5 Insiden Kartu Merah Paling Fenomenal

Ada kartu merah yang diberikan kepada sesama rekan setim karena berkelahi.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 31 Okt 2016, 19:27 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2016, 19:27 WIB
Ilustrasi Kartu Merah
Ilustrasi Merah. Foto : alanwcollins

Liputan6.com, Jakarta - Kartu merah merupakan sebuah bumbu dalam pertandingan sepak bola. Drama pun akan tercipta saat seorang wasit merogoh kartu merah dari sakunya. Aturan mengenai kartu merah dan kuning baru diperkenalkan pada 1970.

Awalnya, ide ini tercipta dari wasit asal Jerman, Rudolf Kreitlein, saat memimpin laga perempat final Piala Dunia 1966 antara Inggris dan Argentina. Saat kapten Argentina, Antonio Rattin, melakukan pelanggaran keras, wasit Kreitlein pun memutuskan untuk memintanya meninggalkan lapangan.

Namun, ada kesulitan dalam berkomunikasi antara Kreitlein dan Rattin. Kasus itu kemudian menjadi pembahasan di dunia sepak bola. Pada akhirnya, FIFA menerima ide mengenai kartu kuning dan kartu merah, lalu diterapkan mulai Piala Dunia 1970.

Sejak itu, sudah banyak drama kartu merah yang tercipta. Liputan6.com mencoba untuk merangkum lima insiden kartu merah yang terpopular di dunia hingga saat ini.

Zinedine Zidane

1. Zinedine Zidane (Piala Dunia 2006)

Salah satu pemain terbesar dalam sejarah sepak bola ini sempat menjadi korban dari drama kartu merah yang sangat terkenal. Insiden itu menimpa Zidane saat memperkuat Prancis melawan Italia di final Piala Dunia 2006.

Secara tiba-tiba, Zidane menanduk dada Marco Materazzi. Kala itu, kedua tim tengah bermain imbang 1-1 hingga waktu normal berakhir. Wasit Horacio Elizondo akhirnya memberikan kartu merah kepada Zidane di menit ke-110.

Pada Piala Dunia 2006, Zinedine Zidane pernah melakukan tindakan kontroversial dengan menyundul pemain Italia, Marco Materazzi, saat laga final Piala Dunia di Jerman. (AFP/John Macdougall)

Uniknya, Materazzi dan Zidane adalah pencetak gol masing-masing untuk timnya di waktu normal. Tanpa Zidane, daya gempur Prancis pun berkurang. Situasi itu dimanfaatkan Italia untuk memaksakan laga dilanjut ke adu penalti.

Pada akhirnya, Prancis harus mengakui keunggulan Italia yang menang lewat adu penalti. Kemenangan Gli Azzurri dipastikan dengan skor 5-3.

Kieron Dyer dan Lee Bowyer

2. Kieron Dyer dan Lee Bowyer (Liga Inggris 2004/2005)

Momen saat wasit mengeluarkan kartu merah adalah sesuatu yang biasa terjadi. Namun, akan menjadi hal yang aneh jika wasit mengeluarkan kartu merah untuk dua pemain rekan setim yang berkelahi di lapangan.

Ya, itulah fakta yang terjadi antara Dyer dan Bowyer. Keduanya sama-sama bermain untuk Newcastle United saat melawan Aston Villa, 2 April 2005, di St James Park. Di laga itu, Newcastle memang kehilangan tiga pemain yang di kartu merah.

Perkelahian Kieron Dyer dan Lee Bowyer yang membuahkan kartu merah. (Mirror)

Steven Taylor lebih dulu meninggalkan lapangan di menit ke-73 setelah melakukan pelanggaran di kotak penalti. Sembilan menit kemudian, giliran Dyer dan Bowyer yang diusir wasit karena berkelahi. Lucunya, pemain Villa ikut membantu memisahkan keduanya saat berkelahi.

Akibat insiden itu, Dyer diganjar sanksi larangan bermain tiga laga. Bowyer harus menerima sanksi lapangan empat laga dan denda 200.000 pounds. Menurut pengakuan, alasan Dyer marah karena Bowyer tak mau mengoper bola kepada dirinya sepanjang laga.

David Beckham

3. David Beckham (Piala Dunia 1998)

Meski dikenal sebagai salah satu pemain tersukses sepanjang masa, Beckham juga sempat melewati momen buruk dalam kariernya. Bahkan, ia sempat dibenci masyarakat Inggris akibat ulahnya tersebut.

Hal itu terjadi saat Beckham membela Inggris melawan Argentina di perdelapan final Piala Dunia 1998. Kala itu, duel kedua tim berjalan seimbang dengan skor 2-2 di babak pertama.

David Beckham mendapat kartu merah setelah menendang Diego Simeone saat Inggris melawan Argentina di Babak 16 Besar Piala Dunia 1998. Inggris akhirnya kalah adu penalti dari Argentina. (www.squawka.com)

Saat babak kedua baru berjalan dua menit, wasit Kim Nielsen memberikan kartu merah buat pria kelahiran 2 Mei 1975 tersebut. Penyebabnya adalah karena ia terprovokasi permainan keras Diego Simeone.

Aksinya kepada Simeone terjadi tepat di hadapan wasit. Tampil dengan 10 pemain, Inggris mampu memaksakan laga hingga ke babak adu penalti. Namun, mereka harus tersingkir setelah kalah dengan skor 3-4.

John Terry

4. John Terry (Liga Champions 2011/2012)

Meski dikenal sebagai pemain paling loyal, Terry adalah salah satu pemain yang kerap menciptakan kontroversi. Mulai dari kasus perselingkuhan hingga kasus rasis sempat menimpa kapten Chelsea tersebut.

Bahkan, ia nyaris membuat Chelsea gagal melangkah ke final Liga Champions 2011/2012. Saat itu, Chelsea berpeluang besar menyingkirkan Barcelona di semifinal setelah unggul 1-0 pada leg pertama.

Insiden saat John Terry diganjar kartu merah akibat menendang Alexis Sanchez. (Fox Sports)

Peluang Chelsea nyaris tertutup rapat setelah gawang Petr Cech dijebol Sergio Busquets di menit ke-35. Dua menit kemudian, Chelsea harus tampil dengan 10 pemain setelah John Terry diganjar kartu merah.

Wasit Cuneyt Cakir mengambil keputusan itu setelah Terry menendang Alexis Sanchez dari belakang dengan lututnya. Untungnya, Chelsea tetap melaju ke semifinal berkat gol penentu Fernando Torres di menit 90+2.

Luis Suarez

5. Luis Suarez (Piala Dunia 2010)

Laga perempat final Piala Dunia 2010 antara Uruguay dan Ghana mungkin menjadi wadah aksi heroik Suarez. Ia sukses menjadi pahlawan kesuksesan Uruguay melaju ke semifinal untuk kali pertama sejak 1974.

Kala itu, kedua tim sedang bertarung sengit setelah gol Suley Muntari di menit ke-45+2 dibalas Diego Forlan di menit ke-55. Tepat di masa injury time babak kedua perpanjangan waktu, Ghana nyaris mencetak gol.

Handball Luis Suarez saat Uruguay kontra Ghana (dailymail, AFP)

Namun, gol itu digagalkan Suarez yang sengaja menepis bola dengan tangannya. Akibatnya, Suarez diganjar kartu merah dan Ghana mendapatkan hadiah penalti. Sialnya, kesempatan itu gagal dimanfaatkan Asamoah Gyan untuk mencetak gol dari titik putih.

Ketika laga dilanjut ke adu penalti, Uruguay tampil sebagai pemenang dengan skor 4-2. Itu mengapa Suarez dianggap sebagai pahlawan Uruguay saat itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya