Serba-serbi Rupiah Digital: Cara Pakai, Manfaat dan Inklusi Keuangan Berkelanjutan

Pemerintah melalui Bank Indonesia tengah menggodok pembentukan rupiah digital. Kehadiran rupiah kedepan akan menjadi tonggak sejarah baru bagi negara Indonesia dalam upaya membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan.

oleh Fathiyyah Azizah pada 24 Mar 2023, 14:46 WIB
Diperbarui 24 Mar 2023, 14:22 WIB
Seseorang Sedang Bertransaksi dengan QRIS
Seseorang Sedang Bertransaksi dengan QRIS (freepik/rawpixel.com)

Liputan6.com, Jakarta Inovasi pembayaran digital terus berkembang pesat di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pemerintah melalui Bank Indonesia tengah menggodok pembentukan rupiah digital. Kehadiran rupiah kedepan akan menjadi tonggak sejarah baru bagi negara Indonesia dalam upaya membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Nantinya rupiah digital tidak hanya dapat mempermudah masyarakat dalam bertransaksi, tetapi juga dapat memberikan keuntungan besar bagi pemerintah dan bank sentral dalam meningkatkan efisiensi ekonomi. Bank Indonesia akan menerbitkan rupiah digital melalui teknologi platform blockchain agar distribusi uang digital dinilai efisien.

Keuntungan lainnya, rupiah digital juga menawarkan keamanan dan kecepatan transaksi yang lebih baik dibandingkan dengan uang tunai maupun transaksi konvensional. Dengan memiliki rupiah digital, Indonesia dapat menguatkan posisinya sebagai negara yang mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi terkini dan mampu memberikan dampak positif pada keberlanjutan ekonomi secara nasional.

Mengenal Rupiah Digital (CBDC)

Seseorang Sedang Mengeluarkan Uang Rupiah dari Dompetnya
Seseorang Sedang Mengeluarkan Uang Rupiah dari Dompetnya (pexels/ahsanjaya)

Rupiah digital (Central Bank Digital Currency) adalah bentuk mata uang rupiah yang berbentuk digital dan dapat digunakan dengan cara yang sama, seperti uang fisik, uang elektronik, maupun alat pembayaran menggunakan kartu yang seringkali digunakan saat ini. n

Bank Indonesia adalah satu-satunya lembaga yang dapat mengeluarkan rupiah digital dan berbeda halnya dengan aset kripto ataupun stable coins. Mata uang ini diluncurkan untuk menunjukkan bahwa nilai sebuah mata uang tidak lagi bergantung pada material pembuatannya, tapi bisa dilihat dari nilai nominalnya.

Sama halnya dengan rupiah tunai, rupiah digital juga memiliki fitur yang sama, seperti gambar pahlawan, kesenian, dan kekayaan alam Indonesia yang berbentuk kode enkripsi. Selain ada fitur yang sama, rupiah digital memiliki 3 fungsi, yaitu alat pembayaran yang sah (unit of exchange) sebagai satuan hitung (unit of account) serta sebagai sarana penyimpan nilai (store of value). Dari fungsi ini, rupiah digital sudah dirancang dengan menggunakan teknologi blockchain sebagai sistem pengembangan yang inovatif sehingga sulit dibajak atau digandakan.

Aspek Utama Penerbitan Rupiah Digital

Penerbitan Central Bank Digital Currency atau bisa disebut dengan rupiah digital menjadi salah satu upaya transformasi dalam membangun bank sentral digital di masa depan. Upaya ini dilakukan dengan tiga aspek utama, seperti yang dikutip dari Bank Indonesia.

  1. Penerbitan CBDC sebagai suatu tugas yang harus dipenuhi oleh bank sentral dalam menciptakan uang digital. Tugas ini sangat penting karena mencerminkan kedaulatan suatu negara dan merupakan satu-satunya alat pembayaran yang sah.
  2. Distribusi CBDC dapat dilakukan melalui sistem wholesale atau ritel dengan menerapkan teknologi Distributed Ledger (DLT).
  3. Ada 3 prasyarat untuk penerbitan CBCD, yaitu pengembangan desain konseptual, pembangunan infrastruktur yang mengintegrasikan sistem pembayaran dengan pasar uang secara 3I (integrated, interconnected, interoperability) serta mengembangkan CBDC yang dapat mendukung transaksi antar negara.

Melalui penerbitan CBDC, Bank Indonesia terus mendorong inisiatif pengintegrasian sistem pembayaran secara internasional, terutama di wilayah regional ASEAN+5 yang sudah bekerja sama dengan Thailand dan Malaysia dalam menerapkan teknologi QR Cross Border dan Local Currency Settlement (LCS).

Rupiah digital akan diterbitkan dalam dua jenis, yakni rupiah digital wholesale (w-Rupiah Digital) dan Rupiah Digital Ritel (r-Rupiah Digital). Kedua jenis ini memiliki fungsinya yang berbeda tergantung pada cakupan aksesnya.

Perbedaan W-Rupiah dan r-Rupiah

Rupiah Digital yang Akan Diluncurkan di Indonesia
Ilustrasi Rupiah Digital yang Akan Diluncurkan di Indonesia (freepik/fabrikasimf)

w-Rupiah Digital kepanjangan dari rupiah digital wholesale yang hanya dapat diakses secara terbatas dan didistribusikan untuk penyelesaian transaksi, seperti operasi moneter, transaksi pasar valas, maupun transaksi pasar uang.

Sementara itu, rupiah digital ritel (r-Rupiah Digital) dapat diakses secara terbuka untuk publik dan didistribusikan untuk berbagai transaksi ritel, baik itu pembayaran atau transfer oleh individu maupun bisnis.

Kedua jenis ini akan menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan sehingga menemukan solusi yang memastikan rupiah tetap dipandang satu-satunya mata uang secara sah di Indonesia. Dengan kata lain, rupiah digital juga bisa digunakan untuk bertransaksi secara perbankan digital, mulai dari e-commerce hingga metaverse.

Implementasi Pengembangan Rupiah Digital

Pengembangan rupiah digital akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu tahap segera, tahap menengah, dan tahap akhir. Setiap fase akan dimulai dengan konsultasi publik dan fokus pada diskusi kelompok yang diikuti dengan eksperimen teknologi, seperti pembuktian konsep, pembuatan prototipe, dan uji coba. Tahap akhir dilakukan peninjauan sikap kebijakan.

3 tahap pengembangan rupiah digital juga dilakukan secara bertahap, mulai dari wholesale CBC untuk menerbitkan, pemusnahan dan transfer antar bank, dan memperluas model bisnis operasi moneter dan pasar uang, serta integrasi wholesale digital rupiah dengan ritel digital rupiah secara end to end.

Pengembangan rupiah digital di Indonesia masih sangat memerlukan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, terutama Bank Indonesia, pemerintah, regulator, perusahaan teknologi, dan lembaga keuangan. Dengan dukungan yang kuat dari seluruh pihak, implementasi pengembangan rupiah digital diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia dan menjaga kedaulatan rupiah di era digital.

Jaga Kedaulatan Rupiah di Era Digital

Rupiah digital diyakini Bank Indonesia dapat menjaga kedaulatan rupiah di era digital, termasuk mendukung integrasi ekonomi dan keuangan digital serta menciptakan peluang inklusi keuangan yang lebih merata dan berkelanjutan.

Meski, bank sentral masih memerlukan eksplorasi dan uji coba lebih jauh untuk mengantisipasi perkembangan mata uang di masa depan yang bisa diimplementasikan dalam menjaga kedaulatan rupiah di era digital, khususnya mendukung integrasi ekonomi dan keuangan digital.

Selain berpotensi menjaga kedaulatan rupiah, rupiah digital juga diharapkan dapat menjembatani kebutuhan masyarakat dalam bertransaksi di era digital yang sesuai dengan kebutuhan bank sentral, seperti menjaga dan memelihara keberlangsungan sistem keuangan dengan menempatkan bank sentral pada porosnya.

Dengan adanya rupiah digital, Bank Indonesia berpeluang untuk memperkuat sistem pembayaran dan keuangan Indonesia dalam era digital serta membangun economic sustainability.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya