Liputan6.com, Jakarta Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas setelah sebuah rudal balistik dari kelompok Houthi Yaman menghantam wilayah Jaffa, Tel Aviv. Serangan yang terjadi pada Sabtu, 21 Desember 2024 ini menunjukkan eskalasi baru dalam konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Laporan dari militer Israel mengonfirmasi bahwa rudal tersebut berhasil menembus dua lapisan pertahanan atmosfer sebelum menghantam wilayah perkotaan, menyebabkan 16 orang mengalami luka ringan akibat pecahan kaca.
Serangan ini dianggap sebagai bentuk balasan atas serangan udara Israel di ibu kota Yaman, Sanaa, dan kota pelabuhan Hodeidah beberapa hari sebelumnya. Serangan udara tersebut menewaskan setidaknya sembilan orang dan memicu kecaman internasional terhadap peningkatan agresi di kawasan tersebut. Kelompok Houthi mengklaim serangan ini sebagai aksi solidaritas dengan rakyat Palestina yang terjebak dalam konflik di Gaza.
Advertisement
Dalam beberapa bulan terakhir, kelompok Houthi semakin sering melancarkan serangan terhadap Israel, baik melalui rudal balistik maupun pesawat nirawak. Israel, yang dikenal memiliki salah satu sistem pertahanan udara tercanggih di dunia, harus menghadapi tantangan baru dengan kegagalan sistem intersepsi dalam mencegah serangan ini.
Advertisement
1. Kronologi Serangan Rudal Houthi
Kelompok Houthi meluncurkan rudal balistik dari wilayah Yaman pada Sabtu malam, menargetkan kawasan Jaffa di Tel Aviv. Sirene peringatan berbunyi di wilayah tengah Israel, memberikan tanda bahaya kepada warga. Militer Israel menyatakan melalui saluran Telegram bahwa satu proyektil berhasil terdeteksi, tetapi upaya intersepsi menggunakan sistem pertahanan Arrow tidak berhasil.
Menurut laporan publik Israel, rudal tersebut melewati dua lapisan atmosfer sebelum akhirnya mencapai targetnya. Sistem Arrow, yang dirancang untuk menghancurkan ancaman di luar atmosfer, gagal mencegat proyektil tersebut. Rudal menghantam wilayah perkotaan, menyebabkan kerusakan properti dan melukai warga akibat pecahan kaca.
Seorang juru bicara Houthi mengonfirmasi bahwa rudal tersebut menargetkan instalasi militer di Jaffa. Serangan ini menandai peningkatan signifikan dalam kemampuan serangan kelompok tersebut terhadap Israel.
Advertisement
2. Respons Israel terhadap Serangan
Setelah serangan rudal dari Houthi, Israel meningkatkan serangan udaranya ke wilayah Yaman. Pada Kamis sebelumnya, jet-jet tempur Israel melancarkan serangan ke Sanaa dan Hodeidah, menewaskan sembilan warga sipil. Serangan ini dianggap sebagai upaya untuk melemahkan kemampuan militer Houthi.
Israel juga mengaktifkan langkah-langkah darurat untuk melindungi warganya dari ancaman lebih lanjut. Sistem pertahanan udara seperti Iron Dome dan Arrow ditingkatkan pengawasannya di kawasan selatan dan tengah negara tersebut. Para ahli memperingatkan bahwa ketegangan ini dapat memicu konflik regional yang lebih luas jika tidak segera ditangani.
Kelompok Houthi, di sisi lain, menegaskan bahwa mereka akan terus melanjutkan serangan hingga agresi Israel di Gaza dihentikan. Pernyataan ini menambah tekanan bagi Israel, yang kini menghadapi ancaman dari berbagai front.
3. Eskalasi Konflik di Timur Tengah
Serangan Houthi terhadap Israel merupakan bagian dari eskalasi yang lebih luas di kawasan Timur Tengah. Konflik ini berakar dari agresi Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang telah menewaskan lebih dari 45.000 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak. Tindakan ini memicu solidaritas dari kelompok-kelompok militan di wilayah tersebut, termasuk Houthi.
Houthi juga aktif menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah dan Teluk Aden. Serangan-serangan ini menyebabkan kerugian besar dan meningkatkan risiko bagi perdagangan internasional. Amerika Serikat dan Inggris telah terlibat dalam serangan balasan terhadap target Houthi sebagai respons terhadap ancaman tersebut.
Para pengamat internasional memperingatkan bahwa ketegangan ini dapat memperburuk situasi keamanan global. Konflik yang terus meningkat di kawasan ini berpotensi memengaruhi stabilitas ekonomi dunia, terutama mengingat pentingnya kawasan Laut Merah sebagai jalur perdagangan internasional.
Advertisement
4. Dampak Humaniter di Yaman dan Gaza
Konflik yang berlangsung tidak hanya menimbulkan kerusakan material, tetapi juga dampak humaniter yang signifikan. Di Yaman, serangan udara Israel telah menghancurkan infrastruktur penting, memperburuk kondisi warga sipil yang sudah menghadapi krisis kemanusiaan akibat perang saudara yang berkepanjangan.
Sementara itu, di Gaza, serangan Israel telah menyebabkan puluhan ribu korban jiwa dan menghancurkan ribuan rumah. Lembaga kemanusiaan internasional menyerukan gencatan senjata segera untuk mengurangi penderitaan warga sipil di kedua wilayah tersebut.
Kelompok Houthi menyatakan bahwa serangan mereka adalah bentuk solidaritas kepada rakyat Palestina. Namun, tindakan ini juga meningkatkan risiko konflik yang lebih luas di kawasan tersebut, mengingat respons keras dari pihak-pihak yang terlibat.
Apa yang menjadi alasan utama serangan Houthi ke Tel Aviv?
Serangan ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas kepada rakyat Palestina dan sebagai balasan atas serangan Israel di Yaman.
Advertisement
Mengapa sistem pertahanan Israel gagal mencegat rudal Houthi?
Menurut laporan, rudal Houthi berhasil menembus dua lapisan atmosfer, dan sistem Arrow gagal mengintersepsi proyektil tersebut.
Apa dampak serangan ini terhadap warga Tel Aviv?
Serangan ini menyebabkan 16 orang mengalami luka ringan akibat pecahan kaca dari jendela yang pecah di gedung-gedung sekitar.
Advertisement