Liputan6.com, Manchester - Jose Mourinho bukan special one lagi? Jika melihat statistik karier manajer asal Portugal itu selama dua musim terakhir, sebutan Special One memang sudah tidak pas lagi.
Baca Juga
Bagaimana tidak, kemenangan seakan menjauh dari tangan Mourinho. Seperti dilansir as, dari 22 laga terakhir Mourinho (bersama Chelsea dan MU), tim yang dibesut Mourinho menuai 11 kekalahan atau 50 persen.
Jika diitung dari awal musim 2015/16 bersama Chelsea, statistik Mourinho juga tidak lebih baik. Dari 33 laga di dua klub, Mourinho hanya mampu menang di 13 laga pada semua kompetisi. Ini bukan statistik seorang pelatih juara, ada apa dengan Mourinho?
Di Chelsea, semuanya berawal buruk buat Mourinho. Chelsea kalah di laga pembuka musim melawan Arsenal pada Community Shield. Di Liga Inggris, tak kalah buruknya.
Setelah 16 laga, Mourinho hanya mampu membawa The Blues satu strip di atas zona degradasi. Saat dipecat, Mourinho mencatatkan 9 kali kekalahan, 3 hasil imbang dan 4 kali menang saja.
Bersama MU
Mourinho belum memperbaiki statistiknya saat hijrah ke MU. Dilihat dari statistik, Mourinho sudah kalah sebanyak 46 persen dari total laga yang dijalani MU di Liga Primer Inggris.
Dari lima laga, MU menang tiga kali dan kalah dua kali. Secara total di semua kompetisi, MU menang empat kali (satu laga Community Shields ) dan kalah tiga kali (satu kekalahan di Liga Europa).
Padahal, apa yang kurang dari MU? Mourinho punya pemain termahal di dunia, Paul Pogba. Selain itu, Mourinho juga memboyong striker gaek yang haus gol, Zlatan Ibrahimovic.
Namun di sini pula masalahnya buat Mourinho. Banyak yang mengkritik Mourinho gagal memilih pemain dengan tepat. Kemana Henrikh Mkhitaryan yang diboyong dari Borussia Dortmund? Atau pemain sarat pengalaman, Michael Carrick?
Terlalu dini untuk menghakimi Mourinho. Apakah Mourinho bisa mengubah keberuntungannya di laga-laga MU berikutnya?
Advertisement