MotoGP merupakan kelas utama dari seri balapan Grand Prix Sepeda Motor yang berada dibawah naungan Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM). MotoGP memiliki nama resmi FIM MotoGP World Championship yang memulai ajang balapannya pada tahun 1949.
Sebagai kelas utama, MotoGP menggunakan motor khusus yang dibuat untuk balapan dan tidak diperjualbelikan secara komersial. Hal ini memang sedikit berbeda dengan beberapa seri balapan lain, seperti seri balapan World Superbike yang melombakan versi modifikasi dari motor-motor yang tersedia di pasaran.
Pada awal dekade pembentukan seri balapan MotoGP, FIM selaku penyelenggara belum membagi kelas balapan yang disesuaikan dengan kapasitas mesin motor. Waktu itu, balapan diselenggarakan hanya berdasarkan kapasitas mesin dan kelas untuk sidecars (motor bersespan). Balapan yang tersedia pada era awal MotoGP diperuntukan untuk motor berkapasitas 50 cc, 125 cc, 250 cc, 350 cc dan 500 cc untuk motor single seater. Sementara, motor bersespan hanya ada untuk motor berkapasitas 350 cc dan 500 cc.
Setelah 10 tahun mengudara, motor bermesin 4-tak sangat eksis digunakan sebagai mesin balapan. Namun, pada akhir tahun 1960-an motor bermesin 2-tak mampu menyaingi eksistensi mesin 4-tak. Bahkan, berkat mesin 2-tak inilah pabrikan Meccanica Verghera (MV) Agusta menyabet segudang gelar juara antara tahun 1956 sampai tahun 1974.
Giacomo Agostini menjadi pembalap yang paling sukses menukangi MV Agusta bermesin 2-tak. Ia juga mampu menjadi juara dunia MotoGP terbanyak sepanjang masa dengan meraih 8 gelar juara dunia. Selain Agostini, ada nama John Surtees, Gary Hocking dan Mike Hailwood yang sukses menyabet juara dunia dengan motor bermesin 2-tak dari MV Agusta.
Persaingan Mesin 2-Tak dan 4-Tak
Pada tahun 1979, Honda berusaha mengembalikan kejayaan mesin 4-tak di kelas puncak dengan menurunkan motor NR500. Namun, proyeksi Honda tak kunjung mendapat hasil positif selama beberapa tahun bersaing, Honda malah meraih kemenangan melalui motor 500 cc 2-tak miliknya pada tahun 1983.
Selain itu, pada tahun tersebut, kelas 350 cc dihapuskan karena dirasa terlalu banyak kelas yang dipertandingkan. Kelas 50 cc pun ikut dirotasi satu tahun setelahnya menjadi kelas 80 cc, tepatnya pada tahun 1984. Namun, kelas ini juga tak berhatan lama, pada tahun 1990 kelas 80 cc ikut dihapus bersamaan dengan dihilangkannya kelas motor bersespan.
Sehingga, pada awal dekade 1990 hanya menyisakan kelas 125 cc, 250 cc dan 500 cc sebagai kelas yang dipertandingkan oleh FIM. Dengan sedikitnya kelas yang dipertandingkan, pabrikan motor menjadi lebih fokus terhadap pengembangan kuda besi yang ditunggangi para pembalap.
Transisi Mesin 4-Tak
Pada tahun 2002 mesin 4-tak diberi kewenangan untuk meningkatkan kapasitas mesinnya hingga 990 cc. Dengan meningkatnya kapasitas mesin, FIM mengubah nama kelas Grand Prix 500 cc menjadi kelas MotoGP karena menyesuaikan dengan kapasitas mesin yang ada.Â
Praktis, pasca FIM mengubah regulasi yang ada, tim-tim besar seperti Yamaha, Honda, hingga Suzuki berkompetisi menggunakan mesin dengan kapasitas terbaru. Hanya tim-tim satelit saja yang masih menggunakan kapasitas 500 cc bermesin 2-tak, maklum tim satelit tidak memiliki banyak sponsor yang bisa memberikan mereka keleluasaan dalam mengoprek mesin motor.
Dengan tingginya kapasitas mesin yang digunakan, FIM memutuskan untuk melarang tim pabrikan maupun tim satelit menggunakan mesin 2-tak pada tahun 2003. Hal itu disebabkan supaya kompetisi di kelas MotoGP menjadi lebih kompetitif, pasalnya apabila masih menggunakan mesin 2-tak dan tidak didukung cc yang besar, bisa mengakibatkan ketimpangan yang sangat terlihat ketika balapan.
Hadirnya Moto2 dan Moto3
Setelah kelas 500 cc dilebur menjadi MotoGP, kelas 125 cc dan 250 cc tak mau kalah untuk mengikuti perubahan. Pada tahun 2010, Grand Prix 250 cc berubah menjadi Moto2 yang ditandai dengan perubahan kapasitas mesin. Pada awal transisi, Moto2 menggunakan kapasitas 600 cc bermesin 4-tak. Meski begitu, pada awal transisi masih banyak pabrikan yang menggunakan kapasitas 250 cc bermesin 2-tak dengan alasan finansial yang belum mencukupi.
Namun, seiring berjalannya waktu, FIM mempertegas aturan bahwa Moto2 diwajibkan menggunakan mesin 4-tak supaya lebih ramah lingkungan. FIM juga menambah kapasitas mesin Moto2 menjadi 765cc setelah berdiskusi dengan banyak pabrikan dan tim di Moto2.
Sementara Moto3 baru hadir pada tahun 2012. Moto3 menggunakan kapasitas mesin 250 cc yang didukung oleh mesin 4-tak. FIM juga mewajibkan para pabrikan dan tim mengganti kapasitas 125 cc bermesin 2-tak supaya seluruh kelas yang ada di bawah naungan FIM menggunakan kapasitas mesin yang sama.
Moto3 sendiri jauh lebih terbuka terhadap banyak pabrikan, berbeda dengan MotoGP maupun Moto2 yang didominasi pabrikan mentereng. Di kelas Moto3, pabrikan apapun yang ada di dunia boleh mengikuti ajang ini, asalkan satu unit motor tidak boleh memiliki harga total lebih dari 12.000 euro atau setara 209 miliar.
Perubahan Regulasi dari Waktu ke Waktu
-
Pada tahun 2002, kelas 500 cc digantikan menjadi MotoGP. Kapasitas mesin motor berubah menjadi 990 cc.
- Pada tahun 2005, Flag-to-Flag diterapkan di ajang MotoGP. Flag-to-Flag merupakan peraturan baru yang diterapkan guna membuat kompetisi menjadi lebih dinamis. Sebelum adanya Flag-to-Flag, jika hujan turun ditengah pertandingan, maka pembalap terdepan dapat mengangkat tangan untuk menghentikan lomba. Para ofisial tim pun turut mengibarkan bendera merah sebagai tanda pemberhentian balapan untuk sementara dan bersegera mengganti ban para pembalap dengan ban basah. Namun, pasca diterapkan peraturan ini, jika turun hujan ditengah balapan, tidak ada lagi bendera merah maupun penghentian balapan. Para pembalap bisa langsung menuju pit untuk mengganti ban sesuai dengan kebijakan tim.
-
Pada tahun 2007, FIM menurunkan kapasitas mesin di kelas MotoGP menjadi 800 cc. Hal itu didasari karena FIM merasa balapan yang terjadi begitu cepat dan membahayakan para pembalap.
-
Pada tahun 2010, FIM memberlakukan pembatasan penggunaan mesin dalam satu musim. FIM membatasi para tim pabrikan dengan maksimal 6 mesin untuk satu musim.
-
Pada tahun 2010, kelas 250 cc digantikan oleh kelas Moto2 dengan basis mesin Honda CBR600RR dan sasis prototipe.
-
Pada tahun 2012, FIM menaikan kembali kapasitas mesin di kelas MotoGP menjadi 1.000cc.
-
Pada tahun 2012, FIM memberlakukan regulasi CRT (Claiming Rule Team) atau motor-motor yang bermesin motor produksi massal yang dilengkapi sasis khusus. CRT hanya boleh digunakan oleh tim satelit untuk meramaikan persaingan dengan tim pabrikan.
-
Pada tahun 2012, kelas 125 cc digantikan oleh kelas Moto3 dengan basis mesin 250 cc.
-
Pada tahun 2014, Kelas CRT di MotoGP diganti menjadi Open Class dan diterapkan sistem kualifikasi.
-
Pada tahun 2016 pergantian produsen pemasok ban MotoGP dari Bridgestone menjadi Michelin.
-
Pada tahun 2016, seluruh tim yang ada di MotoGP, baik tim pabrikan maupun tim satelit akan menggunakan ECU seragam yang dibuat Magneti Marelli dan Dorna. Selain itu, penambahan perangkat keselamatan seperti sensor tekanan ban dan munculnya Panel Stewards (pengawas pertandingan) yang bertujuan menjaga kekondusifan balapan.
- Pada tahun 2017, penggunaan sayap tambahan atau winglet dilarang oleh FIM. Hal ini didasari atas pertimbangan keamanan pembalap. Alhasil, para tim menggunakan fairing aerodinamika supaya lebih aman.
- Pada tahun 2019, fairing aerodinamika dibatasi menjadi 2 model saja. Sehingga para tim tidak boleh mengganti secara asal fairing aerodinamika yang dimiliki.
Â
Berita Terbaru
Tinggal Bawa Badan dan Duit Rp 3 Jutaan Bisa Merasakan Sensasi Balapan di Sirkuit Mandalika
Tips Weekend Produktif: Maksimalkan Waktu Liburan Anda
Bitcoin Turun Usai Donald Trump Tandatangani Perintah Eksekutif Kripto
Kebiasaan Miliarder yang Jadi Bekal Sukses
Morgan Stanley Kembali Lepas Saham FILM, Ini Tujuannya
5 Rekomendasi Spot Wisata Pantai di Kebumen
3 Resep Nugget Telur Rumahan yang Bisa Jadi Camilan dan Lauk Makan
Obat Kolesterol yang Mujarab Ternyata Hanya 2 Ini, Rasakan Sendiri Hasilnya!
25 Januari 1924: Olimpiade Musim Dingin Pertama Dimulai di Prancis
11 Golongan yang Dijumpai Nabi SAW saat Isra Mi'raj, Mengungkap Hikmah di Balik Setiap Perjalanan
Debat Sengit Nusron dengan Kades Kohod Soal Pagar Laut Bekas Empang Warga
Tips Menjaga Kesehatan Kulit untuk Penampilan Optimal