Cek Fakta: Tidak Benar BMKG Sebut Ada Keretakan Akibat Gempa di Perairan Keurea Sulteng

Beredar kabar tentang adanya retakan di Perairan Keurea, Sulawesi Tengah. Benarkah?

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 23 Jun 2020, 15:43 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2020, 15:42 WIB
Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang terjadinya retakan di perairan Keurea, Morowali, Sulawesi Tengah beredar di media sosial dan aplikasi percakapan. Kabar ini beredar lewat pesan berantai di aplikasi percakapan WhatsApp pada Senin 22 Juni 2020.

Pesan tersebut berisi peringatan tentang adanya keretakan di perairan Keurea. Pesan itu juga diklaim berasal dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Berikut isinya:

"Sekedar informasi kiriman dari teman BMKG terjadi keretakan pada perairan Keurea," demikian isi dari pesan tersebut.

Retakan tersebut diklaim berasal dari gempa yang terjadi di Morowali, Sulteng pada 16 Juni 2020 lalu.

 

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim retakan di perairan Keurea, Morowali, Sulawesi Tengah. Penelusuran dilakukan dengan menghubungi Kepala Pusat Gempa dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rahmat Triyono.

Rahmat Triyono menegaskan, pihaknya tidak pernah mengeluarkan pernyataan tersebut.

"BMKG tidak mengeluarkan statement itu," kata Rahmat kepada Liputan6.com, Senin (22/6/2020).

Rahmat menyebut bahwa informasi tersebut adalah hoaks. "Itu hoaks," ucap dia.

Klaim yang diunggah juga menyertakan foto satelit perairan Keurea, Morowali, Sulawesi Tengah. 

 

Kesimpulan Klaim

Pesan berantai yang berisi klaim terjadi retakan di perairan Keurea, Morowali, Sulawesi Tengah ternyata tidak benar. BMKG memastikan bahwa informasi tersebut hoaks.

Banner hoaks
Banner hoaks

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya