BUMN Tak Perlu Konsorsium untuk Beli Ternak Sapi di Australia

Menteri BUMN Dahlan Iskan berpendapat BUMN tak perlu berkonsorsium untuk membeli lahan pertenakan sapi seluas 1 hektare di Australia.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 27 Jun 2013, 10:57 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2013, 10:57 WIB
dahlan-konkret130622b.jpg
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menilai usulan pembentukan holding BUMN untuk membeli lahan pertenakan sapi seluas 1 hektare (ha) di Australia terlalu ribet.

Pernyataan Dahlan ini menanggapi usulan Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Ismed Hasan Putro berpendapat pembelian lahan peternakan sapi di Australia akan lebih baik jika dibentuk perusahaan holding khusus untuk menangani hal itu.

Dahlan berpendapat, pembentukan holding BUMN justru malah akan menunda proses pembelian lahan tersebut. Padahal pembelian lahan tersebut perlu cepat dieksekusi karena tingginya harga daging di Indonesia saat ini.

"Holding prosedurnya terlalu panjang, sendiri-sendiri saja," jelasnya saat ditemui usai menggelar Rapat Pimpinan di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis (27/6/2013).

Meski pembentukan holding dinilai bisa lebih meminimalisir dalam permodalan, Dahlan berpendapat dana sebesar Rp 300 miliar tersebut bisa dicarinya dari bank atau lembaga keuangan.

"Dana itu bisa dicari," tegas Dahlan.

Dahlan memastikan dirinya akan segera menugaskan salah satu perusahaan pemerintah untuk membeli sebuah peternakan di Australia. Hal ini dimaksudkan demi menekan harga daging yang tak kunjung turun.

"Kami memutuskan untuk menugaskan salah satu BUMN untuk membeli peternakan sapi di Australia seluas 1 juta hektare," ungkapnya.

Perusahaan BUMN yang akan ditugaskan tersebut adalah PT Mega Eltra, Perum Bulog, atau PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). "Nanti kami minta tiga perusahaan ini mengajukan propsal, mana yang terbaik itu yang akan mendapat penugasan BUMN," jelasnya.

(Yas/Ndw)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya