Liputan6.com, Jakarta Idul Fitri pertama kali dirayakan pada akhir Ramadhan tahun 2 Hijriah atau tahun 624 Masehi di Madinah. Nabi Muhammad SAW menetapkan hari kemenangan ini sebagai momen syukur setelah sebulan penuh berpuasa. Sedangkan tahun 632, Nabi Muhammad (saw) melaksanakan salat Idul Fitri terakhirnya sebelum wafat.
Baca Juga
Advertisement
Rasulullah SAW menyebut Idul Fitri dan Idul Adha sebagai hari yang lebih baik dibandingkan dua hari raya yang dirayakan orang-orang Mekah pada masa jahiliyah. Beliau memerintahkan agar umat Islam tidak berpuasa pada hari tersebut, melainkan makan dan merayakannya. Sejak saat itu, perayaan Lebaran menjadi bagian tak terpisahkan dari ajaran Islam.
Beberapa sunnah yang beliau lakukan masih menjadi tradisi bagi umat Muslim di seluruh dunia. Berikut amalan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW saat hari lebaran Idul Fitri dirangkum Liputan6.com dari reviewofreligions.org dan kemenag.go.id, Rabu (26/3/2025).Â
1. Perbanyak Takbir
Rasulullah SAW memulai perayaan Idul Fitri dengan mengumandangkan takbir. Takbir saat Idul Fitri adalah amalan sunnah yang dilakukan umat Islam untuk mengungkapkan rasa syukur dan kebesaran Allah SWT.Â
Takbir juga merupakan bagian penting dalam pelaksanaan salat Idul Fitri. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 185:
"Dan sempurnakanlah bilangan Ramadan, dan bertakbirlah kalian kepada Allah."
Takbir yang menggema menjadi penanda bahwa hari kemenangan telah tiba. Umat Muslim pun dianjurkan untuk memperbanyak takbir sebagai bentuk rasa syukur. Tradisi ini terus dilestarikan hingga saat ini, menjadikan malam Idul Fitri penuh dengan gema takbir di seluruh dunia.
Advertisement
2. Mengenakan Pakaian Terbaik
Rasulullah SAW selalu mengenakan pakaian terbaik saat Idul Fitri. Ini bukan sekadar untuk tampil rapi, tetapi sebagai bentuk penghormatan terhadap hari besar Islam. Sunnah ini menjadi tradisi yang masih dijaga umat Muslim hingga saat ini.
Mengenakan pakaian terbaik juga menjadi simbol kesucian dan kebahagiaan. Umat Islam dianjurkan untuk mandi sunnah sebelum shalat Id dan memakai wangi-wangian. Dengan demikian, Idul Fitri menjadi hari penuh kebersihan, kerapian, dan keindahan.
3. Makan Sebelum Shalat Id
Nabi Muhammad SAW selalu makan sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri. Makanan yang dikonsumsi biasanya berupa kurma dalam jumlah ganjil. Ini menandakan bahwa hari tersebut adalah hari berbuka dan tidak boleh berpuasa.
Dianjurkan untuk makan sesuatu sebelum berangkat shalat Id agar membedakan Idul Fitri dengan hari-hari puasa Ramadhan. Tradisi ini mengajarkan umat Islam untuk memulai hari kemenangan dengan penuh energi dan kebahagiaan. Sunnah ini masih diterapkan oleh banyak Muslim di berbagai negara.
Advertisement
4. Shalat Idul Fitri di Tanah Lapang
Rasulullah SAW melaksanakan shalat Idul Fitri di tanah lapang bersama para sahabat. Shalat ini dilakukan berjamaah, menunjukkan kebersamaan dan persatuan umat Islam. Hingga kini, shalat Id masih lebih dianjurkan dilakukan di lapangan terbuka jika memungkinkan.
Shalat Idul Fitri terdiri dari dua rakaat dengan khutbah setelahnya. Nabi Muhammad SAW juga mengingatkan pentingnya menghadiri shalat ini, termasuk bagi wanita dan anak-anak. Tradisi ini menjadi momen kebersamaan yang sangat dinanti oleh umat Islam setiap tahunnya.
5. Mengucapkan Selamat dan Mendoakan Sesama
Setelah shalat Id, Rasulullah SAW tidak lupa untuk mengucapkan selamat kepada sahabat dan umat Muslim lainnya.Â
Ucapan yang beliau sampaikan adalah, "Taqabbalallahu minna wa minkum," yang berarti "Semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian."
Tradisi ini menandakan pentingnya menjaga silaturahmi dan saling mendoakan. Idul Fitri menjadi momen untuk mempererat hubungan, baik dengan keluarga maupun sesama Muslim. Hingga kini, umat Islam di berbagai belahan dunia masih melestarikan kebiasaan ini.
Advertisement
6. Pergi Pulang dengan Rute yang Berbeda
Rasulullah SAW selalu memilih jalan yang berbeda saat pergi dan pulang dari tempat shalat Idul Fitri. Ini dilakukan agar beliau dapat menyebarkan salam kepada lebih banyak orang. Sunnah ini juga mengajarkan umat Islam untuk memperluas silaturahmi.
Mengambil rute berbeda juga menjadi simbol bahwa hari raya adalah momen perubahan menuju kebaikan. Kebiasaan ini masih diterapkan oleh sebagian Muslim hingga sekarang. Dengan cara ini, Idul Fitri benar-benar menjadi hari yang penuh keberkahan dan kebahagiaan.
Â
