895 Ribu Turis Asing Habiskan Libur Akhir Tahun di Indonesia, Terbanyak Asal Singapura

BPS mencatat wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia pada Desember 2022 mencapai 895.120 kunjungan. Jumlah kunjungan tersebut menjadi yang paling tinggi di sepanjang tahun 2022.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Feb 2023, 12:50 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2023, 12:50 WIB
Bali menyambut kembali penerbangan pertama dari China
Wisatawan mancanegara (wisman) asal China tiba di bandara internasional Ngurah Rai di Bali, Minggu (22/1/2023). Pada 2019, jumlah wisatawan Tiongkok menempati posisi terbanyak kedua dengan dua juta kunjungan, di bawah Malaysia yang menyumbang 2,98 juta kunjungan turis. (AP Photo/Firdia Lisnawati)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia pada Desember 2022 mencapai 895.120 kunjungan. Jumlah kunjungan tersebut menjadi yang paling tinggi di sepanjang tahun 2022. 

“Kunjungan wisman pada Desember 2022 ini sebanyak 895,1 ribu kunjungan. Mengalami kenaikan 36,19 persen (mtm) dari bulan sebelumnya dan 447,08 persen dibandingkan Desember 2021,” kata Kepala BPS, Margo Yuwono di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2023). 

Berdasarkan asal kebangsaan, wisman asal Singapura menjadi yang paling banyak datang ke Indonesia. Tercatat ada 180,4 ribu kunjungan atau 20,2 persen dari total kunjungan wisman di tahun 2022. Kunjungan ini naik 81,52 persen jika dibandingkan dengan kunjungan pada November 2022. 

Wisman asal Malaysia menjadi yang terbanyak kedua setelah Singapura. Tercatat ada 161 ribu kunjungan (18 persen) selama bulan Desember, naik hingga 61,98 persen dari kedatangan pada November 2022. 

Australia menjadi negara ketiga dengan kunjungan wisman terbanyak ke Indonesia pada Desember 2022. Tercatat ada 102,2 ribu kunjungan atau 11,4 persen dari total kunjungan di bulan Desember 2022. Angka ini naik 28,82 persen jika dibandingkan dengan kunjungan pada november 2022. 

Peningkatan kunjungan ini sejalan dengan adanya musim libur natal dan tahun baru pada bulan Desember. Selain itu banyak kegiatan yang berlangsung di Bali dan beberapa tempat wisata lainnya di penghujung tahun. 

“Tentu saja ini mendorong kenaikan wisman di bulan Desember yang cukup tinggi baik dari sisi bulanan atau tahunan,” kata dia. 

Tingginya kedatangan turis asing tersebut menunjukkan adanya tren pemulihan ekonomi di sektor pariwisata. Hal ini tidak terlepas dari pengendalian virus corona yang sangat baik sehingga mendorong mobilitas masyarakat. 

“Pengendalian Covid-19 yang berhasil mendorong mobilitas termasuk wisatawan datang ke Indonesia lebih banyak dari periode sebelumnya,” kata dia mengakhiri. 

 

Wisatawan Lokal Jadi Obat Penangkal Resesi

Bali menyambut kembali penerbangan pertama dari China
Wisatawan mancanegara (wisman) asal China membawa barang bawaan mereka saat tiba di bandara internasional Ngurah Rai di Bali, Minggu (22/1/2023). Kedatangan kembali turis Chiba ini diharapkan dapat mendukung target kunjungan wisatawan mancanegara yang tahun ini mencapai 3,5 juta hingga 7,4 juta kunjungan. (AP Photo/Firdia Lisnawati)

Wisatawan lokal atau wisatawan nusantara (wisnus) terbukti menjadi penyelamat industri pariwisata di tengah pandemi Covid-19 kemarin. Oleh karena itu, wisatawan nusantara juga diyakini bisa menjadi penyelamat sektor pariwisata terhadap ancaman resesi global.

Direktur Utama InJourney Dony Oskaria menjelaskan, fundamental ekonomi nasional saat ini sangat terjaga dengan pertumbuhan ekonomi yang terus mengalami kenaikan. Oleh karena itu, pendapatan masyarakat pun diperkirakan masih akan terjaga saat ini sehingga bisa mendorong konsumsi.

"Movement-nya wisnus adalah obat penangkal resesi bagi Indonesia karena memang ekonomi kita masih sebagian besar tergantung pada konsumsi domestik" kata Dony dalam acara Indonesia Tourism Outlook 2023 di Artotel Suites Mangkuluhur, Jakarta , Rabu (18/1/2023).

Makanya pergerakan wisatawan domestik ini tidak boleh dibatasi, apalagi pemerintah telah mencabut kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pergerakan wisatawan lokal ini bisa mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi.

"Wisnus ini justru mendorong pemerataan ekonomi karena terjadinya shifting uang, karena itu tepat sudah yang disampaikan Pak Menteri bahwa pariwisata ini harus bisa jadi obat penangkal resesi," ungkap dia.

Terlebih resesi yang banyak diperbincangkan merupakan kondisi ekonomi global. Terpenting kondisi ekonomi Indonesia masih baik dan sektor pariwisata kembali menjadi mesin perekonomian nasional.

"Resesi boleh terjadi di luar egeri tetapi Indonesia dengan pariwisata, resesi ini kita hindari dan kita tangkal terus untuk tidak terjadi," pungkasnya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

PPKM Dicabut, PHRI Prediksi Sektor Pariwisata Bakal Melesat

Pulau Pasumpahan
Atraksi wisata banana boat di Pulau Pasumpahan, Kota Padang, Sumatera Barat. (Liputan6.com/ Novia Harlina)

Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani, mengatakan dengan dicabutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bisa mendorong dan mempercepat pemulihan ekonomi di sektor pariwisata, khususnya di tahun 2023 ini.

"Itu (PPKM) akan mendorong dan sangat lebih mempercepat pemulihan yang ada," kata Hariyadi kepada Liputan6.com, Rabu (4/1/2023).

Diketahui sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah memutuskan mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), yang selama ini menjadi kebijakan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.

Pencabutan PPKM di Indonesia ini resmi dilakukan oleh Jokowi mulai Jumat 30 Desember 2022 lalu. PHRI pun berharap, dengan begitu di tahun 2023 sektor pariwisata bisa pulih sebagaimana sebelum pandemi.

"Mudah-mudahan di semester 2 akan terjadi kondisi yang sama dengan tahun 2019 dan mungkin bisa jadi lebih tinggi tergantung nanti faktor dari transportasi,” ujarnya.

Namun, pemulihan juga tergantung pada biaya transportasi. Misalnya, dia berharap tiket pesawat bisa lebih kompetitif alias tidak mahal sekali, maka diyakini dapat mendorong dan meningkatkan pergerakan wisatawan nusantara.

"Pengalaman kita di 2019 waktu pada saat harga tiket mahal, itu menahan laju pertumbuhan pergerakan wisatawan nusantaranya,” katanya.

Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata
Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata. (Dok: Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya