Tol Pondok Aren-Serpong Km 8 Baru Bebas Banjir Mei 2023

Progres penanganan banjir di Jalan Tol Pondok Aren-Serpong Km 8+500 berupa penggantian box culvert dengan jembatan selebar 20 meter hingga peninggian jalan, kini baru mencapai 30 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Okt 2022, 17:30 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2022, 17:30 WIB
PT Marga Trans Nusantara (MTN) akan memasang 13 steel box girder yang melintas di atas ruas tol Pondok Aren-Serpong. Dok Jasa Marga
PT Marga Trans Nusantara (MTN) akan memasang 13 steel box girder yang melintas di atas ruas tol Pondok Aren-Serpong. Dok Jasa Marga

Liputan6.com, Jakarta Progres penanganan banjir di Jalan Tol Pondok Aren-Serpong Km 8+500 berupa penggantian box culvert dengan jembatan selebar 20 meter hingga peninggian jalan, kini baru mencapai 30 persen.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hedy Rahadian, menargetkan penyelesaian proyek penanganan banjir Tol Pondok Aren-Serpong Km 8 bisa tuntas Mei 2023.

"Sejauh mana rencana dilaksanakan, sekarang sudah berjalan, dan kita rencanakan Mei tahun depan (selesai). Paling tidak jalan Tol Pondok Aren-Serpong aman dilalui lalu lintas setelah Mei tahun depan," ujarnya di Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (5/10/2022).

Sembari menunggu itu selesai, Hedy mengatakan, pihak badan usaha jalan tol (BUJT) sudah menyiapkan upaya mitigasi dengan melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya darurat.

"Jadi kita lakukan traffic management, kita juga kerjasama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWSK untuk penyuapan pompa, mempercepat surutnya air," sebut dia.

Hedy mengutarakan, upaya penanganan banjir di Tol BSD tersebut sudah diupayakan sejak 3 tahun silam melalui penyusunan desain. Mulanya, debit air Sungai Cibenda yang melintasi ruas tol tersebut sudah ditampung oleh box culvert.

"Masalah luapan sungai ini regional (berlaku juga untuk wilayah di sekitar tol). Tentu kita perlu lakukan koordinasi dengan dinas-dinas yang bertanggung jawab terhadap sumber daya air, karena ini sifatnya regional," ungkapnya.

Langkah pertama, dengan memastikan agar lalu lintas di jalan tol tidak sampai terputus, dengan cara meninggikan jalannya.

"Jadi nanti box culvert akan kita ganti dengan jembatan selebar 20 meter, sehingga berikan keleluasaan untuk crossing aliran Sungai Cibenda. Yang penting juga, jalannya kita tinggikan 2 meter," terang Hedy.

Kementerian PUPR juga ikut membantu dengan membuat kolam retensi sebagai tempat penangkap air dengan kapasitas sekitar 7.700 m2.

"Secara simpel, katakan lah (ketinggian) banjir 50 cm. Ini kira-kira bisa mengeringkan sekitar 1,5 ha genangan. Sifatnya sangat lokal, membantu kembalikan fungsi water retention," tutur Hedy.

 

Tol Pondok Aren-Serpong Jadi Langganan Banjir, Apa Sebabnya?

FOTO: Imbas PSBB Jakarta dan Sekitarnya, Pengguna Tol Menurun Drastis
Kendaraan melintasi Jalan Tol BSD-Jakarta yang terlihat lengang di Pintu Tol Pondok Aren, Bintaro, Tangerang Selatan, Rabu (22/4/2020). Sejak pemberlakuan PSBB untuk memutus penularan COVID-19 di wilayah Jakarta dan sekitarnya, aktivitas kendaraan menurun hingga 35 persen. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hedy Rahadian, menyoroti bencana banjir yang terjadi di sejumlah ruas tol Jabodetabek saat musim hujan ini. Salah satunya di ruas Tol Pondok Aren-Serpong Km 8+500 yang kembali tergenang air pada Selasa (4/10/2022) kemarin.

Hedy mengabarkan, tingkat genangan tertinggi di jalan tol berada pada ketinggian 53 cm untuk arah Serpong, dan 37 cm arah Jakarta. Itu terjadi sekitar pukul 18.00 WIB.

"Kejadian ini (banjir di Tol Pondok Aren-Serpong Km 9) sebenarnya sudah yang keempat kali. Cuman kemarin itu cukup tinggi, sehingga lalu lintas terhambat banyak meski kita bisa mengaktifkan satu lajur," terang Hedy di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (5/10/2022).

Dia lantas menceritakan sejarah pembangunan Tol Pondok Aren-Serpong pada 1999, dimana kala itu wilayah sekitar masih berupa area rawa dan belum banyak dipadati pemukiman.

"Kita perlu menginformasikan pada publik, yang pertama bahwa mengingatkan kembali Tol Pondok Aren-Serpong dibuka tahun 1999, dalam kondisi aslinya di sekitar Km 8+500 daerah tangkapan air, rawa-rawa, cukup besar," ungkapnya.

Seiring penggunaan lahan yang yang semakin luar biasa, pada 2007 terpantau mulai adanya peningkatan muka air di titik Km 8+500 Tol Pondok Aren-Serpong. Hedy menjelaskan, ini dipicu semakin berkurangnya daerah storage air, dan adanya penyempitan Kali Cibenda.

"Penyebab banjir di tol, kalau tidak meluapnya sungai atau drainase yang jelek. Untuk di Tol Serpong itu kapasitas sungai (Kali Cibenda) dulu 9 meter, sekarang tinggal 4,5 meter saja," jelasnya.

Kementerian PUPR bekerjasama dengan pemda setempat sudah melakukan upaya konstruksi untuk memitigasi banjir. Namun, proyek itu justru semakin mempersempit lebar kapasitas sungai.

"Dinas pekerjaan kabupaten sedang melakukan pembuatan tanggul. Karena metode konstruksinya jadi (lebar sungai) makin menyempit, walaupun sifatnya hanya sementara," ujar Hedy.

Tarif Tol Naik, tapi Kok Banjir?

FOTO: Banjir Rendam Tol JORR di Kawasan TB Simatupang
Mobil menerjang banjir yang menggenangi Jalan Tol JORR di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (20/2/2021). Banjir terjadi akibat luapan Kali Serua yang berada di pinggir jalan tol. (merdeka.com/Arie Basuki)

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, menyoroti kenaikan tarif tol yang tidak dibarengi oleh Standar Pelayanan Minimal (SPM) bagi konsumen.

Khususnya dalam penanganan banjir pada musim hujan saat ini, dimana sejumlah ruas seperti Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road Seksi S (JORR-S) hingga Tol Pondok Aren-Serpong (BSD) kerap tergenang air.

"Hujan deras, beberapa ruas tol di Jabodetabek banjir, seperti ruas Tol Serpong dan Tol JORR," tulis Tulus, Rabu (5/10/2022).

Menurut dia, pemerintah sepatutnya tidak mengakomodasi permintaan kenaikan tarif tol setiap 2 tahun sekali oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), bilamana pelayanan dasar seperti penanganan banjir saja belum terselesaikan.

Bahkan, ia pun meminta tarif tol yang berlaku sekarang dievaluasi juga jika belum bisa memenuhi SPM sesuai persyaratan.

"Seharusnya hal ini menjadi prasyarat untuk tidak dinaikan tarifnya, atau bahkan tarif eksisting dievaluasi, karena artinya ruas tol tersebut tidak mampu memenuhi SPM (Standar Pelayanan Minimal) jalan tol," ungkapnya.

"Seharusnya hal ini menjadi perhatian Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) dan BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol)," seru Ketua YLKI itu. 

Langganan Banjir

Jalan Tol Ngawi Kertosono KM 604+000 Madiun Jawa Timur Banjir
Jalan Tol Ngawi Kertosono KM 604+000 Madiun Jawa Timur Banjir (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Keluhan itu memang bukan tanpa dasar. Pasalnya, sejumlah ruas tol di wilayah Jabodetabek seperti Tol Pondok Aren-Serpong Km 8 selalu jadi kawasan langganan banjir. Hujan deras yang terjadi pada Selasa (4/10/2022) kemarin saja membuat ketinggian air di sana mencapai 15-20 cm.

Ruas tol ini pun telah mengalami penyesuaian tarif per Juli 2022 ini, namun tidak ada kenaikan.

Adapun besaran tarif yang berlaku di Tol Pondok Aren-Serpong, yakni sebesar Rp 7.000 untuk kendaraan Golongan I, Rp 13.500 untuk Golongan II dan III, serta Rp 16.000 untuk Golongan IV dan V.

  

Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya