Harga Minyak Naik ke Level Tertinggi dalam 5 Minggu

Dikutip dari CNBC, Selasa (1/4/2025), harga minyak Brent naik USD 1,11 atau 1,5% dan menetap di USD 74,74 per barel.

oleh Ilyas Istianur Praditya Diperbarui 01 Apr 2025, 08:30 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2025, 08:30 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Dunia Hari Ini. Foto: AFP
Ilustrasi Harga Minyak Dunia Hari Ini. Foto: AFP... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik sekitar 2% ke level tertinggi dalam lima minggu pada Senin (1/4) akibat kekhawatiran pasokan akan menurun jika Presiden AS Donald Trump menindaklanjuti ancamannya untuk memberlakukan lebih banyak tarif pada Rusia dan kemungkinan menyerang Iran.

Kenaikan Harga Minyak Global

Dikutip dari CNBC, Selasa (1/4/2025), harga minyak Brent naik USD 1,11 atau 1,5% dan menetap di USD 74,74 per barel.  Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 2,12 atau 3,1% menjadi USD 71,48 per barel.

Ini merupakan harga penutupan tertinggi Brent sejak 24 Februari dan tertinggi WTI sejak 20 Februari. Selisih harga antara Brent dan WTI turun menjadi USD 3,02 per barel, level terendah sejak Juli 2024.

Menurut analis, ketika selisih harga Brent dan WTI turun di bawah USD 4 per barel, perusahaan energi kurang terdorong untuk mengirim kapal untuk mengambil minyak mentah AS, yang dapat mengurangi ekspor minyak dari AS.

Ancaman Sanksi AS terhadap Rusia dan Iran

Trump menyatakan pada Minggu bahwa ia "sangat marah" terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan akan mengenakan tarif sekunder 25%-50% kepada pembeli minyak Rusia jika merasa Moskow menghambat upayanya untuk mengakhiri perang di Ukraina.

"Ancaman Trump mengenai tarif sekunder pada minyak Rusia dan Iran menjadi faktor yang dipantau pelaku pasar minyak, meskipun ia mengindikasikan belum berencana menerapkannya saat ini," kata analis UBS Giovanni Staunovo. "Namun, ada risiko pasokan yang lebih besar di masa depan."

Kremlin menyatakan bahwa Rusia dan AS sedang membahas kemungkinan penyelesaian damai di Ukraina. China dan India, sebagai pembeli utama minyak Rusia, akan memainkan peran kunci dalam efektivitas sanksi sekunder tersebut.

Selain itu, Trump juga mengancam akan menyerang Iran dan memberlakukan tarif sekunder jika Teheran tidak mencapai kesepakatan dengan Washington mengenai program nuklirnya. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan bahwa AS akan menerima pukulan keras jika bertindak sesuai ancamannya. Sementara itu, Garda Revolusi Iran menyita dua kapal tanker asing di Teluk Persia yang diduga menyelundupkan lebih dari 3 juta liter minyak solar.

 

Promosi 1

Keraguan Pasar terhadap Ancaman Trump

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)... Selengkapnya

Beberapa analis meragukan bahwa Trump akan benar-benar melaksanakan ancamannya, yang membatasi kenaikan harga minyak.

"Pasar merasa Trump tidak akan menindaklanjutinya. Jika diterapkan, tarif ini akan semakin memperburuk perang dagang dan berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi global serta permintaan minyak mentah," ujar analis IG Tony Sycamore.

Beberapa pedagang China tampaknya tidak terpengaruh oleh ancaman terbaru ini. Tiga sumber yang berbicara dengan Reuters menyatakan bahwa seringnya Trump membuat ancaman membuat mereka cenderung mengabaikannya.

Faktor Tambahan yang Mempengaruhi Pasokan Minyak

Di tempat lain, upaya untuk melanjutkan ekspor minyak Kurdi melalui pipa Irak-Turki mengalami kendala akibat ketidakjelasan mengenai pembayaran dan kontrak, menurut dua sumber yang mengetahui langsung masalah ini.

Sementara itu, otoritas AS telah memberi tahu perusahaan minyak Spanyol, Repsol, bahwa lisensinya untuk mengekspor minyak dari Venezuela akan dicabut. Repsol mengatakan sedang bernegosiasi dengan otoritas AS untuk mencari cara agar tetap bisa beroperasi di Venezuela.

Di AS sendiri, produksi minyak mentah turun sebesar 305.000 barel per hari menjadi 13,15 juta barel per hari pada Januari, level terendah sejak Februari 2024.

 

Tanda-Tanda Meningkatnya Permintaan Minyak

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)... Selengkapnya

Di China, ekonomi terbesar kedua di dunia, aktivitas manufaktur tumbuh pada laju tercepat dalam satu tahun pada Maret. Survei pabrik menunjukkan bahwa pesanan baru mendorong produksi, memberikan sedikit kelegaan bagi ekonomi China di tengah perang dagang yang semakin intensif dengan AS.

Sementara itu, inflasi di Jerman—ekonomi terbesar di Eropa—turun lebih dari yang diharapkan pada Maret, yang mendukung kebijakan pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh Bank Sentral Eropa (ECB).

Suku bunga yang lebih rendah dapat mengurangi biaya pinjaman konsumen, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya