Liputan6.com, Nyon - Gianni Infantino sudah membulatkan tekad untuk jadi presiden FIFA. Maka itu, pria yang kini menjabat sebagai sekretaris jenderal UEFA ini mengaku siap berduel dengan kandidat lainnya dalam pemilihan yang akan digelar 26 Februari mendatang.
Tekad Infantino makin kuat karena pria asal Swiss ini mendapat dukungan penuh dari UEFA. Bahkan, kata Infantino, Komite Eksekutif UEFA telah setuju untuk menggelontorkan uang 500 ribu euro (sekitar Rp 7,5 miliar) demi mendukung kampanyenya menuju kursi nomor satu FIFA.
Baca Juga
- Yamaha Racing Team Indonesia Perkenalkan Paddock Bike
- Dianggap Potensial, PBFC Lirik Pemain Buangan Persija
- Kutukan 12 Tahun Spalletti Lawan Juventus
"Uang itu akan sangat berarti untuk membiayai perjalanan saya keliling dunia mensosialisasikan program-program," ujar Infantino, yang dikenal dengan kepala gundul sebagai ciri khasnya. "Saya ingin bertemu sebanyak mungkin anggota FIFA untuk mendiskusikan banyak hal."
"Pengganti" Platini"
Infantino, 45 tahun, awalnya bukan calon utama dari UEFA. Organisasi sepak bola tertinggi Eropa itu lebih menjagokan presiden mereka, Michel Platini, untuk jadi kandidat presiden FIFA.
Sayang, Platini belakangan tersangkut kasus yang membuat mantan bintang Prancis ini diskors delapan tahun. Dia dianggap menerima gratifikasi dari Sepp Blatter, presiden FIFA yang mengundurkan diri.
Advertisement
Maka itu, UEFA pun memberikan dukungan suara mereka untuk Infantino. "Gianni Infantino kandidat terbaik yang saat ini dimiliki Eropa," ujar presiden federasi sepak bola Jerman, Reinhard Rauball. "Dengan reputasi dan pengalaman yang dimilikinya, Infantino pantas jadi presiden FIFA."
Infantino sendiri mengaku telah menyusun sejumlah program untuk terus mengembangkan sepak bola internasional. Namun, dia mengaku masih butuh masukan dari pihak-pihak lain.
"Saya kira banyak sekali hal mendesak dalam sepak bola dunia yang masih butuh penanganan," ujar Infantino, yang fasih berbahasa Inggris, Italia, Prancis, Spanyol, dan Jerman itu. "Saya akan membicarakan ini dengan presiden-presiden federasi anggota UEFA."
Piala Dunia Regional
Salah satu terobosan yang masuk dalam program kerja Infantino adalah menggelar Piala Dunia di sebuah kawasan (benua). Ide ini mengadopsi format Piala Eropa 2020 yang rencananya digelar di 13 negara.
Konsep ini, menurut Infantino penting, sehingga setiap anggota FIFA punya kesempatan lebih besar ikut bidding jadi tuan rumah Piala Dunia. Tidak seperti sekarang, saat Piala Dunia digelar di sebuah atau dua negara.
"Negara anggota jadi tak perlu menunggu lama untuk bidding jadi tuan rumah. Sebab, Piala Dunia bisa digelar di banyak negara di suatu benua," ujar Infantino, yang bergelar sarjana hukum. "Ini juga bisa memberikan kesempatan yang sama untuk setiap negara."
Dalam pemilihan nanti, Infantino akan bersaing dengan empat kandidat lainnya. Mereka adalah Sheikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa, Presiden Federasi Sepak Bola Asia, Prince Ali Bin Al Hussein (mantan wakil presiden FIFA), Jerome Champagne (eks petinggi FIFA), dan pengusaha asal Afrika Selatan, Tokyo Sexwale.
Â