Orang Tua Terpaksa Puasa Agar Romelu Lukaku Bisa Makan Malam

Striker Inter Milan, Romelu Lukaku, mengalami kehidupan yang serba sulit semasa kecil.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 12 Okt 2020, 16:30 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2020, 16:30 WIB
Pesona Romelu Lukaku
Romelu Lukaku kembali bersinar di musim 2019-2020. Lukaku seperti terlahir kembali di Inter Milan setelah tampil melempem di Premier League bersama Manchester United. (AP/Antonio Calanni)

Liputan6.com, Jakarta Striker Inter Milan, Romelu Lukaku, bercerita mengenai pengalaman pahit yang pernah dialami keluarganya. Eks pemain Manchester United (MU) itu mengaku hidup susah saat masih kecil.

Lukaku seperti dilansir Marca, mengaku berasal dari keluarga kurang mampu. Bahkan saking miskinnya, orangtuanya terkadang harus puasa agar anak-anaknya bisa makan.

Ayahnya merupakan mantan pesepak bola profesional di Belgia. Namun saat kariernya terhenti, kondisi keluarganya semakin tidak stabil. Perjuangan semakin berat karena ibunya juga menderita diabetes.

"Ketika ayahku berhenti jadi pesepak bola profesional, usiaku masih enak tahun dan ibuku menderita diabetes," ujar Lukaku kepada La Gazzetta della Sport.

"Kami melewati beberapa tahun yang berat. Ibuku tak punya uang jadi dia harus bekerja di restoran. Saya dan abangku akan menemuinya setelah pertandingan," kata Lukaku.

"Orang tuaku tidak akan makan malam agar saya dan abangku bisa makan," bebernya.

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini

Didik untuk Disiplin

Bantai Shakhtar Donetsk, Inter Milan Tantang Sevilla di Final Liga Europa
Striker Inter Milan, Romelu Lukaku, melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Shakhtar Donetsk pada laga semifinal Liga Europa di Merkur Spiel-Arena, Selasa (18/8/2020). Inter Milan menang dengan skor 5-0. (Sascha Steinbach, Pool via AP)

Meski kehidupan cukup berat, orang tua Lukaku selalu memperhatikan anak-anaknya. Lukaku mengaku didik untuk disiplin oleh ayahnya. Begitu juga dengan ibunya yang selalu menyayanginya. 

"Setiap hari dia mengajariku tentang mental disiplin yang benar, baik di lapangan maupun di kehidupan sehari-hari," kata Lukaku.

"Dia mengajariku untuk menghargai setiap orang, menyapa dan melihat orang tepat di matanya. Itu hal yang simpel, tapi itu selalu membantuku setiap hari," beber Lukaku.

 

Mimpi Jadi Kenyataan

Romelu Lukaku dan 5 Pembelian Termahal dalam Sejarah Inter Milan
Romelu Lukaku (65 juta euro) - Lukaku didatangkan Inter Milan dari Manchester United pada Agustus 2019 lalu dengan mahar 65 juta euro dan tambahan 10 juta euro, sehingg total menjadi 75 juta euro. (AFP/Miguel Medina)

Pada 13 Mei 2009, Lukaku bergabung dengan klub Belgia, Anderlecht. Saat itu usianya baru 16 tahun. Bagi Lukaku, itu seperti mimpi yang jadi kenyataan sebab sejak kecil dia adalah pendukung Anderlecht.

"Dia (ayah) punya video gol-golnya dan salah satunya yang selalu tertanam di otakku yakni gol ke gawang Anderlecht karena bagaimana mungkin dia mencetak gol ke gawang tim favoritku di Belgia." 

Lukaku saat ini bermain untuk Inter Milan. Sejak memperkuat Inter Milan, Lukaku telah mencetak 34 gol di semua kompetisi dan mengantar Nerazzurri finis sebagai runner up Serie A dan Europa League musim lalu. Sementara musim ini, Lukaku telah mencetak 3 gol dalam 3 pertandingan.

 

Selebrasi Lukaku

Meski telah menjelma menjadi pesepak bola papan atas, Lukaku tidak melupakan masa lalunya. Dia juga mengaku sangat menghormati ibunya dan selalu mengingatnya saat mencetak gol. 

"Aku membuat tanda 'A' untuk mempersembahkannya pada ibuku, Adolphine, karena tanpanya aku tidak akan menjadi diriku yang sekarang ini," beber Lukaku soal selebrasi gol yang dibuatnya. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya