Mirza Adityaswara telah resmi menjabat Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS-BI). Di hari pertama masa jabatannya, Mirza menilai ekonomi Indonesia merupakan ekonomi yang menantang.
Dengan kondisi ekonomi seperti ini Mirza menjelaskan hal itu justru menjadi motivasi tersendiri baginya untuk turut berperan banyak dalam membangun ekonomi mengingat dirinya hanya akan menjabat tidak lebih dari 1 tahun.
"Saya kan baru masuk hari ini, jadi pembagian tugas portofolionya masih lihat nanti di Dewan Gubernur. Tapi secara umum kita tahu bahwa di dunia terutama Indonesia ini situasinya cukup menantang,"kata Mirza saat ditemui di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Kamis (3/10/2013).
Mengomentari kondisi ekonomi, Mirza menilai semua mata masih tertuju pada ekonomi Amerika Serikat (AS) yang saat ini pelayanan pemerintah diberhentikan sementara (shutting down) akibat buntunya pembahasan anggaran APBN AS.
Mirza berpendapat apabila kondisi seperti ini akan terus berlangsung cukup lama, tentunya secara langsung akan mempengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama dalam hal perdagangan.
"Kita lihat di Amerika sudah tiga hari mereka berdebat masalah APBN mereka, sehingga sebagian dari fungsi pemerintahan itu tutup. Tapi karena ia memang negeri pencetak dolar sekarang masih belum kelihatan dampaknya. Kalau ini berlangsung terlalu lama pasti berdampak,"paparnya.
Yang menjadi tantangan jangka pendek yang akan dipecahkan Mirza adalah mengenai neraca pembayaran Indonesia yang harus ditekan semaksimal mungkin. Salah satu caranya yaitu dengan mengurangi impor dan meningkatkan volume dan kualitas ekspor.
"Di Indonesia tantangan jangka pendek yang harus kita selesaikan adalah masalah neraca pembayaran. Itu yang dilihat oleh kreditur luar negeri, kemudian oleh investor, bagaimana Indonesia mengatasi masalah jangka pendek ini,"kata Mirza. (Yas/Ndw)
Dengan kondisi ekonomi seperti ini Mirza menjelaskan hal itu justru menjadi motivasi tersendiri baginya untuk turut berperan banyak dalam membangun ekonomi mengingat dirinya hanya akan menjabat tidak lebih dari 1 tahun.
"Saya kan baru masuk hari ini, jadi pembagian tugas portofolionya masih lihat nanti di Dewan Gubernur. Tapi secara umum kita tahu bahwa di dunia terutama Indonesia ini situasinya cukup menantang,"kata Mirza saat ditemui di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Kamis (3/10/2013).
Mengomentari kondisi ekonomi, Mirza menilai semua mata masih tertuju pada ekonomi Amerika Serikat (AS) yang saat ini pelayanan pemerintah diberhentikan sementara (shutting down) akibat buntunya pembahasan anggaran APBN AS.
Mirza berpendapat apabila kondisi seperti ini akan terus berlangsung cukup lama, tentunya secara langsung akan mempengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama dalam hal perdagangan.
"Kita lihat di Amerika sudah tiga hari mereka berdebat masalah APBN mereka, sehingga sebagian dari fungsi pemerintahan itu tutup. Tapi karena ia memang negeri pencetak dolar sekarang masih belum kelihatan dampaknya. Kalau ini berlangsung terlalu lama pasti berdampak,"paparnya.
Yang menjadi tantangan jangka pendek yang akan dipecahkan Mirza adalah mengenai neraca pembayaran Indonesia yang harus ditekan semaksimal mungkin. Salah satu caranya yaitu dengan mengurangi impor dan meningkatkan volume dan kualitas ekspor.
"Di Indonesia tantangan jangka pendek yang harus kita selesaikan adalah masalah neraca pembayaran. Itu yang dilihat oleh kreditur luar negeri, kemudian oleh investor, bagaimana Indonesia mengatasi masalah jangka pendek ini,"kata Mirza. (Yas/Ndw)