Pengelola bus Transjakarta diimbau mengutamakan produk dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan armadanya. Usul ini disampaikan Menteri Perindustrian MS Hidayat menanggapi dugaan rendahnya kualitas armada baru busway yang diimpor dari China belum lam aini.
"Tolong dipertimbangkan menggunakan produksi dalam negeri karena sejak 10 tahun lalu produksi dalam negeri untuk kendaraan komersial seperti bus, truk, pickup itu diproduksi dalam negeri 95%," ujarnya di Karawang, Jawa Barat, Rabu (12/2/2014).
Hidayat mengatakan, dengan hanya menyerap separuh dari kebutuhan armada Transjakarta, pelaku bisnis otomotif dan komponen justru akan menikmati dampak besar terhadap perkembangan industri kendaraan berat ini di masa depan.
"Mungkin kualitasnya kurang-kurang sedikit, tetapi tidak separah yang itu. Kalau tidak seluruhnya diserap, separuhnya saja, maka produksi dalam negerinya berkembang," lanjutnya.
Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian Budi Darmadi menambahkan kualitas produk kendaraan komersial dalam negeri sebetulnya tidak kalah dengan buatan luar negeri seperti China. Namun diakui, produsen lokal memang masih terkendala dalam hal kapasitas produksi.Â
"Industri kita kelas dunia, ekspor lebih ke 60 negara. Tapi kita baru bisa buat 5 ribu bus sedang per tahunnya," katanya.
Budi berharap jika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memang berniat memesan bus lokal, produsen lokal hendaknya sudah diberikan perencanaan dan tenggat waktu yang panjang. "Ya kalau pengadaannya direncanakan dengan baik, mungkin saja bisa terpenuhi," tandasnya.(Dny/Shd)
"Tolong dipertimbangkan menggunakan produksi dalam negeri karena sejak 10 tahun lalu produksi dalam negeri untuk kendaraan komersial seperti bus, truk, pickup itu diproduksi dalam negeri 95%," ujarnya di Karawang, Jawa Barat, Rabu (12/2/2014).
Hidayat mengatakan, dengan hanya menyerap separuh dari kebutuhan armada Transjakarta, pelaku bisnis otomotif dan komponen justru akan menikmati dampak besar terhadap perkembangan industri kendaraan berat ini di masa depan.
"Mungkin kualitasnya kurang-kurang sedikit, tetapi tidak separah yang itu. Kalau tidak seluruhnya diserap, separuhnya saja, maka produksi dalam negerinya berkembang," lanjutnya.
Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian Budi Darmadi menambahkan kualitas produk kendaraan komersial dalam negeri sebetulnya tidak kalah dengan buatan luar negeri seperti China. Namun diakui, produsen lokal memang masih terkendala dalam hal kapasitas produksi.Â
"Industri kita kelas dunia, ekspor lebih ke 60 negara. Tapi kita baru bisa buat 5 ribu bus sedang per tahunnya," katanya.
Budi berharap jika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memang berniat memesan bus lokal, produsen lokal hendaknya sudah diberikan perencanaan dan tenggat waktu yang panjang. "Ya kalau pengadaannya direncanakan dengan baik, mungkin saja bisa terpenuhi," tandasnya.(Dny/Shd)