Liga Spanyol Takut Kehilangan Messi

Vonis 21 bulan penjara yang dijatuhkan Pengadilan Spanyol dikhawatirkan akan membuat Lionel Messi hengkang dari Barcelona.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 10 Jul 2016, 00:10 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2016, 00:10 WIB
Lionel Messi
Vonis 21 bulan penjara yang dijatuhkan Pengadilan Spanyol dikhawatirkan akan membuat Lionel Messi hengkang dari Barcelona.

Liputan6.com, Madrid - Vonis 21 bulan penjara yang dijatuhkan Pengadilan Spanyol kepada Lionel Messi terkait penipun pajak membuat Presiden La Liga Spanyol Javier Tebas resah. Ia sangat khawatir vonis itu akan membuat bintang asal Argentina tersebut hengkang dari Barcelona.

Baca Juga

  • Prancis Belum Temukan Resep Hentikan Ronaldo
  • Griezmann Mulai Saingi Messi dan Ronaldo
  • Kualifikasi F1 GP Inggris: Rio Haryanto Asapi 3 Pembalap

Seperti diberitakan sebelumnya, pemilik Chelsea Roman Abramovich telah menemui ayah Messi pada pekan lalu atau sebelum vonis itu jatuhkan. Abramovich menjamu ayah Messi di kapal mewah miliknya, The Eclipse. Pertemuan itu diduga membahas kemungkinan ayah satu anak itu gabung Chelsea jika kasus pajak semakin memburuk.

"Tentu saja saya takut (ia mungkin pergi). LFP tidak percaya dia bersalah dan kami senang untuk memiliki dia," kata Tebas seperti dilansir AS, Sabtu (9/7/2016).

Tebas justru membela Messi dalam kasus pajak ini. "Saya tidak berpikir Messi seorang kriminal. Saya hanya berpikir bahwa dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Mungkin saja putusannya bisa berbeda di Mahkamah Agung," ucapnya.

Tebas berharap pengadilan Spanyol tidak melupakan kebaikan Messi untuk negara mereka. "Dia sudah menyumbangkan lebih dari 160 juta euro ke kas negara. Uang Messi yang masuk ke negara digunakan untuk pembangunan rumah sakit dan jalan," tandas Tebas.

Pada Agustus 2013, Messi dan ayahnya memang sudah membayar biaya koreksi pajak secara sukarela sebesar 5 juta euro. Jumlah tersebut dianggap mereka sebagai pajak yang belum dibayarkan beserta bunganya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya