Harga Emas Dunia Naik Tipis, Prospek Suku Bunga AS Sentimennya

Harga emas naik pada hari Jumat meskipun ada kenaikan dalam dolar dan imbal hasil obligasi AS

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 10 Des 2022, 07:30 WIB
Diterbitkan 10 Des 2022, 07:30 WIB
Ilustrasi Harga Emas (4)
Ilustrasi Harga Emas

Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik pada hari Jumat meskipun ada kenaikan dalam dolar dan imbal hasil obligasi AS karena investor merasa nyaman dengan prospek kenaikan suku bunga yang lebih lambat dari Federal Reserve ke depannya.

Dikutuip dari CNBC, Sabtu (10/12/2022), harga emas spot terakhir naik 0,36 persen menjadi USD 1.795,6329 per ons. Emas berjangka AS naik 0,37 persen menjadi USD 1.808,10.

"Pasar tampaknya terfokus pada cahaya di ujung terowongan, titik di mana Fed selesai menaikkan suku bunga dan berdasarkan itu kami telah melihat dukungan umum pada emas," kata David Meger, direktur perdagangan emas di High Ridge Future.

Kenaikan suku bunga 50 basis poin secara luas diperkirakan akan disampaikan oleh The Fed pada pertemuan terakhirnya tahun 2022 yang dijadwalkan pada 13-14 Desember.

Kenaikan suku bunga untuk melawan inflasi yang melonjak meningkatkan biaya peluang memegang emas hasil nol.

Berapa lama sentimen positif terhadap emas ini bertahan akan bergantung pada seberapa banyak bank sentral AS menaikkan suku bunga acuannya dan retorika Ketua Fed Jerome Powell dalam konferensi pers, kata analis Kinesis Money Rupert Rowling dalam sebuah catatan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Data Produsen AS

Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP
Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP

Namun, data menunjukkan harga produsen AS naik lebih dari yang diharapkan pada bulan November, menambah ketidakpastian pasar atas prospek kebijakan Fed.

Menyusul data tersebut, dolar naik 0,1 persen, membuat emas lebih mahal bagi pembeli di luar negeri, sementara imbal hasil surat utang negara 10 tahun juga naik.

Fokus sekarang bergeser ke data Indeks Harga Konsumen AS yang akan dirilis pada 13 Desember.

"Jika CPI memanas, Anda mungkin melihat kasus yang kuat bagi Fed untuk memberikan kenaikan suku bunga setengah poin berturut-turut sebelum berhenti, yang mungkin menyarankan emas mungkin mengembalikan sebagian dari keuntungan yang dibuatnya selama sebulan terakhir," Edward Moya, analis senior OANDA, mengatakan dalam sebuah catatan.


Harga Emas Kemarin

Harga Emas Antam Naik Jadi Rp 666 Ribu per Gram
Penampakan emas batangan di gerai Butik Emas Antam di Jakarta, Jumat (5/10). Pada perdagangan Kamis 4 Oktober 2018, harga emas Antam berada di posisi Rp 665 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Harga logam mulia sedang kinclong. Harga emas hari ini di pasar global Emas menguat di tengah pelemahan Dolar karena fokus pada langkah Fed selanjutnya.

Harga emas naik, sementara investor memposisikan diri menjelang data inflasi utama AS dan pertemuan kebijakan Federal Reserve yang akan dirilis minggu depan.

Melansir laman nasdaq, Jumat (9/12/2022), harga emas dunia hari ini naik 0,3 persen ke posisi USD 1.791,28 per ons, setelah naik lebih dari 1 persen pada hari Rabu. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,3 persen menjadi USD 1.803,20.

Indeks dolar tergelincir 0,2 persen terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. 

"Kami hanya menunggu beberapa masukan fundamental baru," kata Jim Wyckoff, Analis Senior di Kitco Metals, menambahkan bahwa harga emas cenderung dalam perdagangan "berombak dan miring" menjelang pertemuan kebijakan Fed minggu depan.

Investor mencermati keputusan kebijakan Fed yang akan dirilis pada 14 Desember, dengan sebagian besar pelaku pasar memperkirakan kenaikan suku bunga 50 basis poin (bps). Data harga konsumen November yang akan dirilis pada 13 Desember juga akan diawasi dengan ketat.

"Apa yang akan diperhatikan pedagang bukan hanya apakah Fed menaikkan (suku bunga) setengah poin atau tiga perempat poin, tetapi juga tenor retorika mereka tentang laju kenaikan suku bunga di masa depan," kata Wyckoff.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya