Vita Marissa Siap Gantung Raket

Bermain di Total BWF World Championships 2015 merupakan laga terakhir Vita Marissa di Istora Senayan, Jakarta.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 13 Agu 2015, 00:45 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2015, 00:45 WIB
Total BWF World Championships 2015
Ganda campuran Indonesia Vita Marissa (depan) menjalani laga terakhir di Istora Senayan, Rabu (12/8/2015), sebelum pensiun pada akhir tahun ini. (Liputan6.com/Humas PP PBSI)

Liputan6.com, Jakarta - Vita Marissa/Shendy Puspa Irawati tersingkir di babak kedua turnamen bulu tangkis Total BWF World Championships 2015. Ganda putri Indonesia itu takluk dari pasangan kembar asal Tiongkok, Luo Ying/Luo Yu, 10-21 dan 9-21, Rabu (12/8/2015).

Ternyata, laga di Istora Senayan, Jakarta, ini merupakan yang terakhir untuk Vita. "Rasanya sedih, tetapi tidak mau dibuat sedih juga," kata Vita usai pertandingan.

Setelah Kejuaraan Dunia, Vita akan berpasangan dengan Andrei Adistia di ganda campuran dan bermain hingga akhir tahun ini. Setelah itu, pemain berusia 34 tahun ini akan gantung raket.

"Sebetulnya sudah kepikiran mau pensiun sejak 2012, karena waktu itu usia saya sudah menginjak 31 tahun. Saat itu saya berencana mau istirahat setahun dan rileks dulu," beber Vita.

"Lalu saya bertemu dengan Lala (Variella Aprilsasi) dan kami malah bisa menjadi juara di Australia. Lalu motivasi saya meningkat lagi. Kemudian bertemu Jordan (Praveen Jordan), kami mulai dari nol dan prestasi lumayan bagus. Sehabis itu, saya tidak berani lagi bilang mau pensiun."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ingin Jadi Pelatih

Total BWF World Championships 2015
Ganda campuran Indonesia Vita Marissa (belakang) memutuskan akan gantung raket akhir tahun ini. (Liputan6.com/Humas PP PBSI)

Setelah pensiun nanti, Vita tidak akan meninggalkan dunia bulu tangkis. Ia ingin menjadi pelatih. "Memang saya tidak bisa lepas dari dunia bulu tangkis, dan tidak bisa lepas dari Indonesia. Ada beberapa tawaran dari luar negeri, namun saya inginnya di Indonesia," ujarnya.

Selama 21 tahun berkecimpung di olahraga tepok bulu, Vita mengaku banyak sekali pelajaran hidup yang didapatnya. "Saya banyak belajar sifat orang, belajar menghargai orang, bisa bertemu kepala negara, jadi terkenal di dunia, wah banyak lah, pokoknya bulutangkis tidak ada duanya!," tutur Vita bangga.

Namun, ada juga hal menyedihkan yang dirasakan putri bungsu dari pasangan Aris Harsono dan Yulianawati ini. "Saat saya tertimpa cedera bahu, lalu saya harus dioperasi. Saat itu saya kehilangan segalanya dan harus mulai dari nol lagi, tabungan habis semua dan nilai kontrak turun. Rasanya sedih, tetapi hikmahnya banyak sekali. Saya belajar, kalau kita punya sesuatu harus dijaga baik-baik, dan jaga hubungan baik dengan banyak orang," tuturnya.

Tapi, berkat cedera bahu tersebut ada sesuatu yang membuat Vita merasa bangga. "Setelah mengalami musibah cedera bahu, saya bisa tampil di Olimpiade Beijing 2008. Rasanya senang sekali bisa come back walaupun harus usaha dari bawah lagi," ungkapnya.

"Lalu saya bisa berprestasi juga di ganda putri bersama Butet (Liliyana Natsir). Sesudahnya, saya tidak bisa complain lagi, begitu banyak berkah yang saya dapat." (Bog/Ian)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya