja sama infrastruktur dan industri strategis. Jokowi ingin semakin banyak kesempatan bagi BUMN dan perusahaan swasta Indonesia untuk mendukung pembangunan di Filipina.

"Beberapa BUMN Indonesia sudah ikut serta dalam program pembangunan di Filipina. Misalnya, proyek pengadaan dua kapal landing platform dock oleh PT PAL dan proyek persinyalan kereta di Manila oleh PT LEN," jelasnya.

Kemudian, kata dia, Indonesia dan Filipina sepakat untuk meninjau kembali dua perjanjian pengamanan perbatasan agar relevan bagi masyarakat di perbatasan. Dua perjanjian itu antara lain, revised border crossing agreement dan border patrol agreement.

"Kita juga berkomitmen mempercepat perundingan delimitasi batas landas kontinen berdasarkan Unclos 1982," tutur Jokowi.

 

 

 

 

 

Kirim Pesawat ke Thailand

Ilustrasi
Ilustrasi pesawat lepas landas. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI telah mengirim 466 pesawat hingga helikopter ke pemesan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Dari jumlah tersebut, sebanyak 120 unit diantaranya adalah pesawat NC212 series.

Adapun operator dalam negeri yang menggunakan pesawat NC212 series adalah TNI AU, TNI AD, TNI AL, Kepolisian, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Pesawat ini dalam operasinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan angkut sipil, militer dan Maritime Surveillance Aircraft (MSA).

Sedangkan, untuk operator luar negerinya adalah Thailand untuk pesawat angkut militer dan modifikasi cuaca (rain making), Filipina dan Vietnam untuk pesawat angkut militer.

"Di pasar ekspor, Thailand merupakan customer kedua yang paling banyak membeli pesawat terbang produksi PTDI karena dianggap sesuai dengan medan dan kebutuhan pertahanannya," kata Direktur Keuangan Manajemen Risiko & SDM PTDI Wildan Arief dikutip dari Antara, Minggu (28/8/2022).

Letak geografis Thailand yang dekat dengan Indonesia mempermudah kegiatan dukungan purna jual (after sales support).

Terbaru, PTDI mengirim satu unit pesawat terbang NC212i untuk Department of Royal Rainmaking and Agricultural Aviation (DRRAA) Thailand. Pengiriman dilakukan dari Hanggar Delivery Center PTDI Bandung, Jawa Barat, menuju Nakhon Sawan Air Base, Muang, Nakhon Sawan, Thailand.

Pesawat ini sudah diterima oleh Thailand pada 3 Agustus 2022.

Pesawat NC212i dengan tail number AX-2129 ini lepas landas dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung menuju Bandara Sultan Syarif Qasim, Pekanbaru, Riau.

Kemudian diterbangkan kembali menuju Bandara Internasional Hat Yai, Thailand, bagian Selatan, dekat perbatasan Malaysia dan dilanjutkan ke Nakhon Sawan Air Base, Muang, Nakhon Sawan, Thailand, sebagai destinasi terakhir.

Infografis Indonesia Terima Tongkat Estafet Presidensi G20. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Indonesia Terima Tongkat Estafet Presidensi G20. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya