Citizen6, Jakarta Kretek merupakan jenis rokok yang menggunakan tembakau kering alami dan cengkeh, sehingga pada saat dihisap akan terdengar suara "kretek..kretek..". Berbeda dari rokok putih yang sama sekali tidak menggunakan cengkeh, kretek justru memberi kenikmatan dari saus cengkeh yang terkandung didalamnya.
Kretek diawal mula ditemukan menurut beragam cerita adalah oleh Haji Djamari sekitar abad ke 19. Kala itu Haji Djamari, penduduk asli Kudus ini merasa sakit di bagian dada. Lalu dia pun mencoba mengoleskan minyak cengkeh yang kemudian membuat rasa sakitnya mereda. Kemudian Djamari mencoba bereksperimen dengan cengkeh lalu digabung dengan tembakau, dilinting untuk kemudian dibakar menjadi rokok.
Setelah rutin mengisap rokok kretek ini, sakit dada yang seringkali diderita Haji Djamari mulai sembuh. Dia pun mengabarkan penemuannya ini pada kerabat-kerabatnya. Alhasil, 'rokok obat' ini menjadi trend terutama di kalangan kaum Adam dan permintaan rokok kretek ini semakin meningkat. Rokok kretek alami ini dahulu menggunakan daun jagung kering sebagai pembungkus yang disebut dengan klobot.
Advertisement
Lain halnya jika menggunakan daun aren, maka disebut Kawung. Kretek yang menggunakan daun tembakau dinamakan cerutu. Sedangkan jika bahan pembungkusnya berupa kertas maka disebut sigaret. Industri rokok kretek pertama kali dirintis oleh Nitisemito dengan merk dagang 'Tjap Bal Tiga' dengan jumlah pekerja lebih dari 10.000 orang di Kudus.
Seiring berjalan waktu dan persaingan yang semakin ketat, Tjap Bal Tiga milik Nitisemito tidak mampu bersaing dengan 12 pabrik rokok besar lainnya. Kini, industri rokok semakin dilematik diantara argumen kesehatan dan jutaan masyarakat yang hidup dari industri rokok baik sebagai petani tembakau ataupun buruh pabrik rokok.