3 Bintang AC Milan yang Layak Jadi Idola Pemain Baru

AC Milan membuat revolusi besar-besaran jelang musim 2017/2018.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jul 2017, 19:00 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2017, 19:00 WIB
Andriy Shevchenko
ndriy Shevchenko pernah tujuh tahun membela AC Milan. (REUTERS/Tony O'Brien)

Liputan6.com, Milan - AC Milan membuat revolusi besar-besaran jelang musim 2017/2018. Tak hanya untuk musim ini, perombakan besar-besaran tampaknya dilakukan untuk jangka panjang.

Sejauh ini, sembilan pemain sudah resmi didatangkan. Mereka adalah Mateo Musacchio, Franck Kessie, Ricardo Rodriguez, Andre Silva, Fabio Borini, Hakan Calhanoglu, Andea Conti, Lucas Biglia, dan terakhir, Leonardo Bonucci.

Perekrutan Bonucci dari Juventus adalah yang paling mengejutkan. Bek berusia 30 tahun itu juga sekaligus menjadi pembelian termahal Milan di bursa transfer musim panas ini, yakni 42 juta euro.

Harganya melampaui nilai transfer penyerang Andre Silva (20 tahun), yang dibeli dari FC Porto seharga 38 juta euro. Publik sepak bola, sangat menantikan bagaimana permainan AC Milan dengan kedatangan para pemain anyar tersebut.

Mereka perlu membuktikan diri bahwa mereka layak menjadi bagian dari skuat I Rossoneri. Bukan hanya sebagai pelengkap, tapi mereka dituntut mampu mengembalikan martabat Milan sebagai tim raksasa di Italia dan Eropa.

Untuk menjadi pemain penting bagi AC Milan, ada beberapa nama yang dapat dijadikan sebagai teladan oleh para pemain baru tersebut. Para teladan itu pernah sukses selama berseragam I Rossoneri.

Tak hanya berprestasi secara pribadi, kontribusi mereka juga mengantarkan AC Milan meraih banyak gelar, baik domestik maupun Eropa dan dunia. Siapa saja mereka? Liputan6.com merangkum tiga diantaranya.


Saksikan video menarik berikut ini:

1. Andriy Shevchenko

Andriy Shevchenko
Andriy Shevchenko (EPA/Carlo Ferraro)

Andriy Shevchenko pernah tujuh tahun membela AC Milan, yakni di tahun 1999 hingga 2006. Selama masa itu, mantan striker timnas Ukraina itu menjadi striker paling ditakuti di Serie A dan di kompetisi Eropa.

Di Serie A saja, ia sukses membukukan 127 gol dari 226 pertandingan. Pemain yang sewaktu di Milan bernomor punggung 7 ini mampu mencetak gol dengan kaki kanan, kaki kiri, maupun kepala.

Untuk prestasi pribadi, Shevchenko sukses meraih trofi Ballon d'Or pada tahun 2004. Sedangkan untuk klub, ia mempersembahkan satu gelar Serie A (2003–04), satu Coppa Italia (2003), satu Piala Supercoppa Italiana (2004), satu gelar Liga Champions (2003), dan satu Piala Super UEFA (2003).

Tak ayal, pria yang kini berusia 40 tahun itu menjadi salah satu legenda AC Milan yang paling dikenang jasanya.

2. Ricardo Kaka

Kaka (© AFP 2009)
AC Milan's Brazilian midfielder Kaka gestures during his team's Italian serie A football match against Lazio on February 1, 2009 at the Olympic stadium in Rome. AFP PHOTO/ALBERTO PIZZOLI

Satu era dengan Shevchenko, pemain Milan lainnya yang juga sukses adalah Ricardo Kaka. Dibeli dengan harga relatif murah, yakni 8,25 juta euro, dari Sao Paolo pada tahun 2003, Kaka menjelma playmaker paling berbahaya di Eropa bersama Milan sampai tahun 2009.

Kaka, yang kini merumput di MLS bersama Orlando City, pernah membantu Milan memenangkan gelar Serie A (2003–04), Supercoppa Italiana (2004), UEFA Champions League (2006–07), UEFA Super Cup (2007), dan FIFA Club World Cup (2007).

Selama membela Milan, Kaka membukukan 104 gol dan 55 assist dalam 307 penampilan. Secara pribadi, pemain berusia 35 tahun itu sukses meraih gelar pemain terbaik dunia tahun 2007.

3. Andrea Pirlo

Andrea Pirlo (© AFP 2009)
Gelandang AC Milan, Andrea Pirlo merayakan golnya dalam partai Piala UEFA putaran 32 besar antara AC Milan vs Werder Bremen di San Siro, Milan pada 26 Februari 2009. AFP PHOTO/DAMIEN MEYER

Dari sederet gelandang yang pernah membela AC Milan, Andrea Pirlo termasuk salah satu yang paling sukses. Ia membela I Rossoneri selama 10 tahun (2001-2011), dan selama masa itu, banyak gelar dipersembahkannya untuk klub.

Antara lain dua gelar Liga Champions (2003 dan 2007), dua gelar Serie A (2004 dan 2011), dua Piala Super Eropa (2003 dan 2007), dan satu Piala Super Italiana (2004) dan Coppa Italia (2003).

Bagi pribadinya sendiri, selama membela Milan, Pirlo menduduki peringkat ketujuh FIFA World Player 2007 dan peringkat kelima Ballon d’Or 2007.

Kesuksesan Pirlo tidak terlepas dari konsistensinya dalam mengatur irama permainan lini tengah, plus bakat tendangan bebas dan penalti yang mematikan.

Meski belakangan ia bergabung dengan Juventus, publik AC Milan tetap mencintainya. Ia tidak dianggap sebagai pengkhianat, karena AC Milan sendiri yang tak mau memperpanjang kontraknya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya