Antisipasi Hoaks Seputar Nyamuk Wolbachia, Kemenkes Fokus Sosialisasi dan Edukasi

Kementerian Kesehatan tegaskan telah mengambil langkah antisipasi untuk menekan penyebaran hoaks nyamuk wolbachia.

oleh Alifah Budihasanah diperbarui 25 Apr 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2024, 17:00 WIB
Ilustrasi demam berdarah dengue (DBD)
Ilustrasi demam berdarah dengue (DBD). (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan tegaskan telah mengambil langkah antisipasi untuk menekan penyebaran hoaks nyamuk wolbachia. Bentuk antisipasi yang telah dilakukan sejauh ini adalah melalui sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat secara konsisten dengan berbagai media.

Adanya media sosial dan penyebaran hoaks yang begitu masif tentang nyamuk wolbachia menjadi tantangan yang besar bagi pemerintah, khususnya Kemenkes dalam melakukan upaya pencegahan ini. Terlebih, hoaks seputar kesehatan juga berada di urutan yang tinggi dibanding jenis hoaks lainnya.

“Teman-teman tentunya bisa merujuk ya, kembali lagi, kalau kita bicara bagaimana supaya kita bisa mengenali hoaks. Kita tentunya sebagai masyarakat mengakses informasi-informasi yang betul-betul kita bisa percaya,” tutur Kabiro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Siti Nadia Tarmizi dalam acara Virtual Class Liputan6.com bertajuk, “Dijadikan Hoaks Senjata Pembunuh Manusia, Yuk Kenali Nyamuk Wolbachia” yang digelar Rabu (24/4/2024).

Siti menekankan bahwa Kementerian Kesehatan telah memberikan berbagai informasi termasuk evidence-based yang diunggah di media sosial dan berbagai media massa sehingga dapat menjadi rujukan masyarakat untuk memperoleh informasi yang valid.

“Kebutuhan untuk upaya penanganan demam berdarah ini tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja, harus peran serta dari masyarakat. Maka dari itu, kita menunda dulu untuk melepaskan nyamuk tadi, kita diskusi dulu dengan masyarakat, lakukan sosialisasi, memberikan pemahaman supaya mereka tidak ragu,” kata Siti.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya