Mourinho Sengaja Asingkan Ibra di MU?

Liputan6.com, Manchester - Zlatan Ibrahimovic sudah hampir tiga bulan tak bermain untuk Manchester United (MU). Petualangannya bersama MU harus terhenti akibat cedera. Anehnya, setelah pulih pun Jose Mourinho masih tak memainkannya.

Situasi Ibra di MU saat ini memang sedang tak ideal. Padahal, ia adalah yang paling berjasa di balik musim fantastis Setan Merah pada 2016/2017. Sayang, berulang kali cedera membuat pemain berusia 36 tahun itu semakin terpinggirnya.

Sebelumnya, ia harus mengakhiri musim lalu bersama MU jauh lebih cepat karena cedera lutut. Setelah pulih dan kembali bermain pada 18 November 2017, ia justru hanya bisa tampil dalam tujuh laga Pemain asal Swedia itu harus kembali mengalami cedera dan membuatnya belum bermain sampai saat ini.

Adrian Mutu yang dikenal sebagai sahabat Ibra sekaligus mantan gelandang serang Chelsea ikut memperhatian situasi tersebut. Menurutnya, situasi yang dialami Ibra tak lepas dari hubungan sang pemain dengan pelatih Jose Mourinho.

"Mourinho tak peduli pada performa, ia hanya hasilnya. Saya mendapat informasi bahwa Ibrahimovic tidak (lagi) cedera, ia hanya dibekukan Mourinho," ujar Mutu, dilansir Manchester Evening News.

Sebetulnya, Ibra memang sudah dilaporkan akan hengkang saat kontraknya bersama MU berakhir di pengujung musim ini. Klub yang disebut-sebut bakal menjadi tujuannya adalah Los Angeles (LA) Galaxy.

The Special One pun sempat memberikan pernyataan soal situasi Ibra saat ini. Menurutnya, Ibra mendapat cedera di momen dan tempat yang salah. Itu mengapa ia kehilangan sentuhannya meski di musim lalu ia mengemas 28 gol dan 10 assist dari 46 laga.

"Untuk Zlatan, kami semua berpikir ini adalah musim terakhirnya di Manchester United. Itu akan menjadi keputusan yang sangat pribadi baginya untuk bermain atau berhenti," tutur Mourinho, seperti dilansir situs resmi MU.

"Menurut saya, ia memiliki hak untuk memilih hidupnya, masa depannya, sebagai pemain luar biasa dan karier luar biasa di mana hanya cedera buruk di momen yang salah yang merusak sejumlah musim fantastis yang dapat ia miliki dan semestinya dimilikinya bersama kami," paparnya.

Ajax Amsterdam: 48 gol, 15 assist dari 110 laga

Juventus: 26 gol, 6 assist dari 92 laga

Inter Milan: 66 gol, 33 assist dari 118 laga

Barcelona: 22 gol, 13 assist dari 46 laga

AC Milan: 56 gol, 24 assist dari 85 laga

Paris Saint-Germain: 156 gol, 61 assist dari 180 laga

Manchester United: 29 gol, 10 assist dari 53 laga