Timnas Indonesia U-19 Jadikan Jepang U-19 sebagai Tolok Ukur Kekuatan

Partai Timnas Indonesia U-19 melawan Jepang U-19 jadi debut Bima Sakti sebagai pelatih.

oleh Muhammad Adiyaksa diperbarui 25 Mar 2018, 12:15 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2018, 12:15 WIB
Timnas Indonesia U-19
Partai Timnas Indonesia U-19 melawan Jepang U-19 jadi debut Bima Sakti sebagai pelatih. (Bola.com/Asprilla Dwi Adha)

Liputan6.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-19 ingin mengambil banyak pelajaran dari partai uji tanding melawan Jepang U-19. Partai persahabatan ini bakal berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (25/3/2018).

Melawan Jepang U-19 merupakan debut Bima Sakti Tukiman sebagai nakhoda baru Timnas Indonesia U-19. Asisten Luis Milla Aspas di Timnas U-23 dan senior tersebut tertantang untuk mewarnai partai pertamanya membesut Egy Maulana Vikri dan kawan-kawan dengan hasil positif.

"Ini laga pertama saya. Terima kasih kepada PSSI untuk memberikan kesempatan melawan Jepang U-19. Ini luar biasa untuk kami bisa belajar mengukur kekuatan," ujar Bima pada konferensi pers sebelum pertandingan.

"Jepang U-19 notabene merupakan tim bagus. Semoga kita bisa tampilkan permainan terbaik untuk Indonesia," katanya.

Bima melihat Jepang U-19 memiliki kekuatan yang merata di setiap lininya. Terbukti, armada Kageyama Masanaga ini berhasil membabat habis klub Liga 2, Cilegon United 5-0 pada partai uji tanding teraktual.

Partai persahabatan ini dilaksanakan sebagai persiapan Timnas Indonesia U-19 menyongsong Piala Asia U-19 pada 18 Oktober-4 November 2018. Selain itu, tim berjuluk Garuda Nusantara juga bakal bertanding di Piala AFF U-18 pada 2-14 Juli 2018.

Ambil Pelajaran

Luis Milla
Pelatih Timnas Indonesia U-19, Bima Sakti Mendapat masukan dari Luis Milla (Kiri) saat latihan di Lapangan ABC Senayan, Jakarta, Kamis (22/3/2018). Indonesia akan berhadapan Timnas Jepang U-19. (Bola.com/Asprilla Dwi Adha)

Bima ternyata memantau partai uji tanding Jepang U-19 melawan Cilegon United. Ada beberapa pelajaran yang dapat diambilnya untuk mengantisipasi calon lawan timnya itu.

"Melihat Jepang U-19, mereka melakukan high press bagaimana mempersulit pemain belakang melakukan build up," tutur Bima.

"Mereka juga memainkan pressing ketat, terutama di lini tengah, juga bermain kolektif," imbuh arsitek berusia 42 tahun ini.

Tantangan

Melawan Jepang U-19 bukan menjadi ujian berat untuk Bima. Justru, mantan asisten pelatih Persiba Balikpapan ini menyebut sebagai sebuah tantangan untuk menaklukkan raksasa Asia tersebut.

"Ini tantangan untuk saya. Saya menyukai tantangan. Kita akan semaksimal mungkin. Ini jadi pengalaman kita," ujar Bima.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya