Profil Tim Piala Eropa 2024: Misi Swiss Perbaiki Rapor

Saat sorotan tertuju pada Piala Eropa 2024, salah satu tim yang menjadi pusat perhatian adalah Swiss. Dikenal dengan julukan Nati Rossocrociati, Swiss akan memasuki panggung ini untuk partisipasi keenam dengan mencatat hasil terbaik pada 2020 dengan mencapai perempat final.

oleh Rossa Izza Amalia diperbarui 04 Mei 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2024, 12:00 WIB
Piala Dunia 2022 Portugal vs Swiss
Bek Portugal Ruben Dias ditantang oleh penyerang Swiss Breel Embolo dalam laga 16 besar Piala Dunia 2022 di Stadion Lusail Iconic, Rabu (7/12/2022) dini hari WIB. Timnas Portugal sukses membungkam Timnas Swiss dengan skor 6-1. (AP Photo/Manu Fernandez)

Liputan6.com, Jakarta - Saat sorotan tertuju pada Piala Eropa 2024, salah satu tim yang menjadi pusat perhatian adalah Swiss. Dikenal dengan julukan Nati Rossocrociati, Swiss akan memasuki panggung ini untuk partisipasi keenam dengan mencatat hasil terbaik pada 2020 dengan mencapai perempat final.

Swiss masuk Grup A bersama Jerman, Skotlandia, dan Hungaria. Persaingan keempat tim menjanjikan serangkaian pertandingan yang sarat dengan tekanan dan tantangan.

Di laga pembuka grup Euro 2024, Swiss bakal menghadapi Hungaria di Cologne Stadium, Sabtu (15/6/2024) mendatang. Laga itu akan menjadi ujian awal bagi ambisi mereka di turnamen ini.

Sejarah perjalanan Timnas Swiss di Piala Eropa memiliki beragam catatan. Pada tiga partisipasi awal (1996, 2004, 2008), Swiss gagal bicara banyak dan hanya jadi penggembira karena langsung kandas di grup.

Meski demikian, mereka menunjukkan peningkatan dengan mencapai babak 16 besar pada tahun 2016. La Nati terus memperbaiki rapor di Piala Eropa 2020 dengan menembus hingga babak 8 besar. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pemain Kunci Swiss: Granit Xhaka

Foto: 5 Eks Pemain Premier League dalam Skuad Bayer Leverkusen Musim 2023/2024, Termasuk Pemain Buangan MU dan Arsenal
Eks andalan Arsenal, Granit Xhaka juga didatangkan Bayer Leverkusen pada awal musim 2023/2024 dengan nilai transfer 15 juta euro. Jadi pilihan utama pelatih Xabi Alonso, Granit Xhaka hingga kini telah tampil dalam 28 laga di semua kompetisi. (AFP/Ina Fassbender)

Granit Xhaka sedang menjalani musim mengesankan bersama Bayern Leverkusen. Sebelumnya kala memperkuat Arsenal, dia dikenal dengan rekor disiplin buruk karena terlalu sering masuk buku catatan wasit.

Xhaka bahkan sempat terlibat perseteruan dengan suporter sendiri pada pertandingan melawan Crystal Palace, Oktober 2019. Namun, Xhaka kini lebih tenang seiring bertambahnya usia.

Pada panggung internasional, Xhaka telah bermain untuk tim muda Swiss pada tingkat U-17. Dia berpartisipasi dalam Piala Dunia U-17 pada tahun 2009 di Nigeria. Tim Swiss berhasil memenangkan Piala Dunia tersebut. 

Xhaka melakukan debut untuk timnas senior melawan Inggris pada kualifikasi UEFA Euro 2012 di Stadion Wembley, 4 Juni 2011. Pada November 2011, dalam penampilan internasional keenamnya, dia mencetak gol internasional perdana dalam kemenangan tandang 1–0 melawan Luksemburg.

Selama aktif bermain, dia tidak pernah absen dari skuad Swiss pada turnamen besar. Termasuk di antaranya Piala Eropa 2020 dan Piala Dunia 2022.


Pelatih Swiss: Murat Yakin

Murat Yakin, Timnas Swiss
Pelatih Timnas Swiss, Murat Yakin. (AFP/Fabrice Coffrini)

Murat Yakin mengawali kariernya sebagai seorang pemain sepak bola profesional pada 1992. Yakin yang saat itu masih berusia 18 tahun resmi bergabung dengan klub lokal, Grasshopper.

Ia pun sukses membawa timnya juara Liga Super Swiss dua kali berturut-turut. Penampilan apiknya membuat kariernya kian meroket. VfB Stuttgart pun mendatangkannya pada 1997. Hanya selang setahun, ia dipinang oleh klub raksasa Turki, Fenerbahce. Sayangnya, Yakin tidak mampu tampil optimal di klub tersebut dan hengkang ke FC Basel pada 2000. 

Yakin sempat dipinjamkan ke FC Kaiserslautern selama satu musim hingga 2001. Sekembalinya ke FC Basel, ia mulai dimainkan secara reguler dan berkontribusi mengantarkan timnya menjuarai Liga Super Swiss tiga kali berturut-turut. Pada usia 32 tahun, ia memutuskan pensiun dari profesinya sebagai atlet.

Yakin ditunjuk sebagai pelatih timnas Swiss mulai Agustus 2021. Dia menjadi sosok penting dibalik kesuksesan Swiss melaju ke Piala Dunia 2022 di Qatar. Yakin mampu membawa Swiss menjadi tim tak terkalahkan di kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa dengan koleksi 18 poin hasil lima kemenangan dan tiga hasil imbang.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya